6. Makan Malam

4 1 0
                                    

"Kami sudah kembali!" kata Harin semangat.

"Selamat datang!" sambut Hyesu tak kalah semangat.

Jauh dari tumpukan pekerjaan membuat Hyesu dan Keonhee tampak segar malam ini. Memang pada dasarnya ini seharusnya menjadi liburan bagi keduanya, bukannya hanya memindahkan kantor ke tempat yang lain, seperti yang mereka lakukan selama enam hari belakangan.

Di meja makan sudah terhidang beberapa piring daging yang telah dipanggang dan beberapa sayuran. Keonhee terlihat sudah menyelesaikan aktivitasnya memasak dan Hyesu terlihat sudah selesai menyajikan piring-piring berisi makanan. Ternyata, mereka tiba tepat waktu.

Harin membuka sebotol anggur merah lalu menuangkannya ke dalam empat gelas anggur. Sementara Seungah mulai menata piring makanan dan alat makan di depan setiap masing-masing orang. Aktivitas yang mereka lakukan terlihat natural, layaknya sudah beberapa kali mereka melakukan acara makan malam bersama.

"Wah, daging! Semuanya daging!"

Harin terlihat sudah melupakan perasaan aneh yang dirasakannya dengan fakta ia akan makan malam dengan kedua majikannya, hanya karena melihat daging. Kalau begini ceritanya kan mereka jadi sekalian perbaikan gizi. Dulunya Harin hanya bisa makan daging jika ditraktir temannya. Tapi kini ia bisa makan daging yang terlihat enak dan mewah ini sepuasnya.

"Makan yang banyak ya Harin dan Seungah. Tidak usah takut kekurangan, aku yakin di kulkas masih ada banyak daging," kata Keonhee, kemudian ia meraih gelas anggurnya. "Mari kita bersulang dan bersenang-senang malam ini!"

Tiga gelas lainnya langsung menghampiri gelas Keonhee dan terdengar bunyi dentingan dari gelas yang beradu. Matahari senja masih terlihat bersinar dan suara ombak laut terdengar jelas di telinga mereka. Kastil ini memang terletak sangat dekat dengan laut, sehingga suaranya terdengar jelas. Sesekali semilir angin laut juga memainkan rambut mereka.

Makan malam terjadi secara natural. Mereka bergantian mengambil daging dan sayuran serta berbagai makanan lainnya, sambil mulai mengobrol membahas hal-hal yang ringan, sekaligus saling mendekatkan diri. Ketegangan tadi seolah langsung lenyap berkat makanan yang enak dan suasana yang nyaman. Ternyata, Seungah dan Harin bisa makan malam dengan baik tanpa masalah, tidak seperti yang mereka khawatirkan tadi pagi.

"Kemudian apa yang terjadi?" Hyesu bertanya dengan penasaran saat mendengarkan cerita Harin. Lelaki itu tadi bercerita bahwa ia hampir mengikuti audisi untuk menjadi drummer sebuah band di agensi yang cukup terkenal. Namun mengingat saat ini lelaki itu malah bekerja di kastil ini, berarti ada yang terjadi kan?

"Aku tidak sampai ke agensinya. Entah mengapa, hari itu ada saja yang terjadi. Tiba-tiba bosku memintaku menggantikan temanku yang sakit untuk bekerja paruh waktu di hari itu. Cukup lama aku membujuk bosku bahwa aku benar-benar tidak bisa karena akan pergi audisi. Namun setelah aku berhasil membujuknya pun, bus yang aku tumpangi mendadak bannya pecah. Begitu aku mencoba untuk mencari opsi transportasi yang lain, ternyata aku sudah terlalu terlambat. Audisi usai, dan aku tidak sempat mengikuti audisi. Mungkin memang itu bukan jalan hidupku, mengingat susah sekali untuk sekadar mengikuti audisinya," cerita Harin lagi.

"Sangat disayangkan. Mengingat kau sangat lihai bermain piano, berarti kau pun cukup percaya diri dengan kemampuanmu bermain drum. Aku yakin kau pasti akan lulus audisi. Dari segi fisik, kau juga cocok untuk tampil di depan umum. Benar-benar sangat disayangkan," komentar Keonhee prihatin.

"Tidak apa-apa, aku sudah cukup meratapi hal itu dan aku sudah menerima dengan lapang dada bahwa itu mungkin bukan jalanku. Pasti bagi Anda berdua kisah ini sangat menarik kan? Saat bahkan dunia pun menolak mentah-mentah usahaku," ucap Harin ringan, tidak terlihat terbebani sama sekali.

UNIVERSE (ONEUS & ONEWE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang