1. Queen Vey

65 12 3
                                    

Malam itu, mereka bersenang-senang hingga larut malam. Ketika mereka sudah mulai lelah, mereka memutuskan untuk berpencar dan mencari pohon besar sebagai tempat tidur mereka karena di hutan baru ini, tak ada satu pun dari mereka yang memiliki rumah.

Bahkan malam itu, Veyanna tidak tidur di dalam istananya. Dia terbawa suasana karena Avery yang mengajaknya bercerita panjang lebar hingga mereka tertidur di atas akar pohon besar yang tumbuh menjalar di atas tanah.

Satu pesan yang Avery sampaikan pada Veyanna malam itu hingga Veyanna masih mengingatnya bahkan saat dia terbangun adalah Vellata sangat merindukan Veyanna yang sudah satu tahun meninggalkannya.

Veyanna segera membangunkan Avery agar bisa membantunya membangunkan yang lain. Hari ini juga Veyanna ingin membantu mereka mendirikan rumah. Veyanna memperkirakan bahwa cepat atau lambat musim dingin akan tiba. Mereka pasti tidak ingin jika harus berkelahi dengan dinginnya salju yang turun saat ingin istirahat, bukan?

Veyanna rela berpindah ke sana kemari demi membantu mereka. Misi utamanya saat ini adalah membuat mereka merasa nyaman dan bersedia menetap dengan senang hati.

Cahaya langit mulai meredup, Veyanna baru menyadari sesuatu, sejak dia bangun dari tidurnya pagi tadi, dirinya telah meninggalkan Avery demi membantu yang lain. Dia percaya bahwa Avery mampu melakukannya sendiri. Namun, rasanya tidak sopan jika dia membiarkan temannya melakukan sendiri tanpa memberi bantuan sedikit pun. Ditambah dengan posisinya yang sekarang bukan hanya seorang teman, dia juga seorang ratu yang berkewajiban membawa kesejahteraan, kedamaian serta kebahagiaan.

Kini Veyanna sedang mengelilingi hutan dengan berbekal beberapa kunang-kunang yang dia masukkan ke dalam wadah transparan sebagai penerang. Lima belas menit berlalu, dia sudah menemukan Avery yang terlihat sibuk berada di atas pohon.

"Avery." Tanpa berteriak, suara Veyanna terdengar jelas oleh pendengaran Avery.

Avery terdiam sejenak, antara terkejut dan senang karena Veyanna yang berhasil menemukan keberadaannya. Pasalnya, Avery sengaja mencari lokasi yang sepi penghuni.

Avery turun dari pohon dengan hati-hati, meskipun akhirnya dia meloncat dan jatuh tanpa luka tepat di depan Veyanna yang sedang berdiri membawa lentera buatannya dengan kedua tangannya.

Avery berdiri dan membersihkan bagian lututnya yang sempat bersentuhan dengan tanah.

Avery tersenyum. "Bagaimana kau bisa menemukanku?"

Avery memecah keheningan antara mereka, dia benci rasa canggung. Entah apa yang dia pikirkan, setiap dia sedang bersama Avery, hatinya seakan mengatakan "Nikmatilah momen bersama kalian tanpa ada perkelahian batin".

Seperti sekarang, Veyanna menatap Avery dengan datar dan Avery membalas tatapannya dengan senyuman ramah.

"Hanya mengikuti intuisi. Maaf, aku meninggalkanmu sejak pagi." Tatapannya mengarah ke lentera yang dibawanya.

Avery sedikit memiringkan kepalanya agar bisa menatap cantiknya netra berwarna hijau milik Veyanna. "Tidak masalah, kau pergi untuk membantu mereka, kau tidak melakukan kesalahan, untuk apa minta maaf? Lagi pula aku tidak marah."

Veyanna tersenyum dan membalas tatapan Avery. "Apa rumahmu sudah hampir jadi?"

Avery menautkan kedua alisnya. "Bukankah itu terdengar tidak masuk akal mendirikan rumah hanya dalam satu hari?"

"Ah, benar juga." Veyanna terkekeh.

"Jadi, apa kau butuh bantuan?" lanjutnya dengan bertanya.

"Apa kau tidak lelah setelah membantu mereka?" tanya Avery memastikan. Avery sangat mengenal temannya yang sekarang menjadi ratu hutan itu tidak mudah kehabisan energi.

Veyanna and Her story behind the ForestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang