••14••

286 13 4
                                    

"Gk lucu arooo,gue gk lagi mau bercanda" Ucap ku saat aro membawa ku kerumah sakit entah apa yang saat ini abang ku fikir kan padahal aku membayang kan pulang dijemput abang lebih cepat sampai kamar dan lebih cepat rebahan sambil menangis dibalik bantal.

Bercanda-eh enggak deng srius!

"Diam dek,gue juga gk lagi bercanda ikut aja lo pasti senneng" Sejak kapan kerumah sakit seneng? Rada-rada abang emang.

"Terserah deh" Mau gimana lagi? Selain pasrah memberontak juga gk bakal diturutin kan?

Hari smakin malam,abang masih mampir dimusolla rumah sakit yang brada di lantai 1 aku yang kebetulan tidak solat menunggu abang diruang tunggu depan resepsionis.

"Mb alya?" Sapa seorang Dokter cantik bahkan dia terlihat terkejut melihat ku,ehh tapi aku tidak asing aku pernah ktemu tapi dimana?

"Iya?" Jawab ku karna aku merasa tidak mengenal nya meskipun aku sangat familiar tapi aku lupa dia siapa?

"Mb ngapain disini mau cek? Mb sakit?" Bahkan dia menanyakan pertanyaan yang sama sekali tidak masuk akal apakah aku terlihat sperti orang sakit?jelas-jelas lipsti ku masoh menor gini.

"Nggk,ini nemenin abang mungkin mau jenguk rekan nya" Aku melihat exspresi lega dari dokter itu siapa dia sebenar nya? Dia juga tau nama ku.

"Oyya mb mari saya duluan" Pamit nya dan langsung masuk keruangan yang aku tebak itu ruangan pribadinya.

Aku hanya mengangguk kan kepalaku aku sangat lelah dan pusing hari ini dengan 4kelas dalam satu hari dengan 2 dosen kiler dan itu bukan yang membuat ku lelah dan pusing tapi chat yang masuk tadi pagi membuat ku sangat pusing.

"Yukk kelantai 3 pakek lift gk? Atau mau naik tangga!" Pertanyaan yang tidak wajib dijawab aku berjalan duluan karna aku hafal seluk beluk rumah sakit ini dulu oma pernah diopname disini selama 1 bulan lebih.

"Sakit apa bang? Sampek dioprasi?" Tanya ku karna setauku dulu dilantai 3 tempat orang yang sudah oprasi atau bisa disebut ruang ruang steril.

"Kangker darah,ginjal kronis,gagal ginjal entah lah semacam itu" Jawab aro ternyata penyakit nya berat juga.

Tiba-tiba aro berhenti diruangan VIP dia menghela nafas nya dengan berat menoleh kearah ku "berjanji sama abang apapun yang terjadi kamu harus tettap kuat janji?" Aku tidak faham dengan ucapan nya.

"Lebay banget siapa emang yang sakit? Om? Oma? Opa? Siapa sih bagus dong kalau om atau bibik itu" Hanya nama itu yang muncul dipikiran ku saat ini.

"Berjanjilah alyaa" Ucap nya lagi dengan nada yang tidak bisa dibantah.

"Janji" Jawab ku terpaksa menaut kan klingking ku diklingking aro,itu adalah tanda perjanjian sedari kita kecil dulu.

Aro membuka pintu itu sangat pelan aro masuk dan disusul dengan ku dibelakang nya,didalam tidak ada seorang pun yang menjaganya.

Aku melihat kearah pasien itu yang dipasang sgala alat ditubuh nya,aku tidak terlalu melihat jelas wajah nya karna kacamataku ketinggalan di mobil tadi.

Saat aku sudah brada pas di samping tiang infusnya aku baru sadar ternyata"liaaann"

LUPAKAN AKU! (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang