Happy reading
21 Januari 2024
.
.
.
.
.
.Hari pertama masuk setelah liburan musim panas. Anak-anak berusia 11 tahun itu berjalan ke altar Hogwarts yang di sambut oleh semua murid Hogwarts yang lama.
Banyak hal yang Albus rindukan, rasanya baru kemarin dia memasuki Hogwarts namun nyatanya ini sudah tahun ke 5 dan hari ini giliran adik perempuannya yang berdiri menghadap topi seleksi itu.
"Leona Potter Malfoy, Slytherin!"
Semua orang bersorak gembira, keturunan terakhir dari Malfoy- sang gadis cantik itu tersenyum tipis menyadari bahwa dia berhasil mengikuti jejak kakak kembarnya memasuki asrama Slytherin. Kakinya berjalan dengan angkuh menuju meja Slytherin yang sudah ramai oleh sambutan dari para penghuninya.
Leona memang memiliki sifat yang bisa mengimbangi, dia terlihat ceria namun sangat menjaga kesopanan dan tingkah laku yang di junjung oleh keluarga Malfoy, yang membuatnya kadang terlihat seperti orang yang sangat angkuh.
Setelah melihat adik perempuannya duduk bersama teman-teman barunya, pandangan Albus mengedar mencari seseorang yang beberapa hari lalu mencium bibirnya dengan tidak sengaja.
Itu dia, Pria dengan rambut pirang dan kacamata bulat yang sama seperti ia pakai- kini tengah tertawa bersama teman teman nya yang lain tak jauh dari tempatnya duduk, namun yang berbeda dari itu dia duduk bersama seorang perempuan cantik dengan rambut hitam di gerai yang tertawa sambil memeluk lengan adik kembarnya.
'Katrine Greengrass Smith'
Omega Perempuan cantik yang memiliki rambut hitam bergelombang itu memang kekasih dari adiknya sejak tahun lalu, banyak hal yang Albus lewatkan selama mereka berdua menjalin hubungan itu disertai rasa sakit yang amat dalam dihatinya setiap melihat keduanya bersama.
"Pasti hatimu sakit kan?"
Albus menoleh ke samping kanan, ternyata itu adalah Mikhaela Parkinson teman asramanya yang seorang Beta. Albus hanya menggelengkan kepalanya, berusaha sebisa mungkin menahan sakit dari dalam dadanya.
"Aku baik-baik saja" ucap Albus sambil tersenyum menguatkan dirinya, lalu bangkit dari duduknya merasa tak nyaman dengan tenggorokannya.
Namun sebelum Albus melangkahkan kakinya, Mikhaela dengan cepat meraih pergelangan tangan sahabatnya dengan tatapan sendu. "Biar aku temani, tolong jangan menolak"
Albus hanya mengangguk dan membiarkan gadis itu berjalan mengikutinya dari belakang.
Mikhaela menyadari sesuatu, Scorpius menatap mereka keluar dari Great Hall.
________________________
"Uhuk! Uhuk! Uhuk!"
Suara batuk yang terdengar menyakitkan menggema di toilet umum asrama Slytherin, hanya berdua karena teman-temannya yang lain memang belum kembali saat makan malam.
Mikhaela menatapnya dengan sakit, dia tau betapa beratnya Albus yang harus merasakan ini semua siksaan takdir sejak dia mengetahui jika Adik kembarnya lah yang menjadi matenya.
Ceceran darah terlihat jelas di wastafel putih itu, pandangan Albus tertuju pada dirinya yang menatap cermin, bibirnya sudah di penuhi darah dengan pucat pasi.
Siksaan apalagi yang harus dia terima dari takdir ini?!
Tapi bagaimanapun hukum Moon Goddess tetap berjalan, jika mate para hambanya terlahir dari lahir yang sama akan banyak pantangan yang harus keduanya hadapi. Namun kenapa hanya dia yang tersiksa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Destiny - Scorpius x Albus (END)
FanficSebuah ikatan takdir yang salah, mengharuskan Scorpius untuk menghapus rasa cinta kepada kakaknya sendiri Albus untuk mempertahankan keutuhan keluarga Malfoy. meski Scorpius dan Albus memang saling mencintai. "Ayah tidak akan setuju dengan hubungan...