¹⁸⁰ | 01

11 2 0
                                    

¹⁸⁰
Happy Reading

🦋

Dua pasang sepatu sneakers berwarna full putih tersebut akhirnya kembali menapak setelah lama berdiam di ruangan ber-AC itu.

Tiga SKS baru saja Asha lewati, untung Asha bisa betah kali ini. Biasanya Asha langsung pura-pura sakit, izin, kepada Dosen karena tidak betah berlama-lama mengikuti mata kuliah itu.

Syaqeela Asha Nadhira, cukup panjang sekali namanya, tapi orang-orang terdekatnya malah mengambil nama bagian tengahnya. Asha juga suka dengan panggilan itu.

"Lo habis ini mau langsung pulang?" tanya Anggun—teman dekat Asha di kelasnya.

"Iya, kayaknya. Capek banget gue hari ini."

"Temenin gue ke kantin dulu, yuk! Mau beli kopi soalnya."

"Tumben lo minum kopi."

"Nggak apa-apa, lah, sekali-kali, lagian kopinya rasa susu juga."

Asha pun mengangguk setuju. Mereka berdua berbelok ke arah kanan langsung menuju ke kantin, kebetulan di setiap fakultas pasti disedikan kantin.

"Eh, itu ada Thoriq, samperin, yuk!" ajak Anggun saat melihat teman dekat mereka yang juga ternyata ada di sini.

Anggun menarik lengan Asha untuk mengikutinya ke meja Thoriq tadi. "Hai, Riq. Tumben sendirian aja, teman-teman lo pada ke mana?" tanya Anggun.

Tatapan Thoriq langsung tertuju ke arah gadis di samping Anggun—Asha. Perlu diketahui, Thoriq sudah sejak lama menyukai Asha, tapi sampai sekarang Thoriq tidak berani menyatakan perasaannya.

"E-eh, Hai. Nanti bentar lagi teman-teman gue nyusul katanya," jawab Thoriq.

Anggun mengangguk pelan. "Gue sama Asha boleh gabung?" Langsung dijawab anggukan kepala oleh Thoriq. "Makasih, Riq."

"Hai, Sa," sapa Thoriq kepada Asha. Asha hanya membalasnya dengan senyuman tipis. "Kalian ada undangan ultah Chika?"

"Ada, lo juga ada?"

"Iya, gimana kalau kita pergi bareng malam ini?" ajak Thorik sangat antusias.

"Ketemuan di lokasi aja nggak, sih, soalnya Asha mau bawa mobil sendiri katanya nanti gue pergi bareng Asha."

Thoriq mengangguk paham. "Oh, ya udah, ketemuan di lokasi aja, kebetulan gue juga mau pergi bareng teman-teman gue."

Jangan heran kenapa Thoriq sangat akrab dengan kedua gadis itu, pasalnya mereka sudah temenan sejak masih SMA dan ternyata mereka masih dipertemukan di perguruan tinggi. Namun, mereka berbeda jurusan. Asha dan Anggun mengambil jurusan hukum, sedangkan Thoriq jurusan teknik sipil.

"Kalian masih mau di sini? Gue nggak bisa lama-lama, nih, soalnya bentar lagi mau ada kelas," ujar Thoriq.

"Ya udah, nggak apa-apa lo pergi aja sana, kami masih mau nongkrong di sini," jawab Anggun.

"Oke, kalau gitu gue pergi dulu. Sampai jumpa nanti malam!"

🦋

Asha, bukan sembarang Asha. Walaupun penampilannya biasa saja, tapi ia merupakan anak tunggal kaya raya. Ayahnya mempunyai bisnis di mana-mana dan berbagai macam bisnis, sedangkan bundanya hanya menetap di rumah sebagai ibu rumah tangga. Walaupun begitu, uangnya mengalir terus setiap hari.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

180%Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang