panti asuhan

166 14 0
                                    

" Kak Biaann" Teriak bocah laki laki

" Hai ganteng" Bian berjongkok, menyamakan tingginya dengan bocah itu. Farel namanya.

" Kak Bian kok jadi jarang kesini sih" Ucap Farel cemberut.

" Maaf ya kakak sibuk, tugas sekolah kakak banyak terus. Jadi baru sempet sekarang kesini nya"

Farel menatap Regan dan Dion yang berada di belakang Bian.

"Kakak bawa makanan atau mainan? " Tanya Farel pada keduanya yang sedang menenteng kantong plastik.

"Dua duanya" Jawab Dion melebarkan senyumnya.

" Waahhhh beneran"

" Iya, mending sekarang kita masuk yu biar bisa cepet cepet main" Ucapan Regan langsung di turuti oleh ketiganya.

Ini bukan kali pertama untuk Bian, Regan dan Dion berkunjung ke panti asuhan. Setiap ada waktu luang atau Bian ingin berkunjung, Regan dan Dion akan senang hati menemaninya. Jika keadaan Bian baik baik saja.

" Bian, Regan, Dion " Panggil ibu panti

Bian, Regan dan Dion yang sedang membagikan makanan dan mainan kepada anak anak  langsung menoleh "ibu"

Ketiganya beranjak menghampiri ibu panti lalu mencium punggung tangan wanita yang sudah memasuki kepala lima.

" Kalian apa kabar " Tanya ibu panti pada ketiga laki laki yang sudah ia anggap seperti anak sendiri.

" Alhamdulillah baik ibu, ibu apa kabar? Maaf ya Bian baru bisa ke sini sekarang"

" Ibu juga baik. Gak papa ibu tau kok kalian pasti sibuk"

"Mau ibu buatkan minum"

"Gak usah ibu Bian mau main sama anak anak" Ujar Bian lalu berlari ke lapangan.

" Kita juga main dulu ya bu " Ucap Dion yang di balas anggukan oleh ibu panti.






"DIKI OPER BOLANYA"  Teriak Bian yang tiba tiba muncul di lapangan kepada anak laki laki yang sedang menggiring bola.

Tanpa menunggu lama Diki menendang bola itu ke arah Bian yang langsung di Terima dengan baik.

Banyak anak anak yang mengkerumuni Bian setelah ia menerima bola. Bian yang tidak ingin kalah pun mencoba mencari celah agar bisa kabur.

" Bian oper bolanya ke gue" Di belakang kerumunan anak anak, Dion yang baru bergabung melambaikan tangan ke arah Bian.

Bian mempermainkan bola sebentar untuk mengelabui mereka lalu dengan sekali tendangan bola sudah berpindah posisi ke kaki Dion.

Dion yang mendapat kesempatan terus menggiling bola ke arah gawang. Di sana sudah ada Rizki yang merentangkan tangannya bersiap mengahadang bola masuk. Namun usahanya sepertinya sia sia baru saja ia bersiap bola dengan mudahnya masuk ke dalam gawang.

Sorakan dan desahan terdengar bersamaan, Bian dan Diki langsung ber tos ria di susul oleh Dion setelahnya.

Permainan pun terus berlanjut hingga tak terasa 30 menit berlalu. terkadang Tim Bian yang menang terkadang  sebaliknya.

Anak anak begitu antusias meski keringat  sudah membasahi tubuh. Mereka masih belum berniat berhenti.

Regan yang sedari awal tidak ikut bermain juga tidak mengalihkan pandangannya dari lapangan. Ia akan ikut tertawa saat terjadi hal lucu dan ikut mendesah saat Bian gagal memasukan bola.

" Gan minum " Pinta Bian pada Regan yang duduk di salah satu kursi yang agak jauh dari pinggir lapangan.

"Udah puas mainnya? " Tanya Regan setelah menyerahkan botol minum pada Bian.

Bian yang paham pertanyaan Regan menyengir mencoba bernego " Main bentar lagi boleh? "

"Nggak! Lo ngaca deh sepucet apa muka lo sekarang trus lo dengerin udah seberat apa napas lo "

" Tapi kan kita baru setengah jam mainnya"

"Ngak usah ngeyel, kita bisa ke si ni lagi lain kali. Tuh badan lo juga udah panas" Niat ingin menglap keringat di wajah Bian sensasi hangat
Di kulit merubah fokusnya.

"Yaudah gue pamit dulu sama ibu"

" Iya jangan lama, gue nyamperin dulu Dion tu anak di suruh jagain lo malah asik main sendiri".








TENTANG ABIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang