PERTEMUAN KEDUA (18+)

7.8K 21 0
                                        

Aku terpaksa menuruti perintah Bunda untuk ikut ke Arisan geng artis Bunda, karena kalau ngga dituruti dia bakal ngamuk dan nyerocos seharian gak ada berhentinya. Arisan kali ini diadakan di restoran Jepang di Jakarta Selatan. Macet dan panas adalah identitas Jakarta, alhasil kami tiba telat sekitar hampir sejam. 

Aku dan Bunda berjalan memasuki area restoran dan menuju meja pesanan yang sudah dipesan oleh anggota geng bunda ini. 

"Aduh gengs maaf telaat tau sendiri kan jakarta di siang hari macet dan panasnya kek apa, apalagi ini nungguin princess anakku ini mandi dan dandannya aduh lama." ucap Bunda begitu membuka pintu ruang pribadi pesanan arisannya. 

Aku lagi yang kena. Padahal yang paling lama dandannya itu Bunda. Dasar emak-emak rempong, batinku.

Aku ikut masuk dan menyalami teman-teman arisan Bunda yang kebanyakan berusia 40an tahun. Tak lupa aku memasang wajah poker dengan pura-pura tersenyum dan bahagia bertemu mereka.

"Aduh nak Annisa sudah sukses ya sekarang punya perusahaan sendiri di Korea, mana sekarang tambah cantik pisan euy." ucap Tante Imelda, seorang aktris film yang terkenal di Indonesia.

"Eh iya cantik sekali ya Annisa ini, mana sukses lagi. mau ya tante kenalin sama anak tante" goda Tante  Gina menimpali.

"Hehehe terima kasih Tante." aku hanya mampu berkata itu saja.

Sudah hampir dua jam ini geng arisan artis bunda ini gak selesai-selesai, aku merasa sangat bosan hingga mencetuskan ide untuk membuat alasan. Aku langsung membuka HP ku dan mengetik di KakaoTalk kepada Anna, asistenku di perusahaan untuk menelponku dan bilang ada sedikit masalah di perusahaan dan memintaku untuk menyelesaikannya segera. 

Tak berselang lama HP ku berbunyi dan tentu saja itu dari Anna, aku segera mengangkatnya dan Anna bilang kalau ada sedikit masalah dengan server dan memintaku untuk memperbaikinya. Aku lalu minta ijin ke Bunda untuk pergi dari sana karena ada masalah yang harus aku atasi.

Akhirnya aku bisa keluar juga dari restoran ini. Aku berjalan menuju ke tempat parkir dan tak lupa berterima kasih dengan Anna karena sudah mau membantuku.

"Boss kapan kembali ke Korea ? Kau tidak bisa meninggalkan Perusahaan terlalu lama." ucap Anna di seberang telepon.

"Iya iya aku semingguan aja disini. kau uruslah sebentar di kantor, kalau ada apa-apa jangan lupa segera kabari aku." ucapku dan langsung menutup telepon itu.

Aku masuk ke mobil dan meminta sopir untuk mengantarku ke Cafe Granity.

*********

Aku termenung sendiri di Cafe Granity. Cafe ini dulunya sering aku kunjungi dengan Anya, dan juga Al tentunya. Namun sekarang, aku mengunjungi Cafe ini sendiri. Rasanya sungguh aneh datang ke sini lagi setelah tujuh tahun aku tak pernah kemari. Lama aku termenung dan sudah tak sadar ternyata hari sudah malam. Hujan pun turun membasahi Bumi. Aroma hujan yang khas terkena debu dan tanah jakarta ini, menusuk ke hidungku. 

"Ahh sudah lama aku tak menghirup aroma hujan ini." gumamku

Aku pun beranjak dan untuk meinggalkan restoran ini, namun ketika sudah di luar, aku tak menemui mobilku terpakir disana. Aku pun menelpon Pak Sopir dan ternyata tadi pak Sopir pergi menjemput Bunda arisan dan kini masih terjebak macet di jalan, sehingga belum bisa menjemputku.

"Ah sialan." umpatku yang kini bajuku sudah terlanjur basah karena berlari menuju ke mobil, malah mobilnya ngga ada.

Ketika aku masih kehujanan dan menaruh kedua tanganku di atas kepala untuk melindungi tubuhku, tiba-tiba ada payung hitam yang bersender di atas kepalaku, dan aku pun refleks melihat siapa yang memayungiku ini. Pria itu, pria yang semalam menolongku yang hampir terjatuh di kolam renang saat di pesta Anya.

ANNISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang