5. on the verge of a decision

170 28 6
                                    

kedua wanita itu datang bersamaan, Lyssia segera merengkuh erat keduanya. air matanya leleh lagi, namun dia sudah tidak bersuara. begitu juga kedua wanita yang merengkuhnya erat ini. sudah sangat lama Lyssia tidak merasakan eratnya pelukan persahabatan ini. dia benar-benar membutuhkannya kali ini.

Lyssia tau dan paham akan konsekuensi yang dia terima setelah ini. Namun, rasa bersalahnya jauh lebih mendominasi sekarang. Sedari tadi bibirnya tak henti-henti menggumamkan doa, harap-harap keajaiban akan menyelamatkan sahabatnya.

“PAPA! AUNTY BAIK HATI GIMANA?” suara kecil yang berteriak itu membuat yang ada disana menoleh. gadis kecil itu sudah rapi dengan rambut yang diikat satu dan poni serta bando warna ungu. serta dress sepanjang lutut berwarna ungu dan putih, ia memeluk ayahnya begitu erat.

“Dokter lagi berusaha, sayang. doain aunty baik hati selamat, ya?” hanya itu yang mampu ia katakan, namun putrinya paham.

gadis itu menoleh pada 3 wanita dibalik sang ayah. matanya mengerjap-ngerjap, “kalian teman-temannya aunty baik hati?” sedangkan ketiga wanita itu mengangguk serempak.

“Maafin aku ya, kalau tadi pagi aku nggak menyelamatkan Zoro, aunty baik hati akan baik-baik saja.” katanya lirih, gadis itu menunduk. Lyssia tau itu bukan salahnya, ia menunduk dan menangkup dagunya. “itu sudah takdir, Nak. sekarang kita berdoa agar aunty Jeanne selamat. oke?”

ruangan operasi nampak sudah selesai, dokter keluar dari ruangan. “wali dari nyonya Jeanne?” lalu Kai mengangkat tangannya.

“nyonya Jeanne sudah berhasil melewati masa kritisnya, setelah ini dia akan dipindahkan ke ruang ICU untuk dipantau.” terangnya, membuat semua orang yang mendengar turut lega. setidaknya ini adalah berita baik pertama di tahun ini.

“biar saya urus administrasinya sekalian sekarang, Dok.” ujarnya, lalu dibalas, “Baik, mari ikut saya.” oleh sang dokter. Kai menoleh pada putrinya, “Tunggu sebentar ya princess?” dan anak itu mengangguk.

“aunty Jeanne sudah selesai operasi, nanti dipindah ke ruang ICU. kamu nanti bisa ketemu aunty Jeanne, ya?” tanya Lyssia memastikan dengan kedua tangan pada bahu gadis itu. ia mengangguk, “aku mau mendengar suara aunty Jeanne. aku mau bilang terimakasih banyak untuknya. aunty Jeanne sudah menyelamatkan aku dan zoro.”

Lyssia tersenyum dalam lelehan air matanya, lalu memeluk erat tubuh kecil itu. Tuhan seolah memberi Jeanne kesempatan, kesempatan untuk tetap hidup dan memberitahu betapa ada yang mensyukuri kehadirannya di dunia ini. jika bukan atas kehendak-Nya, Lyssia tidak tau keajaiban apa yang memberi Jeanne kesempatan untuk tetap hidup.

.
.
.
.
.

Lyssia berjalan terburu-buru, di sepanjang koridor, semua orang melihatnya. tumben telat? sepertinya itu yang mereka pikirkan. namun Lyssia tidak mau menerka-nerka lebih dalam, dia tau dirinya terlambat 25 menit sejak rapat dimulai. Lyssia sangat tau akan konsekuensinya, namun kondisi Jeanne benar-benar membuatnya memilih keputusan. keputusan bahwa persahabatan mereka semua menjadikannya sekuat ini, Lyssia sudah siap menerima konsekuensi apapun nantinya.

hatinya berdegup cukup kencang saat menekan tombol pada lift, segeralah lift tersebut menuju lantai 7 atau yang paling atas. di depannya adalah pintu masa depan, namun seolah dia baru saja menutup pintu itu kembali, bahkan sebelum dibuka. Lyssia sudah mantap akan hatinya, lantas ia membuka pintu dengan sisa kepercayaan dirinya yang nyaris habis, lalu tersenyum pada rekan-rekannya yang sedang melakukan presentasi.

“anda terlambat 30 menit, nona Lyssia. bukankah anda tau konsekuensinya?” cecar bosnya, bosnya si maha benar. wanita itu mengangguk. “meskipun saya akan menghadapi konsekuensinya, saya akan tetap mempresentasikan tugas saya, Pak. sudah kewajiban saya untuk tetap profesional.” jawabnya tegas dengan senyuman yang belum luntur, bosnya mengendikkan bahunya tak peduli, lalu melirik kursi Lyssia dan melirik Lyssia. paham akan kode, Lyssia segera duduk untuk melanjutkan rapatnya.

selama bekerja bertahun-tahun, Lyssia tidak pernah sekalipun terlambat, tidak pernah sekalipun ada hambatan yang bisa dijadikan alasan untuk memecatnya. dia bekerja dengan sangat baik, itulah kenapa meskipun banyak yang takjub, banyak juga yang merasa terancam akan kehadiran Lyssia. banyak juga yang bilang tidak perlu khawatir, dia kan, perempuan. dan Lyssia sudah lebih dari paham namun tetap memilih diam untuk ketentraman hidupnya.

Lyssia nyaris tidak melihat rekan-rekannya selain si bos, pikirannya masih melanglang buana akan Jeanne di rumah sakit. ya, walaupun dia tidak sendirian. wanita itu mulai mempresentasikan karya yang sudah ia buat, what a profesionalisme.

Lyssia tau bahwa rapat ini sangat penting untuk promosinya, namun dia seolah terpukul telak karena terlambat. pasti kesalahannya ini akan membuang semua kerja kerasnya selama bertahun-tahun. Lyssia bahkan tidak mengenali siapa saja yang duduk disini, dia tau ada investor yang duduk di kursi ujung, dia merasa diawasi. tentu saja, pertemuan pertama sudah memberi kesan yang tidak baik.

ayo Lyssia kamu bisa! ia menyemangati dirinya sendiri. bahkan setelah presentasi, dia hanya menatap lurus laptopnya.

“kerja bagus nona Lyssia. kembali pada kursi anda.” titah bosnya yang diangguki Lyssia. wanita itu kembali duduk pada kursinya, pikirannya harap-harap cemas.

waktu berlalu, rapat pun usai. begitu juga kariernya. sepertinya....

kini wanita itu berdiri di dalam ruangan bos gilanya itu. matanya menatap lantai marmer yang ia pijak sekarang, sedangkan si bos berdiri di depan mejanya yang menghadap jendela raksasa dengan pemandangan ibukota.

“Nona Lyssia... bertahun-tahun saya memikirkan posisi anda yang cukup riskan pada perusahaan ini. meskipun tidak tertulis, anda pasti tahu betul patriarki di negara ini. begitu juga perusahaan kita.” katanya dengan mata yang menatap jendela super besar tersebut.

“sudah beribu cara rekan anda ingin menghancurkan anda, nona Lyssia. sebab apa? sebab anda seorang perempuan.” ujarnya dengan kedua tangan bersedekap. Lyssia mengangkat wajahnya, apa maksudnya?

“Nona Lyssia... saya tahu betul, meskipun anda sangat jauh dari pembicaraan tanpa fakta, anda pasti mendengar desas-desus karyawan lain yang sangat ingin menggeser posisi anda, namun setiap cara untuk melengserkan anda selalu gagal. sejauh ini saya dikira melindungi anda dan menjadikan anda sebagai anak emas. namun Nona Lyssia, karena desakan-desakan para karyawan dan satu kesalahan fatal anda hari ini——apapun alasannya, akan berakibat fatal sekali terhadap karier anda.”

Lyssia ingin menangis, segala jenis usaha ia bangun demi impiannya. semua hal ia lakukan meskipun dia berkorban waktu disini. lalu, kariernya akan berhenti sampai disini?

“Anda tentu tahu seberapa berpengaruhnya perusahaan Arya Jaya Mitra terhadap keuangan negara ini. Anda juga tentu tahu seberapa berpengaruhnya Horizon Ventures sebagai roda ekonomi. bahkan anda tahu jika pendirinya sendiri yang bergabung dalam rapat kita hari ini, setelah 15 tahun berdirinya perusahaan kami. setidaknya saya masih punya rasa iba pada anda, namun tidak bagi karyawan lain yang akan menjadikan kesalahan anda sebagai hal yang tidak bisa ditolerir lagi. saya mohon, pertimbangkanlah yang terbaik untuk sepak terjang perusahaan ini.”
















110224

✅Echoes Of Tomorrow | Sehun Lisa HunlisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang