CHAPTER 2

910 126 16
                                    


"MR.?"


Melihat mata putranya yang selalu berbinar setiap kali membicarakan idol favoritnya, Seokjin ikut bahagia. Sebagai orang tua tunggal, ia selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk putranya bukan hanya dari segi material namun juga dari segi mental dengan cara mendukung segala aktifitas yang putranya sukai.

Duduk ditepi tempat tidur putranya, Seokjin menyaksikan putranya menari dan bernyanyi. Meskipun ia bukan orang yang faham tentang musik, namun ia tetap dapat merasakan bahwa putranya memiliki bakat dibidang seni tarik suara.

Seokjin bertepuk tangan, ketika Taehyun menyelesaikan tariannya dengan begitu baik. Memegang kedua tangan putranya yang kini berdiri didepannya, setitik air mata Seokjin jatuh saat menyadari jika kini putranya tumbuh menjadi remaja yang sehat dan tampan.

"kenapa appa menangis? Suara ku tidak enak didengar?" Seokjin segera menggeleng cepat, menghapus air matanya ia kemudian berkata..

"suara dan gerakan dance mu sangat bagus nak, luar biasa. Appa tau kau sangat menguasai kedua hal ini"

"lalu kenapa appa menangis?"

"appa menangis karena appa baru menyadari skau tumbuh dengan sehat dan tampan, tinggi badanmu bahkan sudah hampir sama dengan tinggi appa-"

"hihihi..kau benar appa, bu guru disekolah juga mengatakan hal yang sama. Aku tumbuh lebih cepat dari anak-anak yang lain, lihat saja..aku sangat tinggi. Itulah mengapa aku menjadi kapten basket. Terimakasih appa karena selalu memberikan makanan yang bergizi"

"itu sudah menjadi kewajiban appa, Taehyun..apakah itu artinya kau bahagia menjadi anak appa-"

"sangat-sangat bahagia appa..hihi. appa merawatku dengan baik, aku tidak pernah merasakan kekurangan bahkan teman-teman ku ingin menjadi anak appa karena appa selalu menyiapkan bekal makan siang yang sangat lezat. Tentu saja aku tidak mau appa ku punya anak lain" Seokjin tertawa renyah, ia memeluk putranya karena gemas dengan raut wajah sang putra yang keberatan jika memiliki saudara lain.

"anak appa Cuma satu, Kim Taehyun seorang".

..

Seokjin menjalani rutinitas paginya seperti biasa, selesai berbelanja ia kembali ke rumah untuk menyiapkan sarapan dan bekal sang putra. Meletakkan omelet dengan parutan keju diatasnya Seokjin bersiap membangunkan sang putra ketika suara ketukan pintu membuat niatnya harus tertunda.

"anyeong haseyo...Taehyun appa" seorang wanita dengan blush on terang berwarna pink menyapa,

"anyeong haseyo..Hyunjin eomma, ada yang bisa dibantu?"

"Seokjina..sebelumnya aku minta maaf karena sering merepotkanmu, tapi..untuk kali ini saja bantu aku buatkan bekal untuk perjalanan anak-anak ke Seoul hmm? Kau pasti menyiapkan bekal untuk Taehyun jadi buatkan saja bekal yang sama untuk Hyunjin-"

"Hyunjin eomma, tunggu..tunggu..bekal perjalanan ke Seoul? Hyunjin akan pergi ke Seoul?"

"omo!omo! Taehyun appa belum tau? Anak-anak akan pergi ke Seoul akhir pekan ini untuk tamasya selama 2 hari. Jumat malam mereka akan berangkat, aku meminta mu untuk membuat bekal..okay?" Seokjin yang masih terkejut mengetahui informasi tersebut hanya bisa menganggukkan kepalanya,

"kau memang baik Taehyun appa, aku akan mentransfer uangnya. Terimakasih Taehyun appa" segera menutup pintu rumah, Seokjin masuk kedalam kamar Taehyun. Membuka tas sekolah putranya, air mata Seokjin menggenang ketika menemukan sebuah surat tentang perjalanan tamasya ke Seoul dengan rincian biaya yang memang tidak sedikit bagi keuangan keluarganya.

GOLDEN SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang