ZA 3

7 0 0
                                    

Typo jangan lupa komen (;✌️

Dua minggu berlalu, dan Anya masih berusaha menghindar dari Akbar. Kejadian di malam pesta itu masih terus berputar diotaknya, membuat dirinya merasa malu pada dirinya. ia bahkan terlihat seperti orang gila karena beberapa kali kedapatan membenturkan kepala ke meja waktu pelajaran dikelas dimulai.

"Nya, elo kenapa sih?" Tanya Gia. Sebenarnya pertanyaan itu sudah dari tiga hari lalu ingin Gia tanyakan, tapi ia tahan, dan akhirnya keluar juga dari bibirnya karena mulutnya sudah gatal untuk bertanya mengenai keanehan sahabatnya.

"Hah gue?? Gue kenapa?" Tanya Anya pura-pura tidak tahu. Seberusaha mungkin ia nampak biasa-biasa saja, meski jantungnya sudah berpompa lebih cepat. Bukan karena pertanyaan dari Gia sahabatnya, melain karena langkah kaki beberapa orang yang memasuki kantin sekolah, dan sekarang tengah menjadi pusat perhatian. Mereka adalah anggota Inti ALASKAR, dan orang yang sangat ia hindari ada diantara mereka.

"Gi, Bi, gue cabut duluan ya." Pamit Anya.

"Eh kok buru-buru sih Nya, bakso elo juga baru datang." Ucap Bia heran.

"Ehmm gue mau ketoilet."

Prang

Karena terburu-buru, dan tidak fokus, Anya dengan tidak sengaja menabrak seseorang yang tengah membawa nampan berisi bakso. Kuah yang panas itu tumpah, dan mengenai seragam membuat orang yang ditabraknya tadi mengaduh kesakitan.

"Maaf, maaf." Ucap Anya merasa bersalah. Tangan gadis itu baru ingin menyentuh seragam Siswa yang ia tabrak, tapi dengan kasar ditepis oleh
pemilik.

"Nggak usah sentuh! Maksud elo apaan HAH nabrak gue? Sengaja kan elo!" Tuduh Siswa itu. Dia adalah Sabrina, ketua geng Girls Devil, cewek yang terkenal sadis di SMA MADA, dan tukang bullyng disekolah, bersama dengan kedua dayangnya, Keysia, dan Via.

"Astaga Sab, tangan elo sampai merah begitu lho, kayak sengaja banget nggak sih?" Kompor Keysia.

"Harus kita kasi pelajaran nih cewek!" Geram Via melirik sekitar. Terlintas ide saat mendapati ember bekas air pel yang belum dibuang ada didekat mereka.

Byur

Anya memejamkan mata. Setes demi tetes air berwarna kecoklatan itu menempel dirambutnya, seragamnya juga basah membuat lekuk tubuhnya yang berisi terbentuk, membuat mata Laki-Laki para buaya seperti akan keluar menatap gadis itu.

"ANJIRR! MATA GUE KEENAKAN!" Teriak Gio repleks. Akbar langsung melayangkan tatapan tajam membuat nyali Gio seketika menciut.

Anya masih memejamkan mata, ia malu membuka mata, dan melihat kondisi dirinya sekarang.

Glap

Seseorang memberikan jaket pada nya. Mata Anya perlahan terbuka, mata keduanya bertemu. Jantung Anya berdebar sangat cepat, bukan karena melihat ketampan Laki-Laki itu, melainkan Anya kembali teringat dikejadian dipesta.

"Elo nggak papa?" Tanya Akbar datar. Kesadaran Anya kembali, gadis itu langsung menghempas tangan Laki-Laki itu dari bahu nya.

"Lepas!" Ucap nya marah. Tanpa berkata apapun, Anya berlari menjauhi Akbar, dan keramaian orang dikantin.

_//-

Anak Alaskar sekarang tengah berkumpul diMarkas. Mereka memang memiliki Markas pribadi yang mereka gunakan untuk bersenang-senang, membolos ketika jam pelajaran, dan menyusun strategi untuk membalas anak geng motor yang menyerang anak Alaskar.

"Bar, elo suka sama anak kelas sebelas itu?" Tanya Fatur.

"Maksud lo apa-apaan nuduh gue kek gitu?" Tanya Akbar balik tidak mengerti maksud Fatur.

"Ya..gimana ya, gue heran aja kenapa tiba-tiba lo nolongin Anya, pakai kasi jaket segala lagi, biasa nya elo cuek bebek sama cewek. Apa elo mulai naksir ya sama tu adekting?" Introgasi Fatur. Anak Alaskar yang tadinya sibuk sendiri langsung berhenti dari aktifitas mereka, mereka tiba-tiba merapat kearah Akbar dan Fatur, ikut penasaran.

"Ia Bar, kok elo beda banget sih tadi? Mana pakai kasi jaket elo segala lagi ke Anya? Elo naksir ya sama adek kelas kita yang gemoy mirip hello kitty itu?" Tambah Lambe mau menggoda Akbar. Kapan lagi kan menggoda pak ketua yang super galak ini.

"Gue cuman kasihan." Balas Akbar tanpa ekspresi.

"Yakin? Biasanya ngga gitu?" Pancing Fatur.

"Ia boss, kemarin waktu si nene dilempar got Lo ngga nolongin?" Tambah lambe.

"Beda konteks Abang brodi. Si nenek ini dia sendiri yang minta dicempelungin kegot, bukan nya sengaja dicempelungin." Ralat Asland.

Masih dalam sesi mengintrogasi Akbar, kedatangan Zion membuat Akbar terselamatkan dari pertanyaan-pertanyaan aneh teman-temannya. Ia merasa lega, dan ingin sekali memeluk haru seorang Zion yang biasanya hanya menjadi beban tim, akhirnya menjadi penyelamatnya.

"Woii. Kalian, tolong bantuin gue dong." Pinta Zion dengan wajah memelas seperti ingin minta bansos.

Wajah lemas yang sengaja Zion tampil kan dihadapan anak Alaskar, berharap anak Alaskar iba.

"Ada masalah? Vebby elo kena berak mahmud lagi?" Tebak Asland.

"Ck. Bukan itu..." Balas Zion prustasi.

Vebby yang dimaksud Asland adalah motor kesayangan Zion yang seringkali diberak oleh ayam kesayangan ayahnya, yang diberi nama mahmud.

"Lah terus?"

"Gue lagi pusing nyari sate rasa martabak dimana?" Keluh Zion. Semua anak Alaskar menatap cengo kearah Zion.

"Elo ngidam?" Tanya Fathur.

"Bukan gue monyet betelur. Kakak gue, Ana." Jelas Zion ngegas. Semua menggangguk paham.

"Kak Ana hamil, udah berapa bulan?" Tanya Akbar.

"Kandungannya baru jalan 3 minggu boss."

"Bantu cariin dong atau buatin kek. Kasihan kakak gue nangis melulu minta sate rasa martabak nggak dapat-dapat."

"Suruh Fathur aja. Kan pandai masak." Saran Lambe.

Fathur yang mendengar namanya dibawa-bawa merasa kesal. Dengan tidak berkeprimanusian cowok itu memukul kepala Lambe yang membuat sang empu korban kdrt itu meringis kesakitan.

"Nggak usah ngomong elo. Kalau elo ngomong selalu mempersulit hidup gue." Omel Fatur.

"Anjir elo tur, guekan sebagai teman ya baik hati, rajin menabung, dan tidak sombong, cuman saranin." Balas Lambe membela diri.

"Tapi jangan gue juga yang elo tumbalin." Kesal Fathur.

"Udah-udah jantan betina. Nggak usah berantem." Lerai Asland.

"Gimana nih?Ck. Pusing amat gue." Zion mengacak rambutnya frustasi.

"Emangnya harus diturutin?" Tanya Akbar penasaran.

"Iya bar. Harus diturutin, kalau nggak nanti anaknya ngiler." Bukan Zion yang menjawab melainkan Asland.

"Mama gue juga gitu pas ngandung ke adek gue, aneh-aneh aja kemauan nya--- Tapi gue juga nggak tega waktu lihat perjuangan nyokap gue ngandung ke adek gue. Dia ngandung, sampai adek gue berojol, pun sendiri. Karena bokap udah nggak ada gara-gara kecelakaan." Cerita Asland. Anak Alaskar terdiam.

"Kok malah diam?" Tanya Asland heran.

"Terharu kalian dengan cerita gue. Hahaha. Lebay elo semua." Sambung Asland lagi tertawa. Berusaha mencairkan suasana.

"Domba elo Land. Baru aja mau kasihan." Gerutu Zion. Semua anak Alaskar tertawa melihat wajah kesal Zion, kecuali Akbar. Cowok tiba-tiba teringat pada gadis yang beberapa hari mengusik fikirannya. Cowok itu langsung menyambar kunci motor, membuat anak Alaskar yang melihatnya kebingungan.

"Mau kemana bro?"

"Ada urusan." Singkatnya langsung berlalu.

°°°
TBC

ZEFABARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang