13

375 52 20
                                    

Whoop! Part ini ada scene yg menguras emosi, maybe. Haha. Jadi saranku kalian bacanya sambil minum air dingin, biar kepala nggak ikutan panas. Ada kalimat kasarnya, soanya^^




~ Happy Reading ~



Setelah lagu kebangsaan selesai, seseorang menepuk bahuku pelan. Aku pun membelalakkan mata penuh keterkejutan.

"Tante Yuni?" Ia hanya tersenyum dan langsung memelukku. Sementara aku kembali gusar karena kehadirannya. Bagaimana kalau hadirnya Tante Yuni membongkar semua kebohongan yang aku dan Jefrico lakukan? Bagaimana kalau Kak Anne tahu soal hal itu? Ya Tuhan, tolong Tyana.

~~~~~~~~~~~| |~~~~~~~~~~~

Setelah beberapa saat memelukku, Tante Yuni pun melepaskan pelukannya. Ia menatapku nanar.

"Tante sama siapa?" tanyaku kikuk.

"Sama Om Adi dan Mas Novan. Itu, mereka ada disana," jawab Tante Yuni sambil menunjuk ke arah podium penonton di sebelahku, sekitar kursi urutan ke-8 dari bawah. Aku pun melambaikan tangan sambil tersenyum ke arah mereka yang rupanya tengah menatapku.

"Tante Yuni," panggil Kak Anne yang membuatku spontan menatapnya.
Aku kaget dan tidak menyangka kalau Kak Anne langsung bisa mengenali Tante Yuni.

"Kamu... Roseanne Alatta, kan?" tanya Tante Yuni dengan ekspresi kagetnya.

"Iya, Tan" jawabnya singkat sambil mengulurkan tangan. Tante Yuni pun membalas uluran tangan itu dengan senyuman yang tampak tidak ikhlas.

"Kok, kamu bisa kenal saya?" tanya Tante Yuni dengan ekspresi yang sama.

"Saya pernah liat foto Tante di rumahnya Jefrico," jawab Kak Anne dengan manis.

"Oh, gitu" sahut Tante Yuni lalu melempar pandangan padaku dan menggenggam erat jemariku. Raut wajahnya langsung berubah begitu hangat. Aku melirik ke arah Kak Anne yang terlihat sedih dan membuatku merasa bersalah.

"Tyana, makasih, ya. Kalo bukan karena kamu nyemangatin Jefrico sampe kayak gitu, pasti dia bakalan kalah. Tante sayang deh, sama kamu," ujar Tante Yuni lalu memelukku erat. Setelah beberapa saat, beliau pun melepas pelukannya.

"Tante Yuni udah kenal sama Tyana?" tanya Kak Anne yang membuat Tante Yuni mengernyit, sedangkan aku gemetar ketakutan.

"Iya dong, dua minggu yang lalu kan tante dateng ke Jakarta dan selama di Jakarta, tante selalu ditemenin sama Tyana," jawab Tante Yuni tanpa menatap Kak Anne. Perempuan itu menatap aku dengan bingung.

"Oh, iya. Maaf ya, Tan. Kemarin nggak bisa temenin Tante, karena saya ada acara di Bali," ujar Kak Anne dengan kikuk.

"Loh? Kenapa kamu minta maaf? Kamu kan nggak ada kewajiban buat nemenin Tante. Kalo Tyana yang nggak nemenin Tante, itu yang enggak bener dan harus minta maaf," sahut Tante Yuni sambil menatap Kak Anne dengan datar. Setelah itu, ia menatapku hangat dan mengelus kepalaku dengan lembut. Ekspresi Kak Anne pun semakin tidak enak.

"Maksud Tante? Kenapa bukan saya dan malah Tyana yang harus nemenin Tante?" tanya Kak Anne lagi dan langsung dibalas dengan decikan kesal oleh Tante Yuni.

"Ya, iyalahh. Kan, Tyana pacarnya Jefrico. Udah tiga bulan mereka pacaran. Masa kamu nggak tau. Kudet," jawab Tante Yuni ketus dan membuatku menjadi lemas. Semua yang aku takutkan, terbongkar sudah. Kak Anne menganga mendengar jawaban Tante Yuni. Ia menatapku dalam dan penuh dengan kekecewaan.

"Kak.. Aku.. aku bisa jelasin semuanya," ucapku sambil menyentuh pundak Kak Anne. Ia menatapku tajam dan menepis tanganku. Aku melihat air mata mengalir dari wajahnya.

With You [JaeYong | GS] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang