Bab 5: Hantu!

168 13 3
                                    

Akhir-akhir ini Halkara sering bersikap aneh, atau begitulah setidaknya yang kami pikirkan. Sebenarnya sudah ada satu orang aneh, tapi yang itu tidak usah dipikirkan.

Kami semua berpikir bahwa Halkara akan meninggalkan kami, maka dari itu dia bersikap aneh.

Rimuru bilang untuk tidak terlalu memikirkan Halkara, tetapi tentu saja kami khawatir dengan keadaannya meskipun dia ini agak bloon.

Pada akhirnya kami melepaskan kepergian Halkara dan memutuskan untuk membuat sesuatu seperti perayaan.

"Kalian kayak keluarga yang habis kehilangan orang tersayang tau. ",  komentar Rimuru yang sedang lewat tadi. Entah kemana dia perginya.

Kami menunggu Halkara pulang dan memberi salam perpisahan tetapi..

" Duh, ada apa ini? Siapa yang mau pergi? "

"Loh, bukannya kamu mau pergi? "

"Saya tidak berniat demikian. "

"Bukannya mau pergi mencari tempat ke kota Nascute? "

"Saya berniat mencari lahan pabrik baru. "

"Eh? "

"Loh? "

.
.
.

Halkara sering pulang malam, mungkin dia benar-benar sibuk. Aku menyuruhnya untuk pulang sebelum petang namun tampaknya tidak bisa, dari pengakuannya di pabrik tersebut ada Hantu.

"Di pabrik saya ada hantu, orang² lokal jadi tidak mau bekerja di pabrik saya. Sulit sekali mencari karyawan.. ", jelas Halkara panjang lebar.

"Jadi itulah alasannya.. "

"Apakah hantunya hanya muncul di pabrik? ", Falfa bertanya.

" Dengan kata lain arwah terkekang. ", Ujar Shalsha.

" Secara ilmu pengetahuan hantu adalah arwah yang bebas, mungkin jenis hantu yang kakak sebutkan adalah arwah yang tidak bisa pergi dari tempat kematiannya. ", jelas Shalsha lagi.

" Bisakah guru mengusir hantu itu? "

"Aku sendiri tidak tahan sama yang seram-seram. ", jawabku. Itu kebenaran, aku ini penakut.

"Saya mohon! Kalau begini terus bisa-bisa hanya saya yang mengurus pabrik! ", Halkara berlutut di depanku.

" Benar juga... Baiklah aku akan ikut ke pabrik besok. ", kalau sudah kepalang begini aku mana bisa menolak..

" Akan tetapi, kalau bantuan kita mau ikut. ", tambahku.

" Bantuan? ", Halkara nampak heran. Tentu saja, kalau mau ketempat seperti itu lebih baik dengan bantuan!

Paginya...Kami memanggil Beelzebub, menjelaskan semua kepadanya. Dia terkejut, bukan karena hantu sih, tapi karena memanggilnya dengan alasan sepele.

Awalnya dia tidak mau sih, tapi pada akhirnya dia setuju setelah dibujuk dengan susah payah.

"Baiklah, antar daku ke pabrik. Daku akan menghabisi hantu tersebut. ", ucapnya.

"Ah, Hantu itu hanya muncul dimalam hari. Bisa tunggu sampai nanti malam? "

"kalau tahu begitu panggil daku nanti malam dong! "

"Aku pulang...Eh? "
.
.
.

Kota Nascute

"Dari suasananya saja sudah seram.. "

"Serius, kenapa aku jadi ikutan sih? "

Kami memasuki pabrik tersebut. Suasananya suram, tidak ada penerangan, pintu disini nampaknya sudah tidak dipoles menyebabkan nada 'krieet' ketika seseorang membukanya. Jelas, ini kayak tempat syuting film horror.

Rimuru x Slime Taoshite 300-nen [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang