8

427 46 3
                                    




~Happy Reading~



Dreettt Dreettt Dreettt

Getaran ponselku yang ku abaikan karena mata ini masih ingin menutup rapat.

"Tya, Tyana." panggil kak Bianca.

"Bangun yuk, Tya" lanjutnya sambil membuka jalur-jalur cahaya dan udara.

"Bentar lagi," jawabku lirih.

Dreettt Dreettt Dreettt

"Tyana, ada telepon, tuh" ucap kak Bianca lalu beranjak pergi dari kamarku.
Aku pun meraba-raba sekitar bantalku mencari dimana sumber getaran itu berada, dengan mata yang masih tertutup.

"Halo," ucapku dengan malas mengangkat panggilan tersebut.

"Woi! Lo udah OTW, kan?" tanya seorang pria dari seberang telepon.

"Hah? OTW? Kemana? Siapa sih, ini?" tanyaku bingung.

"Anjir! Lo lupa? Kan kemaren gue bilang kalo lo harus ke rumah gue jam 10, gimana sih, lo?!" sahutnya.

"Hah? Ke rumah lo? Lo siapa aja gue nggak tau. Pake nganjir-nganjirin gue lagi! Lo tu yang anjirr!" ketusku.

"Dasar pe'ak! Ini gue, Jefrico, dasar bego!" ucapnya yang membuatku auto melek.

"Hah?" kagetku.

"Lo baru bangun, ya? Bener-bener lo, ya! Minta gue seret lo dari rumah lo? Hah?!" kesalnya.

"Aelaah, lebay lo. Orang masih pagi juga," ujarku.

"Pagi lo bilang? Liat jam sono!" perintahnya.
Aku pun melihat jam di HP dan terkejut melihat waktu menunjukkan pukul 10:07 WIB.

"Anjiiirr!" kagetku.

"Lo baru bangun, kann?" tanya Jefrico.

"Hah? Nggak kok, ini gue otw" jawabku sambil beranjak dari tempat tidur.

"Yang bener lo?" ragunya.

"Iya, OTW OTW," ucapku meyakinkan lalu menutup percakapan.

Aku pun bersiap-siap secepat kilat. Hanya pakai kaos, dan celana jeans. Masa bodo soal modis lah. Yang ada di pikiranku saat ini hanyalah cara untuk sampai ke rumah Jefrico secepatnya. Supaya si bawel itu enggak ngomel.

"Kak, aku pergi, ya" ucapku sambil mengambil roti tawar di meja lalu mengunyahnya.

"Mau kemana kamu? Kok buru-buru gitu?" tanya kak Bianca.

"Ke rumah si mulut petir," jawabku sambil mengunyah roti tawar.

"Hah? Mulut petir?" heran kak Bianca.

"Sama-sama petirnya sama Jefrico. Cuma Jef tangan sih yang petir," sahut kak Candra yang duduk di meja makan sambil makan sandwich.

"Terserahlah," ucapku sambil terkekeh.

"Aku bawa gitar kakak, ya" ijinku sambil menunjukkan tas gitar beserta isinya yang tergendong di punggungku.

"Kunci mobil kakak ada di samping TV kalo kamu mau pake mobil," tawar kak Bianca.

"Enggak, kak. Aku udah pesen ojek. Kalo naik mobil nanti keburu langitnya kebelah," tolakku.

"Byee, kak!" ucapku sambil berlalu.
Aku berlari ke arah abang ojek yang sudah menunggu di luar pagar.

"Dewi apa dewa petir sih, yang mau kamu temui, Tya? Sampai bisa ngebelah langit," tanya kak Candra yang tak kihiraukan.

"Yuk, Bang buruan!" ucapku sambil memakai helm yang abang ojek itu berikan.

With You [JaeYong | GS] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang