12

43 4 1
                                    

Churan memandangi YangYang dengan mata yang mengandung genangan air di ujungnya dan berucap "Maafkan aku Yang er".
"Hah? Kenapa kamu malah minta maaf?", tanya YangYang bingung.

"Maaf karena telah meragukan semua ketulusanmu padaku di awal, bahkan aku selalu membuat batasan di antara kita. Aku tidak menyangka bahkan kamu bertindak sejauh ini dan mempertaruhkan reputasi mu. Betapa bodohnya aku yang tidak bisa melihat semua itu padahal tersirat jelas semuanya di matamu seperti saat ini, lalu mengapa aku tidak melihatnya sejak awal? Maka, maafkan lah aku Yang er", ucap Churan dan akhirnya air yg tertahan di pelupuk matanya jatuh menyentuh pipinya.

 Betapa bodohnya aku yang tidak bisa melihat semua itu padahal tersirat jelas semuanya di matamu seperti saat ini, lalu mengapa aku tidak melihatnya sejak awal? Maka, maafkan lah aku Yang er", ucap Churan dan akhirnya air yg tertahan di pelupuk ma...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

YangYang mengusap air mata di pipi Churan dan kemudian menggenggam tangan Churan,
"Ran, mengapa kamu menangis? Aku sungguh tak ingin membuatmu menangis, air matamu menyayat hatiku. Izinkan aku selalu mengukir senyum di bibirmu ya? Aku tidak akan terburu-buru, biarkan aku perlahan melangkah ke arahmu tapi jangan mundurkan langkahmu ya? Aku bener-bener suka kamu dan bahkan aku sudah jatuh terlalu jauh padamu".

Churan mengangguk dengan patuh dan akhirnya bibirnya terangkat mengukir senyum tipis. Namun tiba-tiba suara tawa YangYang pecah saat mendengar perut Churan bunyi karena lapar. "Haha, perutmu sudah mengirimkan alarm untukku, seharusnya aku tidak membiarkanmu sampai lapar begini, maafkan aku ya Ran? Baiklah kita makan dulu sebelum pulang ya?".

Churan menutup wajahnya yang memerah karena malu dan memalingkan wajahnya ke arah jendela kemudian bibirnya mengerucut tanda dia sedang ngambek. Aksinya ini membuat hati YangYang tergelitik dan mulai memikirkan sesuatu yang jahil.

YangYang mencondongkan tubuhnya dan mendekatkan wajahnya ke Churan lalu membisikkan ke telinga Churan "Apakah kamu marah?", suara rendahnya menusuk ke telinga dan membuat Churan hendak memutar kepalanya ke sisi YangYang namun duaarrrrr wajah merek...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

YangYang mencondongkan tubuhnya dan mendekatkan wajahnya ke Churan lalu membisikkan ke telinga Churan "Apakah kamu marah?", suara rendahnya menusuk ke telinga dan membuat Churan hendak memutar kepalanya ke sisi YangYang namun duaarrrrr wajah mereka begitu dekat hampir tak berjarak. Churan merasakan panas di wajahnya namun tetap mempertahankan wajah tenangnya dan berkata "Bukan marah, aku hanya merasa sedikit canggung karena kamu mendengarnya tadi, bagaimana mungkin perutku bunyi di saat seperti ini? Ahh memalukan".

 Churan merasakan panas di wajahnya namun tetap mempertahankan wajah tenangnya dan berkata "Bukan marah, aku hanya merasa sedikit canggung karena kamu mendengarnya tadi, bagaimana mungkin perutku bunyi di saat seperti ini? Ahh memalukan"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Destiny Given By Heaven (Yang Yang & Wang Churan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang