Pagi-pagi sekali Avery sudah berdiri di depan istana Veyanna dengan mengenakan pakaian sederhana, atasan dan bawahan celana panjang, tidak lupa memakai jaket tudung untuk menutupi bentuk telinganya. Pakaian ini dia dapatkan dengan mencuri jemuran di sebuah tempat laundry bersama Veyanna. Dan sering dia kenakan saat keluar ke tempat terbuka di mana dia akan berjumpa dengan banyak manusia.
"Avery."
Avery mendengar suara pelan yang memanggil namanya dari arah belakang, sepertinya dia pernah mendengar suara itu.
Avery berbalik badan dan dia merasa terkejut karena melihat Alora yang sedang berdiri dan menatapnya dengan penuh tanya.
"H-hai, selamat pagi, A ...."
"Alora."
"Benar, selamat pagi, Alora."
Entah mengapa bisa Avery tiba-tiba merasa gugup saat matanya bertemu dengan mata Alora. Dia sangat mengagumi proporsi wajah Alora yang membuatnya terlihat cantik, manis dan menggemaskan dalam satu waktu.
"Bolehkah aku tahu?" Alora memandang Avery dari atas hingga bawah dan kembali menatap Avery dengan polos.
"Tentang apa?"
"Kau mau pergi ke mana?" tanya Alora ragu, dia merasa seperti mengganggu urusan pribadi orang lain, tetapi di sisi lain dia juga penasaran.
"Aku ...."
"Avery, aku sudah siap." Veyanna berjalan menghampiri Avery dengan pakaiannya yang mirip seperti Avery.
"Oh, halo, Alora," sapanya saat dia sadar bahwa ada Alora di sana.
"Selamat pagi, Ratu Vey." Alora merendahkan pandangan.
"Pagi juga. Gerangan apa yang membawamu kemari? Apa kau membutuhkan bantuan, Alora?"
Alora menggeleng pelan. "Aku ...."
"Ada apa, Alora?" tanya Veyanna dengan lembut.
Alora menunduk, dia merasa ragu untuk mengucapkannya. "Aku hanya ingin bermain bersama kalian."
"Maaf, untuk sekarang tidak bisa, kami ada urusan, aku harap kau tidak mengikuti kami, Alora."
Seketika Alora mendongak mendengar bagian akhir kalimat Veyanna.
Veyanna terkekeh pelan. "Hanya bercanda, aku percaya kau tidak akan melakukan itu."
"Atau begini saja, aku akan memberi tahumu saat kami pulang nanti."
Alora tersenyum semringah, matanya pun terlihat berbinar.
"Benar begitu?"
Veyanna mengangguk. "Kami akan bermain di tempat yang sama seperti kemarin."
"Kalau begitu hati-hati di jalan, aku akan menunggu kalian di sana."
Alora segera melenggang pergi, awalnya dia berjalan dengan santai, tetapi semakin dia menjauh jalannya semakin cepat bahkan dia juga melompat saking senangnya. Veyanna dan Avery yang melihat dari kejauhan hanya tersenyum karena tingkah Alora yang cukup menggemaskan.
"Avery." Veyanna menepuk pundak Avery hingga membuatnya tersentak pelan. "Kau ini kebiasaan."
"Dia sangat menggemaskan, Vey, sangat sangat sangat meng-"
"Cukup. Kita pergi sekarang, aku tidak tega membuatnya menunggu lama," potong Veyanna.
"Baik. Kalau begitu ayo!" Avery menarik tangan Veyanna. Veyanna yang tidak siap hampir saja tersungkur, untung saja kakinya bisa seimbang.
Jalan yang mereka lewati cukup ramai, orang-orang mulai sibuk dengan mata pencaharian mereka masing-masing, begitu pula anak-anak yang mengenakan pakaian rapi lengkap dengan tas di punggungnya, ada yang berjalan dan ada pula yang menaiki sepeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Veyanna and Her story behind the Forest
FantasyVeyanna Avonzy Pheonin, putri sulung dari pasangan Raja dan Ratu di satu wilayah hutan tua.Veyanna adalah pewaris tahta yang memutuskan memisahkan diri dari keluarganya sendiri. Parasnya yang begitu sempurna cantik, kemampuan memanahnya yang selalu...