••15••

333 11 6
                                    

"Lian hikkss hikks" Tidak ada kata-kata yang bisa ku katakan saat ini hanya tangisan yang terus ku keluarkan.

Aku ingat! Prempuan tadi atau dokter itu aku melihat nya beberapa bulan yang lalu ditaman bersama lian.

Lian terusik karna suara tangis ku yang smakin lama smakin terdengar meskipun aku sudah berusaha menahan nya"jangan brisik dek takut lian terganggu"ucap aro sambil mengelus pundak ku.

"Liliku" Suara yang sudah lama tidak ku dengar saat ini terdengar lagi ditelingaku meskipun suara itu terdengar lemah dan serak.

Aku melihat kearah aro dia mengangguk kan kpalanya,aku menghampiri lian"iya li gue disini"jawab ku berusaha tegar nyatanya aku sangat lemah melihat semua tubuh lian dipenuhi alat-alat yang mungkin sangat menyakitinya itu.

"Alyaa,apakah kamu akan menghukum ku kalau aku mengingkari janji ku?" Ucap nya dengan sdikit terbata mungkin karna selang oksigen nya.

"Aku akan menghukum mu lii,jadi kamu tidak boleh mengingkari nya ingat itu" Balas ku tidak bisa ku bendung lagi air mata ku.

"Hukuman apa yang kamu akan berikan kepada ku al?" Tanya nya lagi.

"Hukuman nya sangat berat li,kamu tidak akan kuat menanggung hukuman itu jadi jangan sekali-kali kamu mengingkari janji itu" Balas ku sambil mengelus tangan yang sudah bengkak dengan cairan infus itu.

Dia menatap ku,tatapan yang slama ini tidak aku dapat kan dari siapapun,bahkan tatapan itu begitu dalam.

"Makasih al sudah hadir dihidup ku" Ucap nya disela tatapan itu.

"Makasih sudah menjadi alasan ku terus berjuang dan terimakasih sudah membuat ku percaya ternyata wanita baik itu ada" Lanjut nya aku melihat air mata yang mengalir disela-sela matanya.

"Tidak perlu berterima kasih lian,justru aku yang harus berterimakasih sama kamu sudah membangkit kan ku dari keterpurukan itu dan menyadarkan ku kalau episode hidup ku ini masih panjang,jadi kamu harus cepat sembuh episode ku tidak akan berjalan tanpa kamu didalam nya" Jelas ku dia tersenyum sangat manis meskipun bibirnya sangat pucat dan matanya yang semakin lama semakin sayu.

"Aku mencintai mu,kamu percaya itu kan?" Aku mengangguk mendengar ucapan pelan namun masih bisa ku dengar itu dia juga menggenggam tangan ku saat ini.

"Maka aku minta LUPAKAN AKU" Aku terkejut mendengar itu.

"Dimana-mana kalau cinta itu bukan lupakan li tapi diingat terus gimana sih ngaur" Aku mengatakan itu sambil menahan sesak yang ada didada ku.

Dan saat itu juga genggaman tangan lian smakin melonggar matanya yang tadi sayu skarang menutup suhu nya yang tadi hangat sekarang perlahan menjadi dingin.

"Hukum aku al,aku tidak bisa menepati janji itu" Ucapan nya smakin tidak jelas bahkan sangat kecil tapi aku masih bisa mendengar dengan jelas.

"Liii lo bercanda kan liiii buka mata lo liii jangan ditutup,tolonggg bang panggil doker bang banggggg tolong bangggg hikkss" Saat ini aku sangat panik ingin ku membuka mata nya tapi dia perlahan menutup.

"Liii lo brengsekk liii lo jahatt lo ingkar liiii lo belum jelasin semuanya liiii hikk" Aku berusaha membangun kan lian tapi mustahil suhu nya smakin dingin wajah nya pucat dan satu lagi aku baru sadar EKG nya yang tadi bergelombang saat ini suaranya sangat nyaring dan lurusssss.

LUPAKAN AKU! (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang