"Vie, nanti pergi pakai baju yang rapi dan bagusan, yah!," perintah ibu pada anaknya di hari Minggu yang tenang.
"Kenapa, ma?"
"Sudah, jangan bawel dan nurut saja!"
Vieria merengut kesal, ibunya selalu saja begitu, memerintah seenaknya tanpa memberitahu alasan jelas. Cuma makan di restoran dekat rumah kenapa harus bagus-bagus, sih? Pikir Vieria dalam hati. Ia memang paling malas bersolek.
Vieria membuka lemari dan melihat-lihat pilihan pakaiannya. Yah, sebenarnya isi pakaian lemarinya sudah baju bermerek semua dari H&M, Uniqlo, Mango, Zara, Dior, Gucci, dsb. Tapi semuanya dibelikan dan dipilihkan oleh ibunya. Vieria tidak aware fashion sama sekali.
Akhirnya Vieria memilih sebuah kaos dan celana pendek seperti biasa. Bodo amat sama ucapan ibunya. Siapa suruh main perintah saja tanpa kasih alasan, pikir Vieria.
"Vieee.... ayooo!," panggil ibunya.
"Iyaaa, ma," jawab Vieria agak kesal. Tuh kan, katanya disuruh rapihan dikit tapi disuruh cepat-cepat. Vieria melihat sekilas ke cermin dan menyisir rambutnya. Hmm.. I'm still look pretty, right?
Walaupun tanpa dandan sedikitpun, wajah Vieria memang cantik alami. Ia menurunkan gen ibunya yang memang cantik jelita.
Vieria langsung menuruni tangga menemui keluarga yang sudah menunggunya. Ayah, ibu dan saudara kembarnya, Velcro yang hanya beda lahir 5 menit darinya.
"Kok pakai begitu? Kan mama sudah bilang yang rapi," tanya ibunya.
Vieria memutar bola matanya, "mana sempat pilih-pilih baju lagi, ma"
"Nih anak..," ucapan ibunya terpotong oleh ayahnya yang terlihat sudah mulai lapar. "Yuk, jalan!"
Terpaksa mereka semua mengikuti ayahnya keluar rumah menuju ke mobil.
Di mobil, Velcro tidak berhenti mengusili saudara kembarnya. "Umur lu udah 25 tahun, tapi kelakuan kok masih kayak bocah sih?"
"Emang kenapa?," tanya Vieria.
"Itu baju lu kenapa malah pakai kaos dan celana pendek? Tadi mama kan udah bilang rapihan dikit."
Vieria melirik pakaiannya sendiri dan berucap, "kenapa emang? Gue jadi jelek? Cewek lu juga suka berpakaian begini."
Ibunya yang mendengar percakapan anak-anaknya menegur, "Vieria, jangan bicara pakai 'gue elu' ya. Nggak sopan!"
"Tadi Velcro duluan!"
"Vel, kamu juga," ucap ibunya menghela nafas. Kedua anaknya sudah di umur siap menikah, tapi masih suka meledek satu sama lain.
Vieria merasa menang dan menjulurkan lidahnya ke arah Velcro yang sedang menyetir. Velcro hanya memutar bola matanya malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aryan dan Vieria
ChickLitAryan tidak ingin Ravina pergi. Aryan pun menahan keinginan Ravina untuk resign dan perlahan-lahan hatinya mulai tertarik pada wanita itu. Mereka berdua mulai sering bersama di luar jam kerja, membicarakan berbagai hal, bergandengan tangan dan berci...