jakarta I'm coming

87 11 31
                                    

Sebelum baca biasakan vote ye bestie.

Nek gak ngevote tak untal on. (Kalo ngga vote entar kamu tak makan)

ᕙ⁠(⁠ ⁠~⁠ ⁠.⁠ ⁠~⁠ ⁠)⁠ᕗ

Hari keberangkatan pun tiba...

Sekarang Asna sudah berada di bandara dan menunggu jadwal penerbangan nya.

Rumahnya? Sudah ia jual karena kemungkinan dia tidak akan tinggal di Surabaya lagi mengingat dia kerja diluar kota.

Orang tuanya? Udah meninggal ya ges, jadi Asna hidup sendirian.

Kasih pat pat dulu ke Asna 🫳🫳

Btw style Asna sekarang udah kayak idol-idol K-Pop mengingat dia K-Popers jadi style nya dia juga ngikut.

Simple sih, cuman kaos putih oblong ditambah celana kulot berwarna cream dan sneaker putih kesayangannya.

Style nya semakin sempurna karena dia membawa tas kecil putih bermerk Dior dan rambutnya yang pendek yang digerai.

Kembali lagi SSA = Suka Suka Asna.

Setelah menyimpan kopernya di bagasi, Asna segera menuju ke-keberangkatan.

Setelah antri untuk mendapatkan tempat duduk akhirnya ia mendapat tempat duduk di pojokan dekat jendela.

Terbaik memang.

Butuh waktu 2 jam untuk perjalanan lebih baik kita beristirahat alias tidur.

Skip 2 jam kemudian.

Iyalah harus diskip kalo gue nulis 2 jam ngapain aja gak guna soalnya Asna lagi bobok ciang.

Gue denger ye. - Asna.

Hushhh udahh lanjut turu sana. - author.

^⁠_⁠^

"Antimo emang best, gue teler 2 jam." Guman Asna sambil menunggu kopernya.

Selesai mengambil koper Asna langsung menuju kumpulan bapak-bapak taxi.

"Pak saya mau kealamat sini, tapi sebelumnya saya mau tanya pak daerah sini ada kos ngga pak?" Tanya Asna.

"Waduh.. setau saya daerah sini ngga ada kos mbak, soalnya ini daerah elite adanya perumahan." Jelas pak sopir.

Behh mampus lo, yaudahlah gapapa itung itung self reward tinggal di perum. Batin Asna.

"Oke deh pak, tolong anterin saya ke alamat perumahan itu." Jawab Asna.

"Oke siap non."

Perjalanan memakan waktu 1 jam.

Pantesan Cia ogah ke Jakarta emang Jakarta butuh kesabaran ekstra, ngga cocok buat Cia yang dikit-dikit suka misuh misuh. Batin Asna.

"Kebetulan saya kenal sama makelarnya jadi langsung saya anter ke makelarnya aja ya non." Tutur bapak taxi dan Asna hanya mengangguk pertanda ia menyetujui.

^⁠_⁠^

"Jadi mau untuk berapa orang?" Tanya si makelar.

"Cuman saya aja."

"Oh jadi cuman 1 orang ya." Tutur si makelar dan Asna cuman nyengir kuda.

Kagak pak buat 100 orang, pake nanya lagi. Batin Asna.

"Ini ada rumah 1 lantai dengan beberapa ruangan diantaranya ada ruang tamu, dapur, 1 kamar mandi, 1 kamar tidur, dan teras didepan rumah. Bagaimana? Setuju?" Tanya si makelar.

"Boleh, cicilannya berapa per bulan?"

"Cicilannya 5 juta perbulan sampai 1 tahun." Jelas si makelar.

"Oke saya bayar mulai dari sekarang ya." Jawab Asna.

Si makelar meninggalkan Asna sepertinya mau mengambil beberapa berkas.

Setelah menanda tangani beberapa berkas Asna mendapatkan kunci rumahnya.

^⁠_⁠^

Okeh rumah baru.

Point plus di rumah ini adalah udah ada interior rumahnya, gila sih perumahan elite emang beda padahal cuman 1 lantai tapi best banget lah.

Ada harga ada barang.

Di ruang tamu udah ada sofa, TV, meja, vas bunga, lemari, sama WiFi behh worth it ga tuh.

Dikamar tidur juga ada kasur double bed, almari, dilengkapi dengan meja-meja yang aestetok.

Dan Asna hanya membeli beberapa kepentingan saja seperti alat mandi, alat makan, sama bahan-bahan untuk dapur.

Sengaja, kalo dia ngga diterima kerja disana seenggaknya dia ngga rugi banyak.

Btw rumah ini lumayan luas, ditambah dengan fasilitas Wi-Fi.

Tak lupa setelah membeli keperluan ia juga menata beberapa barang yang ia bawa dari Surabaya.

Kenangan.

Besok adalah jadwal interview dan sekarang ia harus istirahat.

(⁠~⁠‾⁠▿⁠‾⁠)⁠~

Segini aja dulu ya ges, author mu mager.

See you next part.

MY IDOL - Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang