¹⁸⁰ | 02

1 1 0
                                    

¹⁸⁰
Happy Reading

🦋

"Gila, gila.... Ramai banget, woi!" Anggun berdecak kagum. Memang wajar, sih, karena mereka tahu Chika anak tunggal dari keluarga yang terpandang dan tentunya kaya raya, tapi mereka tidak menyangka pestanya akan seramai ini.

Asha dan Anggun keluar dari mobil, lalu langsunh masuk ke dalam hotel yang lumayan terkenal di Jakarta. Namun, mereka tidak tahu harus melewati pintu mana karena di sini banyak sekali orang berlalu-lalang.

Tiba-tiba HP Asha berdering, buru-buru Asha mengambil ponselnya yang ada di dalam tas, ternyata yang menelepon Thoriq.

"Kenapa, Riq?"

"Kalian udah di mana? Acaranya udah dimulai, nih."

Asha menoleh kepada Anggun untuk memberitahukan bahwa yang menelepon dirinya adalah Thoriq. Anggun pun mengangguk paham.

"Udah di dalam hotel, sih, tapi nggak tau tempatnya di mana."

"Naik lift lantai 3, kalau nggak tau tanya aja sama petugas yang ada di sana."

"Oke, deh, on the way." Asha pun langsung mematikan panggilan telepon mereka.

"Gimana?" tanya Anggun.

"Lantai 3 katanya, kita naik lift aja."

Kedua gadis berbaju hitam putih tersebut langsung mencari lift untuk mereka naik ke lantai atas. Untung hotel ini menyediakan lift yang lumayan banyak, jadi mereka tidak perlu repot-repot untuk mengantri.

Setelah lift terbuka, mereka pun langsung keluar dan mencari-cari di mana letak pestanya berada. Tidak perlu waktu lama, ternyata pestanya ada di depan mata.

"Sumpah, ramai banget, sih, sesak gue lama-lama di sini, untung aja tempatnya oke," ujar Anggun bergaduh.

Saat mereka masuk ke dalam pesta, mereka langsung disuguhkan dengan keberadaan Thoriq dan teman-temannya. Ternyata Thoriq memang menunggu mereka dari tadi.

"Lama banget, sih, kalian," kata Thoriq. Malam ini Thoriq terlihat tampan sekali dengan berpakaian jas hitam, sangat rapi sekali.

Anggun menyenggol bahu Asha. "Nih, gue nunggu dia dari tadi, di jalannya lama banget."

"Nggak usah protes yang penting sampai," balas Asha. Masih untung ia mau membawa mobil dan menjemput Anggun ke rumahnya, jarang-jarang Asha berbaik hati seperti ini.

"Iya, deh, gue salah mulu," gumam Anggun sambil memutar bola matanya malas.

"Gue mau samperin Chika dulu," kata Asha hendak pergi, tapi keduluan ditahan sama Anggun.

"Gue ikut."

Asha tak menanggapi, ia sedang malas dengan Anggun yang tidak tahu terima kasih. Asha terus berjalan membelahi jalanan orang-orang yang sedang bercengkrama, di sini sangat ramai dan penuh sekali.

Di depan sana, Asha langsung menemukan keberadaan Chika. Kini Asha yang berdecak kagum, penampilan Chika malam ini sangat menarik dan begitu cantik memukau, tapi Asha tidak insecure.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

180%Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang