Bohong.

120 17 6
                                    


~Happy Reading~


Di-ranjang, ada kisaran 3 detik wajah Nagi menghadap ke-Reo masih dengan tatapan yang tajam. Rasa gugupnya begitu menghilang ketika Nagi sudah terlelap dalam dekapannya, tak lama Reo juga terlelap dalam tidur-ia tak bohong jika ia benar benar cape.


__





Drrrtt..


Drrrtt..



"Reo bangun, ada yang nelfon" Nagi mengguncangkan tubuh Reo serasa gempa bumi saja, lebih terlelap dalam tidur daripada tukang tidur surai putih.

Matanya terbuka sedikit, tak ada merespon apapun Nagi, ia meraih ponselnya. Reo sedikit berceletuk, bisa bisanya tidurnya diganggu. "duh,Siapa si.." Reo tak menerima telfon tersebut, ia justru menekan tombol tutup.

"Kenapa dimatiin telfonnya Reo? Itu kan Chigiri teman Reo" Nagi menatap heran.

Tak ada respon, lagi. Reo hanya memfokuskan dirinya kepada kayar ponsel yang tercantum dilayar ber-chat-an bersama Reo, yaitu Chigiri.

Reo bersuara "Nagi, nanti aku bakalan pergi sama temen seperti biasa, kamu gapapa kan kutinggal bentar doang?" Reo menyimpan ponselnya, mendekat kearah Nagi berada.

"Gapapa Reo, Reo seneng seneng ya sama temennya" -Nagi

"Iyaa, makasii" Reo mengelus pipi Nagi lalu mengecup bibirnya dengan secepat kilat.




»



Entah apa yang dilakukan oleh Nagi sedari tadi hanya melamun dikursi ruang tamu, memikirkan apa rencana selanjutnya agar ia tidak gagal lagi kali ini, tetapi lamunannya dengan cepat terhenti mendengar suara dering dari ponselnya.

Terpampang jelas kontak bernama 'Rin'
menelfon surai putih...

"Halo?" -Nagi

"bangsat dari tadi gua chat lo njing, kemana si lo lama bet" -Rin

"Ya sorry tadi lagi ngelamun, knapa? Tudep." -Nagi

"Mabar ga? Ada slot -1 Exp lane nih, mau lo isi ga?" -Rin

"Gua user jungler, bukan e-" -Ucapannya terpotong.

"Ga peduli, paksain aja. Jangan ampe beban. Login sekarang." -Rin

Drrtt..




Nagi berceletuk singkat, terdengar sedikit memaksa tetapi karena dirinya merasa bosan, mau bagaimana lagi? Ini adalah salah satu jalan untuk mengisi kebosanannya, jika tidak ia akan tertidur, dan tentunya tidak boleh tidur terus menerus, akan diberi nasehat oleh Reo.

In-game. Mereka, Rin, Hio, Kaiser, Aiku, Nagi menekan tombol on mic atau bisa disebut berkomunikasi langsung sama seperti telfon tetapi didalam game.

Masing masing menentukan rolenya dan memulai bermain, walau ada pertengkaran singkat karena perebutan role.




-





Jam 17.21 entah berapa jam mereka bermain hingga lupa waktu, benar benar tak ada yang menyadari waktu secepat itu.
Jika saja Reo sekarang bersamanya, telinganya sudah memerah kebanyakan bermain game, dan semua gim-nya akan dibuang serta dibakar oleh Reo, itulah pikir Nagi sehingga ia menyadari Reo masih belum pulang!.

Tak biasanya Reo seperti ini, sangat jarang bagi Reo untuk pulang terlambat, ya... walau begitu pulang lambat sedikit ia memberikan penjelasan, tetapi kini Nagi menunggu satu chat yang masuk, namun hingga 10 menit berlalu masih tak ada.

10-12-15 menit berlalu, masih tak ada kabar dari Reo. Tentunya Nagi khawatir, teman Reo yang Nagi kenali diantara banyak teman Reo hanyalah Chigiri, Sae, Isagi, Ness, ia menelfon salah satunya, yaitu Chigiri.


"Iya, Halo, Nagi?" -Chi

"Chigiri lagi dimana?" -Nagi

"Ini baru aja nyampe rumah, emang kenapa nelfon?" -Chi

"Itu Reo kenapa belum pulang? Kalian tadinya jalan bareng terus pulangnya bersamaan semua 'kan?, kok Reo masih belum pulang" -Nagi

"Kamu ngomong apaansih, Nagi? Reo ga jalan sama kita tadi, justru Reo nolak dan ga bisa pergi dulu katanya, jadi dia stay dirumah" -Chi

"Apa-apaan? Gua berani sumpah, tadi Reo ngomong sama gua kalo dia mau pergi jalan sama temennya yaitu elu, kan lu tadi nelfon dia."-Nagi

"I know, Nagi. Tapi udah 'ku bilang 'kan? Kalau Reo ga dateng tadi, dia nolak ajakanku dichat, aku juga berani sumpah kalau dia ga dateng-eh, aku ada bukti chatnya, bentar gua kirimin." -Chi

Ting!

Dan benar saja seperti yang Nagi baca, Chigiri jujur mengenai masalah kali ini.
Lantas kemana Reo? Nagi memijit pelipisnya, ini adalah suatu bahaya, bukan karena alasan bohong oleh Reo, tetapi.....




»»»





Sudah lewat 30 menit menjelang malam, entah sudah berapa kali Nagi mengelilingi kotanya tanpa henti hingga bensinnya hampir habis. Masih belum ada tanda jejak dari Reo, satu persatu toko ia buka dengan dobrakan yang kencang membuat orang orang disana kaget.

Tak ada, lagi.

Rasanya putus asa Nagi mencari Reo, namun tak ada kata menyerah saat bayang bayangnya memenuhi kepala Nagi bahwa Reo telah disiksa oleh pembunuh berantai tersebut.

Nagi kembali menaiki motornya, mengebut tanpa batas tak memikirkan apa-apa selain pacarnya sendiri. Tak ada yang dapat menghentikan Nagi saat ini kecuali Reo. Hanya Reo.

Ujung matanya- menangkap sesosok pria berada didalam gang kecil sempit sedang terduduk dengan baju lusuh berwarna putih, rambut acak-acakan dengan full bercakan darah diawali dari rambut hingga ujung kaki.















"REO!"


~TBC~

Yah gmn ya ni book, agak gimana y. Aneh bukan si? Ga nyambung kah? Kasih celetukan dong, koreksi boleh lah, gua kek ngerasa ni book aneh dikit pas gua nulisnya.

See u.

-Pembunuh, 2 topeng.- [nagireo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang