ZA-1

3 0 0
                                    

Typo silahkan komen (;

“Terimakasih papa, sudah menciptakan luka  paling dalam dihati putramu. Terimakasih mama, papa...sudah menghancurkan ekspetasi ku tentang apa itu keluarga”

Tepat di jam 12 malam, genap sudah usia nya 12 th. Tapi sepertinya hari dimana dia lahir, akan menjadi hari paling dia benci seumur hidup.

PRANK

Bunyi pecahan kaca menggema didalam ruangan. Anak Laki-Laki yang tertidur lelap pun terbangun, dengan ketakutan kakinya merangkap, turun dari tempat tidurnya. Perlahan berjalan kearah pintu, membuka pintu kamarnya, menuju kamar kedua orangtuanya.

"AKU CAPEK SAMA SIKAP KAMU MAS, KAMU NGGAK PERNAH MAU BERUBAH!"

"MAKSUD KAMU APAAN HAH?"

"AKU TAU KAMU PUNYA SIMPANANNYA DILUAR SANA."

"CUKUP!TUTUP MULUT KAMU!"

"YANG KAMU TUDUHIN SEMUA ITU NGGAK BENAR. YANG BENAR ITU KAMU KAN YANG PUNYA SIMPANAN DILUAR SANA!"

"AKU PUNYA BUKTINYA KALAU KAMU SELINGKUH DARI AKU, JANGAN NGELAK LAGI MAS, AKUIN SEKARANG!"

Anak Laki-Laki itu menutup mulutnya rapat. Tubuhnya sekarang  mematung didepan pintu, tanpa berani menggapai kenop pintu didepannya.

"KITA CERAI!"

Deg

"Maksud kamu apa Mas?"

"Aku mau kita CERAI! Aku udah muak sama KAMU!"

"Oke, kalau itu mau kamu! Tapi ingat ya Mas,  Akbar ikut kamu, aku nggak akan pernah mau urus anak haram itu!"

"Cukup! Jangan panggil anakku dengan sebutan itu!"

"Hahahha. Kenapa kamu harus marah Mas? Itu faktanya kan?"

"Stop! PERGI KAMU DARI RUMAH INI SEKARANG!"

"Oke, aku akan pergi!"

Ceklek

"Mama." Panggil anak Laki-Laki itu. Wanita yang baru saja keluar itu membuang mukanya, tidak mau menatap anak itu.

"Saya bukan Mama kamu lagi, jadi jangan panggil saya mama! Saya sudah lelah berpura-pura menjadi Mama kamu!"

"Andin cukup!"

"Mama jangan pergi, mama jangan pergi!"

"MAMA"

Akbar terbangun dengan napas tidak beraturan. Mimpi buruk kembali mengusiknya, setiap malam bahkan dia tidak pernah sekalipun tertidur nyenyak sampai pagi. Selalu dia terbangun ditengah malam, dan berakhir duduk dibalkon, menatap langit malam, sambil mengisap rokok.

Angin malam menerpa wajah tampannya, iris mata biru itu tidak bisa berbohong, sekalipun terlihat tegar tapi menyimpan banyak luka. Sambil menatap langit gelap tanpa bintang, Akbar beberapa kali menghela napasnya bosan. Lima puntung rokokpun tidak terasa habis. Karena bosan, Akbar memilih membuang puntung rokoknya yang keenam, Akbar kemudian bangkit, dan melangkahkan kakinya kekamar adiknya.

Ceklek

Pemandangan pertama kali yang Akbar lihat ketika membuka pintu kamar Alwin adalah adiknya itu tengah tertidur dibawah pencahayaan minim dengan wajah telungkup diatas meja belajar. Melihat itu Akbar repleks menggeleng kepala, dengan hati-hati dia mengangkat wajah adik kecilnya itu, dan memindahkan tubuh mungil itu kekasur. Setelah selesai menyelimuti Alwin sebatas leher, Akbar pun memilih untuk meninggalkan kamar adiknya.

ZEFABARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang