Sebenarnya seperti apa cinta itu?
Aku pernah beberapa kali mempertanyakan hal tersebut. Definisi cinta sendiri bisa berbeda-beda menurut masing-masing manusia.
Tapi bagiku,cinta itu seperti Rasulullah yang berjalan tertatih di Medan perang dengan tubuh penuh luka. Menengadahkan tangan beliau untuk menampung darah yang mengalir dari luka-lukanya agar umatnya tidak mendapat bencana. Karna sungguh jika saja setetes darah Rasulullah jatuh ke atas bumi,maka seluruh penduduk bumi akan mendapat malapetaka.
Cinta itu seperti Abu Bakar Ash-Shiddiq yang menahan sakitnya gigitan ular agar tidak mengganggu Rasulullah yang sedang tertidur di atas paha beliau.
Cinta itu seperti Ali bin Abi Thalib yang bisa menghancurkan pintu benteng baja dengan tangan kosong tetapi butuh bantuan saat mengangkat jasad Sayyidah Fatimah.
Bukankah cinta dalam pengetahuanku sangat rumit? Ya! Benar,memang sangat rumit. Bukankah memang begitu cinta adanya? Rumit.
Aku mengakhiri tulisanku,menutup buku dihadapanku. Masih seperti biasanya, hari-hariku berjalan tanpa ada yang istimewa.
Nada dering notifikasi dari ponselku mengalihkan atensiku. Nama Rasya tertera di layarnya.
"Ra!"begitu aku mengangkat telepon itu,seruannya langsung terdengar. Gadis itu memanggilku dengan sangat antusias.
"Iya,ada apa?"tanyaku,heran mengapa dia menelponku pagi-pagi buta.
"Kamu tau nga? Suga mau ngadain world tour sebelum dia wamil"ucapnya antusias.
Aku tersentak mendengarnya,secepat inikah? Aku baru mengenalnya beberapa bulan yang lalu.
"Ra! Kamu dengerin aku nga sih?"
Aku berdehem "Aku dengar kok! Jadi kamu bakalan nonton konsernya?"
"Iyalah! Nanti kita ke konsernya bareng. Kamu nga ada niat buat ngelihat Suga secara langsung? Dia biasmu kan? Eh bukan bias,tapi cinta pertama kamu di dunia idol"ucapnya diiringi tawa.
Aku ikut tertawa kecil. Benar,cinta pertama. Tentu saja aku sangat ingin melihatnya secara nyata. Benar-benar nyata.
"Aku nga tau cara dapetin tiketnya,bisa tolong bantuin?"Rasya berdehem seakan-akan sedang menyombongkan diri,aku tau maksudnya hanya bercanda "Kamu tenang aja,urusan tiket dan lainnya itu urusanku,tugas kamu cuma packing dan pergi aja nanti"
Aku tersenyum mendengar ucapannya,meski dia tidak bisa melihatnya. Tapi sungguh aku bahagia mendapatkan seorang sahabat sepertinya.
Pagi itu dia terus menjelaskan hal-hal mengenai konser yang dia tahu. Berbanding denganku,dia sudah sangat sering mendatangi konser idol favorite-nya.
Sedangkan aku,ini pertama untukku. Pertama kalinya aku akan mendatangi konser dan pertama kalinya aku akan melihatnya. Min Yoongi itu,pria idaman hampir seluruh wanita.Semoga saja semuanya berjalan sesuai rencana dan tidak ada kendala. Harapanku bertemu dengannya semakin terpupuk besar saat mendengar Rasya menceritakan tentangnya. Sampai aku nyaris berfikir, bagaimana Tuhan menciptakan manusia dengan segala keistimewaan sepertinya,tetapi diberikan kekurangan yang tidak bisa ditutup dengan kesempurnaan apapun.
Pria yang selalu menepati janji-janjinya,meski sesulit apapun situasinya. Pria yang senyumannya sangat tulus dan mampu meluluhkan hati beku milikku. Pria bernama Min Yoongi.
Terkadang aku bertanya-tanya seperti apa orang tuanya mendidiknya sehingga dia tumbuh menjadi sosok seperti sekarang. Dan, seberapa bangga orang tuanya karena sudah berhasil membentuk seseorang sepertinya, seistimewa dirinya.
______________________________________________
Beberapa hari berlalu dengan cepat. Aku bahkan seringkali lupa apa yang sudah kulakukan selama beberapa hari ini. Aku sedang merebahkan tubuhku di atas ranjang malam ini. Rasanya setelah beraktivitas seharian di luar rumah seluruh tubuhku terasa sakit dan butuh diistirahatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Level of Love
FanfictionAku pernah membaca novel romansa tentang cinta beda agama. Saat itu kupikir kenapa semuanya jadi rumit? bukankah harusnya sedari awal mereka sudah punya batasan? harusnya mereka tidak melewati batasan itu. Saat itu aku belum mengerti apa-apa tentang...