Happy reading
14 Januari 2024
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Mungkin pagi ini akan tetap menjadi pagi yang sangat ramai bagi kehidupan keluarga Malfoy.
Hadirnya 3 malaikat kecil yang kini menguasai rumah Malfoy yang cukup megah sungguh membuat setiap harinya sangat berwarna.
"Albus! Berikan dasi itu! Itu milikku!"
"Aku pinjam dulu! Hahahaha"
Anak laki-laki berambut hitam itu berlari keluar dari kamar sang adik, di tangan kanannya yang menjunjung tinggi dasi berwarna hijau silver. Dengan tawa yang menggema dia membawa dasi itu menuju kamarnya di sebelah membuat keributan di pagi hari ini dengan sang adik laki-lakinya.
Dari kejauhan seorang laki-laki berambut pirang dengan kacamata bulat yang bertengger di batang hidungnya itu mengejarnya, dengan tatapan datar dan aura Alpha yang sangat pekat berhasil membuat sang Papa terkejut dilantai bawah.
'BRAAAKK!'
Harry menoleh ke lantai 2 rumahnya saat terdengar suara bantingan pintu kamar milik Albus, kemudian menghela nafas pasrah. Sudah tidak aneh lagi baginya jika kedua anak kembarnya itu bertengkar hampir setiap hari karena masalah kecil ataupun kejahilan Albus pada Scorpius.
"Papa, hari ini aku mau bawa coklat ya?"
Pandangan Harry langsung teralihkan pada sosok anak perempuan yang sudah memakai seragam hitam putih yang melekat rapi pada tubuhnya, ini hari pertama anak itu masuk sekolah karena sekarang usianya sudah mencapai 11 tahun.
Harry tersenyum sambil mengusap rambut ash blonde yang benar-benar perpaduan rambut Harry dan suaminya Draco. "Boleh... Tapi boleh papa minta tolong sama Leona? Tolong panggil kakak-kakak kamu buat sarapan ya"
Gadis kecil bernama Leona itu tersenyum menampilkan gigi putihnya dengan pose hormat, dan menyetujui permintaan papanya sebelum berlari menuju lantai dua untuk memanggil kedua kakaknya. "Ayay Kapten!"
Sementara itu, di lantai dua kamar Albus terlihat cukup mencekam dengan Pheromone Kopi yang mengular di sekitarnya karena amarah dari Scorpius.
Ini memang bukan pertama kalinya dia kesal terhadap tingkah laku kakaknya yang selalu menjahilinya setiap saat, namun untuk kali ini Scorpius mungkin tak akan lagi menahan amarahnya, dia sudah cukup lelah untuk bersikap seolah tak peduli dengan tingkah Albus yang kadang keterlaluan.
"Berikan! Dasi itu milikku!" Geram Scorpius, tatapan mata yang tajam dan Pheromone Kopi itu semakin menguat.
Albus tidak bodoh menyadari bahwa adiknya sedang marah, bahkan dia ikut merasakan sesak pada penciumannya karena Pheromone itu, karena Albus memang seorang omega.
Meski begitu, Albus berusaha menyadarkan dirinya dan tersenyum miring. "Kau mau ini? Coba saja tangkap aku!"
Keduanya berlarian di ruang kamar Albus, saling mengejar memperebutkan Dasi Hijau kebanggaan Slytherin, hingga akhirnya Albus berhenti di sudut kamar belakang pintu dengan Scorpius yang mengukung tubuh yang lebih pendek darinya itu, tatapan tajam serta Pheromone laki-laki itu dengan cepat memasuki tubuh Albus hingga membuatnya tak dapat lagi bergerak.
Scorpius tersenyum jahil memandangi wajah memerah kakaknya, dengan tiba-tiba dia mendekatkan wajahnya pada Albus hingga hanya berjarak 2cm antara hidung keduanya.
"Kau takut Albus?" Ucap Scorpius saat melihat mata berwarna hijau itu terpejam erat, tangannya menelusuri tangan Albus yang memegang dasi Hijau itu di belakang tubuhnya dan berhasil merebut dasi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Destiny - Scorpius x Albus (END)
FanfictionSebuah ikatan takdir yang salah, mengharuskan Scorpius untuk menghapus rasa cinta kepada kakaknya sendiri Albus untuk mempertahankan keutuhan keluarga Malfoy. meski Scorpius dan Albus memang saling mencintai. "Ayah tidak akan setuju dengan hubungan...