Diki

245 19 0
                                    

Bel istirahat baru saja berbunyi, Abian yang perutnya sudah keroncongan sedari tadi, memilih langsung berdiri dari tempat duduknya sesaat setelah guru yang mengajar keluar.

Abian, Regan dan Dion berjalan beriringan menuju kantin.

Ketika mereka sudah berada di tempat yang menjadi dambaannya semua murid, mereka bertiga melihat presensi ketiga orang yang amat mereka kenali tengah  duduk pojokan kantin.

Lantas tanpa berpikir panjang, Abian dan kedua sahabatnya menghampiri ketiga orang itu. Namun belum sempat ketiganya sampai di meja itu, seseorang dengan sengaja nya menabrak Abian.

Pranggg

"Aahhk" Ringis Bian kala mangkok bakso yang di bawa orang yang menabraknya pecah tepat di kakinya.

Seluruh penghuni kantin langsung melihat ke arah keributan itu termasuk Aksa, Delia dan Fano yang memang meja yang mereka duduki tidak jauh dari tempat keributan itu.

"Dekk" Aksa meringis melihat luka pada kaki Bian, lalu ia membalikkan badannya menatap nyalang orang yang menabrak adiknya.

"ANJING YA LO" Diki, orang yang menabrak Bian itu hanya terseyum miring saat Aksa menarik kasar kerah bajunya.

"Maksud lo apaan hah nyelakain adik gue"

"Gue gak nyelakain dia, dia aja yang jalan gak liat liat"

"ANJING LO"

"Bang udahh" Hampir saja satu bogeman mendarat di rahang Diki kalau saja Bian tak segera menahan nya.

"Udah bang, antar gue ke UKS aja"

Aksa melepaskan genggamannya pada kerah baju Diki "Urusan kita belum selesai" Ujarnya sambil menunjuk wajah Diki.

Setelahnya Aksa membawa Bian ke UKS di bantu oleh Regan dan Delia, Fano, Dion yang mengikuti dari belakang.



...................................................................


Aksa memarkirkan mobil di perkarangan rumahnya. Ia menoleh ke samping, melihat Bian yang hanya diam sedari tadi.

"Dek.. "

"Lo sebenarnya punya masalah apa sih kak sama kak Diki? " Sentak Bian, ia kesal karna kakaknya itu tidak mau menceritakan apapun padanya.

Aksa menghela napas pelan "ceritanya panjang, lain kali gue ceritain. Pokoknya mulai sekarang kalau dia ngangguin lo lagi langsung bilang ke gue, oke? "

"Iya, tapi lo juga harus hati hati kak. Gue gak mau lo kenapa napa"

Aksa tersenyum melihat wajah khawatir adiknya "perhatian banget sih adik gue" Bian mendengus saat Aksa mengacak rambutnya.

"Gue gendong nya ke dalamnya" Ucap Aksa yang hanya di balas anggukan oleh Bian, Lagian juga kakinya masih sangat sakit jika di paksa untuk jalan.

"ASSALAMU'ALAIKUM" Bian berteriak saat mereka sudah memasuki rumah.

"Gak usah teriak dek, telinga gue sakit" Protes Aksa sebab telinganya berdengung karna teriakan Bian.

"Walaikumsa.... LOH DEK LO KENAPA?" Tanya Zyan kaget melihat Bian di gendong Aksa dengan perban di kakinya.

"Gak papa.. Langsung ke kamar bang" Lirih Bian  membuat Aksa dan Zyan meraba iba. Padahal barusan masih bisa teriak anaknya.

Aksa membenahi letak selimut yang Bian pakai, setelah ia menidurkan dan mengganti baju adiknya.

"Tidur.. Istirahat ya" Bian mengangguk. sebelum Aksa dan Zyan keluar Aksa menyempatkan untuk mengusap kepala Bian.

"Gue jelasin di luar kak"

TENTANG ABIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang