Choose You 5⚡️🌈

96 13 2
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya😊

Btw part ini akan sedikit panjang, semoga kalian nggak bosan ya baca sampai selesai.

Happy Reading!!!😊

Noeul berlari  melewati setiap lorong rumah sakit setelah mendapat pesan dari tetangganya. Kini ia sedang mencari di mana ruang rawat ibunya.
Tonam yang sedari tadi bersamanya pun ikut berlari menyusul Noeul.

" Dimana Ibu, apa yang terjadi dengannya?

" tenanglah nak ibumu masih di tangani dokter" jawab tetangganya

" kenapa ibu bisa seperti ini Bi" ?

" Bibi juga tidak tahu,  waktu lewat di depan rumahmu bibi mendengar tangisan ibumu sambil menyebut nama Asira dan tidak lama dari itu ibumu sesak dan pingsan " jawab orang itu

" ASIRA "......batin Noeul

Sungguh sangat teriris hatinya saat ini, dunianya seakan hancur, satu satunya orang yang selalu menemaninya setiap hari kini berbaring lemah di rumah sakit. Tangisan yang tidak bisa ia bendung kini menghasilkan butiran bening yang kini membasahi pipinya. Tonam yang dari tadi hanya diam kini berjalan mendekatinya, memberikan pelukan hangat sekedar menenangkan Noeul.

" Tenangkan dirimu, jangan biarkan ibumu melihat air mata itu, percaya pada Tuhan ibumu pasti baik baik saja " ucap Tonam

" Hancur rasanya hatiku, melihat tubuh lemah itu kini berbaring di ranjang itu " sahut Noeul yang sedang menangis

Setelah beberapa saat dokter pun keluar dari ruangan dan mempersilahkan Noeul untuk masuk melihat ibunya. Noeul Sungguh tidak tega dengan keadaan ibunya, dia tau apa yang membuat sakit ibunya kambuh lagi.

" Bangunlah hiks...hiks..hiks... buka matamu aku sangat mencintaimu. Tolong jangan tinggalkan aku sendiri, ibu harus sembuh dan kita pulang ke rumah bersama "

Melihat tangisan Noeul, Tonam pun tidak bisa menahan air matanya apalagi setelah dia mendengar semua cerita Noeul di kampus tadi.
.
.
.
.
.
.
.
Di Kantin

Terlihat 6 orang  sedang duduk melingkar di sebuah kantin memancarkan senyum kemenangan dan tertawa bersama. Mereka terlihat sangat senang karena bisa merayakan kemenangan Boss dan mendapat makan gratis hari itu.

" Dari tadi Noeul dan Tonam kok nggak muncul muncul ya di kantin ini " Peat berbisik ke Sig yang duduk disebelahnya

" coba kirim pesan siapa tau mereka masih di lapangan basket " jawab Sig

Sementara itu Boss dari tadi terus terusan tersenyum melihat ke arah Rain. Ia memberanikan diri untuk menyuapi Rain makan, merasa gemes dengan tingkah Rain yang begitu polos apalagi pas di suapi Rain menujukkan snyum malu. Boss menawarkan diri untuk mengantar Rain pulang, dan Rain pun mengangguk setuju.

" sayang kamu nggak mau minta maaf ke Rain, kamu juga Sig" Fort yang dari tadi menyaksikan tingkah bucin temannya, kini beralih berbicara dengan peat.

"Hmmm iya phi nanti aku minta maaf, aku juga merasa bersalah dengan perlakuan jahat kami selama ini " jawab peat

Rain yang tidak sengaja mendengar percakapan Fort dan Peat tersenyum, ada rasa bahagia yang tampak di wajahnya.

" satu per satu kini menjadi milikku " batin Rain.

Hari itu Rain pulang bersama Boss.
Rain merasa senang karena Boss menyukainya, ia tidak menyangka akan dekat dengan Boss. Mobil Boss pun terhenti di depan sebuah rumah yang sangat mewah Boss cukup tertegun melihat rumah Rain. Ya  tidak heran sih rumahnya sebagus itu secara orang tua Rain adalah orang kaya dan  donatur terbesar di kampusnya.

Choose YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang