teman ayah last part (full version)

20.7K 229 5
                                    

Dani memandang ponsel genggamnya dengan tatapan sendu, sungguh dia sangat merindukan Juna. Sang om menghilang di pagi hari tepat setelah mereka bercinta, awalnya Dani tidak terlalu berfikir aneh karena Juna ternyata meninggalkan memo untuk dirinya lengkap dengan sarapan pagi. Namun, hingga kini hari ke empat Juna masih tidak ada kabar sama sekali. Padahal ia sudah men spam kontak sang kekasih, namun tidak ada balasan padahal pesannya dibaca oleh Juna. Sejak kemarin entah kenapa Dani lebih ensitif dari biasanya, ia mudah sekali menangis atau marah karena hal sepele, ditambah sejak kemarin perutnya terasa di aduk-aduk dan mual entah karena apa, saat ini ia tengah berbaring karena sang yayah dan bunda yang menyuruhnya beristirahat, namun bukannya merasa baikan dia benar-benar mual ditambah sejak kemarin dia belum memakan apapun selain air mineral.

"sayang, makan dulu yuk, main hapenya udahan dulu ya, sini ibun suapin"

"gak mau ibun, dani mual gak nafsu juga"

"tapi kalau gak makan, nanti makin sakit loh sayang, apa mau yayah yang suapin biar ibun yang panggilin"

"gak usah, dani gak papa"

"kamu kenapa sih? Ibun perhatiin beberapa hari ini kamu murung terus, ada masalah, hm? Mau cerita?"

"dani gapapa ibun, dani baik-baik aja"

"oke, biar ibun panggil yayah, kamu harus makan"

Hayi beranjak pergi meninggalkan Dani, sepeninggalan bundanya Dani berusaha bangkit dengan tubuh lemasnya, ia hendak pergi ke kamar mandi, namun baru tiga langkah dirinya merasakan kegelapan menghantam kepalanya dan dirinya ambruk di lantai. Hayi dan Panji bergegas menuju kamar anak semata wayangnya, dan betapa kagetnya mereka melihat Dani tergeletak pingsan di lantai. Mereka pun bergegas membawa Dani ke rumah sakit terdekat, saat sampai disana Hayi dan Panji banyak merapal doa untuk kesehatan Dani, alangkah kagetnya mereka saat dokter memanggil dan mengatakan bahwa anak semata wayang mereka tengah mengandung dengan usia 1 bulan. Hayi sempat pingsan mendengar kabar itu karena selama ini dia tidak pernah merasa bahwa Dani memiliki seorang kekasih atau hubungan.

****

"dani, jujur sama yayah siapa ayah bayi kamu itu?"

"y-yayah hiks"

"jangan nangis sayang, yayah cuman tanya hm, anak kesayangan yayah gak usah takut ya"

"siapa sayang ayah dari bayi yang kamu kandung?"

"t-tapi yayah jangan marah?"

"nggak sayang, yayah gak marah asal dani jujur"

"a-ayah dedek o-om juna"

"siapa?"

"o-om juna?"

"maksud kamu om juna sahabat ayah? Juna yang itu?! Kamu diperkosa?!"

"nggak yah! O-om juna pacar dani, yayah jangan marah hiks"

Panji dan Hayi memijit pelipis mereka berusaha meredakan emosi dan pusing yang mendera mendengar kebenaran dari mulut Dani. Panji benar-benar akan membunuh Juna setelah ini, padahal ia sudah selalu berpesan untuk menjaga Dani layaknya anak sendiri pada Juna namun nyatanya sang sahabat malah menghamili Dani. Sungguh, rasa membunuh Juna sudah sampai ke awan.

"sayang, kamu jangan bohong, apa benar om juna ayahnya?"

"hiks iya ibun, dani gak bohonh, kita udah sering main hiks"

"kok dani mau sayang"

"dani cinta sama om juna, kita saling mencintai"

"tapi jarak umur kalian jauh, dani gak masalah?"

"dani gak masalah, selama sama om juna dani bahagia"

"sayang, jangan kaget ya tapi..."

"kenapa ibun? Ibun sama yayah gak setuju"

oneshoot or twoshoot (🔞)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang