Vieria lemas sampai sudah hampir pingsan. Aryan menidurkan Vieria ke kasur. Vieria mengira ini sudah selesai, tapi kok? Ia masih bisa merasakan penis Aryan di vaginanya. Ia membuka mata dan kaget melihat kilatan di mata Aryan.
"Aryan?"
"Ini masih belum selesai, Vieria."
"What?" Vieria tidak menyangka Aryan belum klimaks sejak tadi.
Tenaga Vieria sudah habis, tapi jujur saja ia juga menyukai Aryan yang liar seperti ini.
Aryan menaikkan kaki Vieria ke bahunya. Posisi ini membuat penisnya terasa sangat dalam. "Ooh, Vieria."
Vieria sudah lemas dan pasrah, ia biarkan Aryan bergerak sangat cepat dan menghentak-hentakkan tubuhnya. Vieria sudah tidak bisa merasakan kakinya sendiri.
Vieria pikir ia sudah tidak sanggup orgasme lagi, tapi ternyata posisi dan gerakan Aryan terlalu nikmat. Sehingga ia mengalami orgasme kelimanya.
"Ooh, Aryan."
"You like it, huh?"
Aryan pun semakin mempercepat gerakannya mengejar klimaksnya sendiri.
"Ah...," desah Aryan akhirnya menyemprot spermanya ke dalam rahim Vieria.
Baru kali ini Vieria memperhatikan reaksi Aryan orgasme. Ia suka wajah Aryan yang terpejam dan mendongak ke atas sehingga Vieria bisa melihat jelas otot lehernya ditambah kilatan keringat di wajah dan lehernya. I can't believe this man is mine, pikir Vieria.
"Aryan, berat," ucap Vieria karena Aryan masih menindih tubuhnya.
"Wait.. masih keluar."
"Banyak banget."
"Iya," ucap Aryan. Setelah selesai, barulah ia melepas penyatuan mereka dan terlentang bersamaan.
Nafas mereka terengah-engah, terutama Aryan. Sedangkan, Vieria sudah tidak bisa bergerak sama sekali.
Aryan pun menyelimuti tubuh mereka berdua sebelum tertidur dan masalah mereka berdua menguap begitu saja karena percintaan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aryan dan Vieria
ChickLitAryan tidak ingin Ravina pergi. Aryan pun menahan keinginan Ravina untuk resign dan perlahan-lahan hatinya mulai tertarik pada wanita itu. Mereka berdua mulai sering bersama di luar jam kerja, membicarakan berbagai hal, bergandengan tangan dan berci...