Time Line 1
Kedua kaki itu terus dipaksa berlari sembari menerobos hujan yang begitu lebat turun di siang hari ini. Nafas yang begitu menyesakan terasa semakin sakit dirasakan tak begitu ia pedulikan. Mata yang memulai memerah bibir yang semakin terlihat pucat dan lihatlah sepatu semula berwarna putih berubah menjadi coklat keseluruhan menandakan seberapa keras ia berlari.
Terlihat gerbang hitam yang begitu kokoh di matanya membuat senyuman terbentuk dengan manis sangat pas di wajah cantiknya. Semakin dekat dari gerbang hitam tersebut semakin lebar senyum di wajahnya sebuah angan terlihat begitu nampak di kedua matanya yang terlihat memerah. Sebentar lagi langkah kakinya akan sampai pada tempat tujuan.
Berdiri di depan gerbang tinggi berwarna hitam sembari menarik nafasnya, ia membentuk sebuah senyum untuk menyapa satpam yang membuka gerbang tinggi itu untuknya. Ia kembali berlari untuk masuk ke dalam rumah megah berwarna putih gading dan menaiki tangga depan dengan ceria, arrgghh sungguh ia tak sabar.
Ketika ia ingin membuka pintu rumahnya pintu tersebut terdorong dengan kencang dari dalam. Disusul suara tapak kaki yang begitu ramai. Tak lama muncul beberapa orang terlihat sangat panik menggendong perempuan yang terlihat lemas dan pucat.
Dirinya ingin bertanya apa yang terjadi tapi dilewatkan begitu saja tanpa ada yang menyadari bahwa dirinya berdiri di dekat pintu rumah.
Yah, begitulah kehidupan seorang Rinai selalu saja diabaikan oleh keluarganya. Melihat keluarganya pergi begitu saja sampai iring-iringan mobil tak terlihat setelah melewati gerbang utama.
Memutar kakinya Rinai kembali menerobos hujan. Ia tak peduli dengan panggilan satpam atau bodyguard rumah yang terus memanggilnya. Ia sama sekali tidak peduli. Mendorong keras gerbang utama dan berlari mengejar mobil keluarganya.
Rinai tertinggal jauh, Rinai tidak kuat lagi untuk berlari. Sakit kakinya sangat sakit. Tubuhnya terasa dingin. Rinai terjatuh, lemas sudah tidak kuat lagi memaksa kakinya. Rinai merasakan dingin yang merambat dari punggung, ia tidak kuat menahan. Sebelum gelap menghampiri Rinai berharap dalam hati.
Tuhan, jika ada kehidupan baru Rinai mohon tolong Rinai. Semua terlalu menyakitkan untuknya.
Sayup-sayup terdengar suara yang mencarinya, Rinai sungguh tidak kuat lagi. Rinai mulai menutup matanya. Kegelapan dengan senang menghampiri dirinya yang terluka dan putus asa.
****
Haii, selamat datang membaca cerita pertamaku.
Jangan lupa dukungan vote dan komen teman-teman. Semoga kedepan aku bisa update rutin cerita ini😊😊
![](https://img.wattpad.com/cover/349086431-288-k528331.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cruel in 5th Life
خيال (فانتازيا)Entah bersyukur atau tidak Rinai rasakan. Hidupnya berulang kembali dan ini kehidupan ke-lima Rinai jalani, kesempatan hidup terakhirnya mengubah jalan kehidupan Rinai kedepannya. Rinai yakin bahwa kehidupan terakhirnya akan mudah seperti rencana ya...