PROLOG

32 5 2
                                    

¹⁸⁰
Happy Reading

🦋

DUGH!

"Aduh!" Asha meringis kesakitan lantaran motornya hampir saja terpeleset masuk ke dalam bandar.

Gadis berusia sembilan belas tahun itu menoleh ke belakang, dilihatnya ada seorang laki-laki yang turun dari mobil berwarna hitam pekat. Mobil itu yang baru saja menyenggol motornya.

"Lo—"

"Maaf, kamu tidak apa-apa?" tanya laki-laki berpeci hitam tersebut dengan suara sopan dan lembut.

Namun, Asha tidak terpengaruh dengan penampilannya, gadis itu tetap menatapnya dengan ganas. "Nggak apa-apa mata lo! Untung aja gue nggak sampai jatuh, coba aja kalau sampai lecet dikit aja, gue tendang lo ke samudra!"

Karena sadar ia salah, laki-laki itu pun hanya bisa menunduk merasa bersalah. "Sekali lagi saya minta maaf, Mbak, ta—"

"Enak aja lo manggil gue mbak-mbak, gue ini masih muda!"

Sabar, untung laki-laki itu mempunyai batas kesabaran yang luar biasa. "Oh, maaf, nama kamu siapa?"

"Ngapain lo nanya nama gue? Naksir?"

"Astagfirullah, tidak. Ya sudah, tidak jadi." Laki-laki itu tidak mau memperpanjang masalah, ia juga sangat takut salah berbicara lagi.

Asha melirik dengan teliti, laki-laki itu sedang merogoh sakunya mengeluarkan sebuah dompet. Apakah laki-laki itu mau memamerkan isi dompetnya yang tebal itu?

"Mas, sa—"

"Ini saya kasih kartu nama saya, nanti kalau kamu merasa ada kerugian atas masalah ini, kamu bisa hubungi saya, saya pasti akan tanggung jawab," ucap laki-laki tersebut sambil menyerahkan sebuah kartu kecil.

Asha merasa sangat malu sekali, ternyata pikiran buruknya salah. Asha pun menerima kartu tersebut karena penasaran. "Tapi ini nggak palsu, kan?"

"Tidak, saya bisa jamin itu asli."

"Apa jaminannya?"

"Kamu bisa laporkan saya ke pihak yang berwajib kalau saya memang benar bohong sama kamu."

Asha mengangguk mengerti. "Oke, ya udah sana lo pergi, urusan kita udah selesai."

"Kamu bisa pergi dulu, baru habis itu saya pergi."

Asha berdecak kesal. "Ribet amat, sih, lo! Pergi, ya, tinggal pergi aja, susah amat! Atau jangan-jangan lo mau ngikutin gue dari belakang?"

"Astagfirullah, saya bukan laki-laki seperti itu."

"Terserah, gue nggak percaya sama lo. Semua laki-laki itu otaknya kotor, dih!"

Selesai mengatakan kalimat itu, Asha langsung cus pergi dari sana meninggalkan laki-laki tadi.

Laki-laki tersebut menggeleng-geleng kepala tidak habis pikir. "Kecuali saya," gumamnya sambil terus menatap punggung kecil Asha yang semakin jauh.

🦋

HALO SEMUANYA I MISS U🧡🤍🤎!!

SUDAH LAMA SEKALI KITA TYDAK BERJUMPA!!

KALI INI AKU—SEBAGAI AUTHOR MEMBAWA CERITA BARU BUAT FOLLOWERS AKU!!

UNTUK CERITA INI TYDA ADA VISUAL DARI AKU, SOALNYA AKU GAK SEMPAT BUAT CARI VISUAL🙏🏻🙏🏻MAAFKEUN!!

KALAU RAMAI, NANTI SECEPATNYA BAKAL LANGSUNG AKU PUBLISH CHAP 1 NYA!!

JANGAN LUPA UTK FOLLOW AKUN AKU, YG GAK FOLLOW DILARANG BACA CERITA AKU, HEHE BERCANDA DOANG....

SEE YOU!! 💗🦋💐

180%Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang