AWAN mendung menghiasi langit sore kala itu, dengan angin dingin yang mulai berhembus membuat tubuh menggigil secara perlahan
Suara deburan ombak laut yang menenangkan jiwa namun juga begitu kelam terdengar, beberapa burung camar terlihat mulai mengepakkan sayap mereka pergi menjauhi tepi pantai akibat langit kelabu yang akan menuangkan tangisnya
Nafas itu memburu, tubuh tegap itu berlari menghampiri tepi pantai, dirinya bahkan tak memperdulikan ombak tipis yang sudah membasahi kakinya, menyebabkan sepatu dan celana nya basah terkena air, bahkan ia semakin melangkah maju melawan gulungan ombak yang semakin terasa memberat
Iris-gelap itu bergetar, mata yang mengandung kesedihan dan kegundahan terlihat jelas disana
"Zayyan! "
Ia berteriak dengan nada suara nya yang menggambarkan ketakutan dan kepedihan, memanggil nama dari pemilik tubuh yang sudah tenggelam pada dingin nya lautan.
"Zayyan jangan seperti ini. Ku mohon"
Ia terus memanggil, berharap bahwa dirinya tak kehilangan kesempatan sedikit pun, namun yang terdengar hanya suara deru ombak yang semakin menggema di saat hujan mulai turun secara perlahan
"Zayyan jangan menghukum ku seperti ini, aku tidak bisa. Kumohon kembali pada ku, Zayyan! "
Pria tampan itu menangis, suara nya terbenam oleh hujan dan deru ombak, tak memperdulikan tubuhnya yang kini mulai basah dan kedinginan
Kekasih kecilnya menghilang dalam lara lautan yang menyedihkan, kesepian dalam dinginnya ombak laut yang membawa tubuh itu entah kemana
Sing jatuh bersimpuh membiarkan tubuhnya terkena oleh ombak kecil yang bergelung-gelung itu, meraung hebat pada tepian pantai dimana kekasihnya memilih pergi. Seandainya dirinya bisa lebih cepat apakah tubuh kecil yang rapuh itu bisa ia cegah menenggelamkan diri dalam dingin nya air laut?
Seandainya Sing hanya mempercayai kekasih kecilnya yang memiliki banyak kesedihan itu dan tidak terus meninggikan egonya sendiri, apakah Zayyan-nya akan tetap tersenyum hangat di sisi nya?
Sing memukul dadanya dengan penuh sesak, ia berteriak penuh kepedihan pada langit yang gelap dan tengah menangis itu, seolah tengah menemani rasa sedih nya yang menyeruak mengantar sesak
"Ku mohon! Jangan hukum aku seperti ini, kembalikan dia! Kembalikan kekasih ku pada ku! Aku menyesal! Tuhan seandainya aku di berikan kesempatan aku berjanji untuk menariknya dari semua rasa sakit itu. Tuhan aku memohon padamu sekarang, tolong maafkan aku. "
"Ku mohon kembali kan Zayyan kepada ku. "
Di sore yang menyinsing malam dengan penuh kepedihan itu, Sing menangis hebat pada kebisuan laut yang sudah menyembunyikan cintanya, meninggalkan lara yang begitu pedih pada hati yang berubah menjadi butiran debu.
————
Sing mengedipkan matanya perlahan, menyesuaikan cahaya matahari yang menyambutnya kala itu, wajah tampan nya kini tengah bermandikan cahaya matahari pagi. Sebelum seketika Sing seolah mengingat sesuatu, ia segera bangkit dari ranjang empuk yang menemani tidurnya setiap saat itu
Ini kamarnya, benar-benar berada di kamarnya dan hal itu kini membuat Sing menjadi linglung, seharusnya tidak ada yang harus dirinya bingungkan ketika ia terbangun pada kamarnya sendiri, tidak ada yang salah ketika dirimu terbangun dan berada pada kamar mu bukan? , namun ketika Sing segera membuka ponselnya saat notifikasi khusus untuk seseorang terdengar yang entah mengapa membuat tangan nya bergetar, semuanya terasa seperti dejavu
Cuteperson🤍
07.10 : Hai, apa kamu sudah bangun? Aiss pasti belum ya? Ayo bangun, aku akan datang ke apartement mu setengah jam lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORY [ Zayyan x All ]
Contobxb area- ! Aku sudah kasih peringatan. Jadi bagi yang gak suka silahkan keluar dari lapak ku secara baik-baik. Ini hanya kisah Zayyan dengan berbagai macam warna. Maybe Singzay and Leozay akan mendominasi