Happy reading
4 February 2024
.
.
.
.
.
.Suasana panas bercampur kabut nafsu dan Pheromone antara cotton candy dan coffee itu menyatu, menyebar di ruangan bernuansa hitam- hijau pastel.
Dua anak laki-laki bersaudara itu terus melakukannya, pakaian bagian atas keduanya tergeletak di lantai marmer putih.
Bibir merah bulat itu sungguh menjadi candu bagi Scorpius, dia ingin terus melumat bibir itu, menciumnya hingga hari esok.
Perlahan Albus membuka matanya, menatap adik kembarnya yang kini menopang tubuh di atasnya dengan tatapan sayu.
Adik sekaligus mate dari Albus itu merasakan sesuatu yang membuat hatinya sakit. Tatapan sayu dari Albus sangat terlihat jelas sebagai sebuah kesedihan.
"Al... " Bisik Scorpius, jarinya mengelus pipi bulat itu pelan.
Obat suppressant itu perlahan bekerja, hingga tanpa sadar Albus meneteskan air mata dan menarik kembali teguk Scorpius untuk kembali menciumnya.
Albus maupun Scorpius tau jika apa yang mereka lakukan itu salah, mereka satu darah tidak seharusnya melakukan ini, karena akan mengundang kemarahan Moon Goddess. Namun tak ada yang bisa menghapus dan memutus tali takdir, mereka harus tetap menjalaninya, hingga salah satunya harus menyerah.
"SCORPIUS! KELUAR!"
BRAAK! BRAK! BRAK!
Pintu kamar itu terus di gedor dengan brutal dari luar, di sertai tangisan seorang perempuan dan sahutan orang-orang yang menyuruh perempuan itu untuk tenang.
Albus mencengkram bahu Scorpius dengan tangan bergetar, ciuman manis itu kini harus bercampur dengan air mata dan sakit dari hati keduanya. Dia tak ingin adiknya pergi, dia tak ingin Scorpius meninggalkannya.
Scorpius merasakan itu semua, sakit pada bahunya bukanlah apa-apa karena kini hatinya lebih sakit harus memaksa melepaskan Albus demi melindunginya.
Ciuman itu terlepas, dengan cepat Scorpius memasang bajunya kembali dan merapatkan mantra pelindung di sekitar kamar Albus, dia tak ingin ada seseorang yang membuat Kakaknya harus terluka.
Perasaan sakit itu semakin menjalar kala Scorpius meninggalkan Albus begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Haruskah Albus menyalahkan takdir yang Moon Goddess berikan padanya dan Scorpius?
Baru saja Scorpius membuka pintu dan menginjakan kedua kakinya keluar, tamparan keras dia dapatkan.
Perempuan berambut hitam berkilau itu menatapnya dengan sakit, melihat sang kekasih keluar dengan keadaan berantakan dan tercium Pheromone yang bercampur antara Cotton candy dan Coffee pada tubuhnya, sungguh membuatnya menangis sejadi-jadinya sekarang.
"Apa kau gila Scorpius?! Membawa seorang Omega yang sedang Heat kedalam kamarmu?!" Bentak perempuan itu kesal, keadaannya sangat kacau terlihat dari wajahnya yang menatap sang kekasih frustasi. "Apalagi dia adalah kakakmu sendiri! DIA KAKAKMU SENDIRI SCORPY!"
Semua penghuni asrama Slytherin yang melihat keduanya bertengkar hanya bisa terdiam, mereka tak ingin ikut campur urusan keduanya.
Mereka hanya akan berjaga-jaga jika pertengkaran ini tidak akan di ketahui oleh profesor Zabini agar tak membuat keributan yang berlebihan hingga berkurangnya poin asrama.
Scorpius hanya diam, matanya terpejam erat. Dia tau ini salahnya, orang gila mana yang akan menodai tubuh kakaknya sendiri? Yap benar dialah Scorpius.
Cathrine menangis kencang, kepalan tangannya terus memukul dada kekasihnya yang hanya menunduk tanpa menjawab pertanyaannya. "aku kekasihmu scopy..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Destiny - Scorpius x Albus (END)
Fiksi PenggemarSebuah ikatan takdir yang salah, mengharuskan Scorpius untuk menghapus rasa cinta kepada kakaknya sendiri Albus untuk mempertahankan keutuhan keluarga Malfoy. meski Scorpius dan Albus memang saling mencintai. "Ayah tidak akan setuju dengan hubungan...