1. Motor Oranye

10 4 0
                                    

HALO!

For your information,
Kalo kalian pernah nemuin cerita ini di akun lain, itu akun ku yaa! Akun ku nggak bisa dibuka, jadi aku publish ulang disini!

Enjoy!





---------------------------------------‐--------------------------------------


          Kata demi kata tersusun dengan cantik diatas kertas binder. Tinta hitam yang mengkilat mampu membuat tulisan tangan itu terlihat begitu se-irama. Makna dari setiap kata yang ditulis, mampu menjelaskan isi hati sang empu-nya.

Tangan lembutnya masih setia mengukir setiap kata diatas kertas, saat sudah penuh disatu halaman ia akan mulai berpindah di halaman lain. Tak ada rasa lelah menulis, kecuali dengan datangnya serangan kantuk yang hebat. Matanya mulai sedikit perih, sesekali ia mengusap matanya dengan sebelah tangannya. Namun, tangannya terus ingin menulis. Hingga akhirnya ia putuskan untuk mengakhiri tulisannya sampai disini.

“Antha.. tidur...” Suara wanita paruh baya itu menginterupsi anaknya untuk segera tidur, mengingat hari mulai larut.

Gadis belia itu mulai menuruti perintah Ibunya. Ia mulai menutup bindernya tak lupa dengan pulpen yang ia masukkan kembali ke alam gelas pulpen dimeja belajarnya. Lampu belajarnya segera ia matikan, ia berdiri menghampiri pintu dan menutupnya. Berjalan lemah kearah kasurnya dan mematikan lampu kamarnya, setelahnya ia mulai tenggelam dalam selimut biru tua kesayangannya.

Bukannya terpejam, matanya justru mendadak segar kembali. Berkali-kali ia berusaha untuk memejamkan matanya namun nihil, ia jadi ingat, jika tidak bisa tidur maka ia akan mengingat hal-hal menyenangkan dalam hidupnya agar ia bisa tidur.

Satu, dia mulai mengingat-ingat.

Dua, ia mulai tersenyum sendiri sambil memejamkan matanya.

Tiga, sepertinya gadis itu mulai masuk ke dalam alam mimpinya.

Begitu mudah sebenarnya membuat gadis itu tertidur.

*****

"Pagi, Tha." Sapa seseorang yang membuat gadis itu menoleh ke belakang.

“Eh,” Rupanya itu Viona, teman sebangku gadis itu. “Pagi, Vio..” Balas gadis itu dengan ramah.

“Emang nggak bosen setiap hari liatin dia mulu?” Tanya Viona langsung.

Gadis itu bernama lengkap Kalantha Yuan, ia bersekolah di SMA Nusa Harapan. Di kelas 10 MIPA 3, Yang lebih sering datang pagi ke sekolah bukan untuk mengerjakan PR melainkan hanya untuk melihat, Dia.

Setiap hari datang paling pagi ke sekolah. Berhubung kelasnya berada di lantai 2, jadi ia bisa bebas melihat siapa saja yang datang ke sekolah. Alurnya, dari gerbang sekolah hingga ke tempat parkir.

Orang yang di idamkan Kalantha ini di kategorikan sebagai manusia aneh. Tak pernah terlihat bicara di tempat umum, tak pernah terlihat bersendau-gurau di depan umum, diam, cuek terhadap segala hal, dingin dengan apapun, dan terkesan misterius.

Anehnya, itu semua mampu memikat perhatian Kalantha.

“Nggak akan pernah bosen. Vio..” Ujar Kalantha penuh dengan senyuman.

“Mau sampai kapan kayak gini terus?”

Kalantha menggeleng, “Antha juga nggak tau.”

Vio menghela nafasnya, “Yaudah, Vio ke kelas dulu. Masih ada PR kimia yang belum Vio kerjain.” Pamit Viona meninggalkan Kalantha berdiri di depan kelas sendiri.

Gadis itu kini berdiri seorang diri di depan kelasnya. Ya, dia masih setia menunggu kedatangan cowok idamannya. Mengingat waktu juga semakin siang, ia harap-harap cemas agar cowok idamannya itu tidak kena sial hari ini. Terlambat misalnya.

KalanthaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang