Bab 14- Merebut?

619 71 1
                                    

Setelah meninggalkan Agatha di dalam UKS untuk beristirahat. Dinda kini berada di halaman Sekolah, bersama dengan Bara.

"Emang kenapa sih lo tiba-tiba gak mau pulang bareng gue? Kan kita berangkatnya tadi bareng," ucap Bara, dengan menatap Dinda yang hanya menatapnya datar.

"Gue mau pulang sama Sasa pake mobil gue," balas Dinda.

Bara mengerutkan keningnya kala mendengar ucapan Dinda, bukankah Dinda tadi berangkat bersama dengan dirinya? Lantas kenapa tiba-tiba ingin pergi mengunakan kendaraan miliknya sendiri?

"Lo kan tadi bareng gue ke sini. Terus kok lo mau pulang pake mobil? Mobil siapa emang?" tanya Bara dengan bersedakap dada.

"Ya gue lah. Gue udah ngabarin supir gue buat ke sini bawa mobil," balas Dinda.

"Repot, mending lo pulang sama gue." Bara berjalan pelan dan mendudukan dirinya disebuah bangku panjang.

"Heh, kalo lo hari ini gak jemput gue, gue tadi berangkat sama Sasa. Dan Sasa gak mungkin berangkat sama Dika." Dinda menatap tajam Bara, yang mana dibalas hanya dengan senyuman.

"Jadi cewek yang lo suka itu dia? Cantik juga, tapi masih lebih cantik lagi lo sih," ucap Bara, dengan tersenyum manis.

Dinda yang melihat senyuman Bara lantas menunjukan wajah jijiknya.

"Gak usah senyum lo. Lo tuh kalo senyum serem. Dan ya dia orang yang gue suka, kalo lo sampe ngerebut dia dari gue. Awas lo." Dinda menunjuk Bara.

"Bukan gue yang rebut dia dari lo. Tapi gue yang ngerebut lo dari dia," ucap Bara, dengan berdiri dan menatap Dinda dengan lembut.

"Suatu saat, gue bakal dapetin lo Din gue yakin," ucapnya dengan lembut. Bahkan Dinda yang mendengar ucapan Bara menutup matanya dan menikmati suara lembut dari laki-laki yang ada di hadapannya ini.

Bara yang melihat Dinda menutup matanya tersenyum. Bara harus bisa membuat Dinda menjadi miliknya.

"Ciee yang nutup mata, suara gue candu ya?" ledek Bara, membuat Dinda segera membuka matanya dan memukul Bara dengan pelan.

"Bukan candu, tapi najis," ucap Dinda dengan meninggalkan Bara sendiri yang tertawa mendengar ucapan Dinda.

Baru beberapa langkah Dinda berjalan, lagkahnya harus terhenti kala ponselnya bergetar. Dinda membuka ponsel miliknya dan melihat kontak Agatha.

Ah ternyata Zora yang mengiriminya pesan untuk mengantarkan tas Agatha dan dirinya saat pulang sekolah.

Setelah membacanya, Dinda kembali berjalan menuju kelas kala bel sudah berbunyi. Sesampainya di dalam kelas Dinda dapat melihat jika Sasa tengah membaca buku.

"Abis dari mana lo? Keluar UKS kok malah ngilang?" tanya Sasa saat melihat Dinda duduk di bangkunya.

"Gak kemana mana kok, gue ke kamar mandi tadi," balas Dinda.

"Ke kamar mandi nyampe 1 jam? Abis ngapain lo di kamar mandi?" tanya Sasa, dengan memicingkan matanya. Menatap Dinda dengan curiga.

"Singkirin pikiran kotor lo itu Micin, gue gak abis ngapa-ngapain di kamar mandi. Selesai dari kamar mandi gue pergi nemuin Bara," balas Dinda, ayolah itu benar adanya. Dinda memang awalnya pergi ke kamar mandi, terlebih dahulu. Baru setelah itu menemui Bara.

"Bara cowok lo itu? Oke," ucap Sasa, dengan kembali fokus membaca buku.

Dinda merasa bingung dengan Sasa sekarang. Ada apa dengan Sasa? Kenapa tiba-tiba sedikit cuek?

Saat tengah berkutat dengan pikirannya, tiba-tiba saja seorang guru datang dan mulai menjelaskan materi.

Jam telah menunjukan pukul 15:30, yang menandakan bahwa sekarang sudah waktunya untuk pulang ke rumah. Dinda membereskan buku-bukunya serta mengambil tas milik Agatha sebelum ia keluar dengan cepat dan menggenggam tangan Sasa.

DISA (DINDA&SASA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang