Dengan tekat untuk mengambil Jurusan Sastra suatu saat nanti, Seseorang Gadis yang memiliki cita-cita sebagai penulis itu kini tengah duduk manis dengan laptop di hadapannya, iya menatap layar laptop nya serius sesekali pandangan nya akan teralihkan ke arah papan keyboard berwarna pink miliknya, yang sudah di desain kaca berlampu membuat tampilan nya menjadi estetik.
Tinggggg..
Tingggg..
Tinggggg..
Suara pesan masuk Terdengar jelas di pendengaran nya, gadis itu menoleh sekilas ke arah ponselnya berada, di sana tertera nama 'kak Kartika' membuat nya langsung meraih ponsel miliknya menatap sebuah foto prewedding dengan kata.
"Datang ya, ditunggu kado nya! Berkenan bersama Partner."
Sosok gadis yang sekiranya berumur 17 tahun itu, menatap mendelik ke arah Kaka senior nya yang kini sudah berumur 24 tahun, iya menggeleng pelan merasa dongkol akan kata partner membuat nya terkekeh kecil.
Mata sipit itu menatap kembali ke arah layar laptop nya guna melanjutkan perkejaan nya dalam mengetik sebuah cerita dengan alur acak yang berjudul "She's Deluna, not Rafani Azahra.'
"afrida alfarida aida. Turun makan nak."
"Sehhhh,, pegal nya."
Gadis itu merenggangkan otot jari nya, dan juga pinggangnya di saat rasa pegal itu iya rasakan. Matanya menatap ke arah jam dinding yang kini memperlihatkan pukul 11 siang membuat nya bergegas untuk turun ke lantai satu, menuntaskan sarapan pagi.
"Pagi mom."
"Matamu, pagi."
"Apa sih mom, dah ngegas aja! heran."
Alfarida almaida. perempuan yang kini berusia kurang lebih 41 tahun itu menatap ke arah sang anak dengan mendelik, iya berdiri berkecak pinggang, menampilkan wajah garang nya.
"Umur kamu gak kecil lagi aida, tidur kemalaman bangun kesiangan! Katanya mau jadi penulis hebat dan berakhir di media tv."sakras Rida membuat aida melongo kecil.
"Ishh,, mommy nih."geruntu aida yang kini duduk di atas kursi makan.
"Mom, mana Deddy."ujar gadis itu menatap ke arah sekeliling ruangan.
"Deddy kan kerja sayang."ucap Rida lelah sendiri melihat kelakuan sang anak yang di luar ekspektasi.
"OOO,, mom! Aida izin mau ke mall ya buat beli bahan-bahan."
"Bahan-bahan apa,."heran Rida menatap ke arah sang anak sekilas.
"Buat kado nya Kaka senior aida mom." Ujar aida yang di angguki sekilas oleh Rida.
Setelahnya mereka pun langsung melanjutkan makanan mereka, sesekali akan ada canda tawa bahkan gurauan yang memenuhi ruang makan itu.
___________.afrida alfarida aida, gadis itu kini berada di lobby mall dengan tangan yang sudah penuh akan belanjaan nya, iya menoleh menatap ke arah parkiran, guna melihat sang supir apakah sudah datang atau belum.
"Nona."
Aida menoleh ke arah samping dan mendapati seseorang paruh baya yang kini membungkuk kecil ke arahnya, membuat aida mengangguk pelan.
"Biar bapak bantu non."tawar nya yang mendapat gelengan dari aida.
"Bapak, ambil aja mobilnya! Biar aida tunggu sini."
"Tapi non."
"Tidak masalah." Potong cepat aida membuat bapak itu mengangguk dan langsung pergi menuju mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
cursed village. cannibal village.
HorrorTujuan mereka datang ke raja Ampat adalah untuk menemani sang pasangan pengantin untuk honeymoon. Tapi setelah menyadari sesuatu kejanggalan membuat tujuan mereka berubah menjadi bertahan hidup. Bisakah mereka bertahan dan berhasil keluar dari tempa...