Bab 3 || Teman Baru

33 14 2
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Aku update lagi guys.

~Happy Reading~


.
.
.
.
.
.
.
.
.


Tak berselang lama mobil yang dikendarai oleh mereka itu sampai di rumah sakit. Tak lupa juga Bu Nyai sudah menghubungi kedua orang tua Shakila.

Mereka semua berada di IGD dengan perasaan cemas termasuk Shafiyyah, ia berjalan mondar-mandir seperti tak ada tujuan dan terlihat lebih sangat panik.

Shafiyyah sangat cemas daritadi,selain cemas mengenai keadaan Shakila ia juga cemas karena jam sudah menunjukkan pukul enam lewat empat puluh lima menit tapi ia masih berada di rumah sakit.

Bukan maksudnya tidak peduli dengan keadaan temannya, Shakila. Tetapi, Shafiyyah sangat takut jika dirinya terlambat ke kampus.

"Ya Allah gimana ya ini, habis deh aku kalo telat terus kena marah kakak pembimbing ini." batin Shafiyyah

Ustadz Azriel sedari tadi paham akan kecemasan Shafiyyah itu. Ia pun memberanikan diri untuk berbicara dengan Bu Nyai.

"Afwan Bu Nyai." ucap Ustadz Azriel dengan nada lirih.

Seketika semua orang, bukan hanya Bu Nyai. Melainkan Gus Danish, Shafiyyah, dan Zahra ikut menoleh ke arah Ustadz Azriel.

"Iya ada apa Ustadz Azriel? " jawab Bu Nyai.

"Afwan Bu Nyai, mengingat jam sudah nunjukin pukul enam lewat empat puluh lima menit. Sebentar lagi tepat jam tujuh, gimana kalo sekarang saya anterin Shafiyyah? " ucap Ustadz Azriel sambil menatap sedikit ke arah Shafiyyah.

Shafiyyah segera mengalihkan pandangan dengan sedikit menunduk, walaupun sudut bibirnya itu masih sedikit terangkat. Sungguh ia sangat berterima kasih dengan Ustadz Azriel sudah mewakilkan untuk berbicara dengan Bu Nyai.

Karena, Shafiyyah sendiri segan untuk berbicara langsung.
"Iyaa Azriel, afwan juga Saya lupa. Ayo, silahkan berangkat daripada nanti makin telat." jawab Bu Nyai sembari menatap Ustadz Azriel dan Shafiyyah.

Ustadz Azriel dan Shafiyyah tersenyum dan mengangguk patuh.
"Makasih banyak juga ya Nak, udah mau ikut ngantar kesini." lanjut Bu Nyai sambil menepuk-nepuk bahu Shafiyyah.

"I-iya sama-sama, makasih banyak Bu Nyai. Kami permisi Assalamualaikum-." jawab Shafiyyah dengan tersenyum lebar dan berniat segera untuk melenggang pergi.

"Sebentar-."

Shafiyyah dan Ustadz Azriel menoleh ke belakang kembali, dan Bu Nyai hanya mengerutkan dahinya mendengar seseorang yang berkata itu.

"Ada apa lagi Gus?" ucap Ustadz Azriel.

Yaps,orang yang memanggil tadi adalah Gus Danish.

"Afwan Umi, apa ga sebaiknya mereka hanya pergi berdua?" tanya Gus Danish dengan raut wajah datar untuk menyembunyikan rasa cemburunya.

~Gus Danish cemburu? Iya guys...Gus Danish cemburu~

"Astaghfirullahaladzim iya Ya Allah, kok bisa hamba mu ini lupa Ya Allah." gumam Shafiyyah yang masih dapat di dengar oleh semua orang.

Sedangkan Ustadz Azriel hanya menunduk kikuk, dan menggaruk tengkuk nya yang tak gatal. Sungguh ia sendiri juga malu dan canggung saat itu.

"Astaghfirullahaladzim, I-iya ya Nak. Hmmm yaudah gapapa kan kalo Gus Danish ikut juga? Biar Saya sama Zahra aja yang nunggu disini." ucap Bu Nyai dan di angguki oleh semua orang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SHANISH (hiatus sementara) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang