Aryan

349 8 0
                                    

Di restoran.

Mereka berempat pun duduk di meja reservasi. Tapi kok? Satu, dua, tiga... Vieria menghitung jumlah kursi. Ada kelebihan dua kursi.

Vieria langsung melirik ke ibunya, "mama tega benar..."

"Kenapa? Duduklah! Papamu sudah lapar," ucap ibunya pura-pura bodoh.

"Aku pulang saja," ucap Vieria.

"Mau wagyu striploin enggak?," tanya ibunya memancing dengan steak kesukaan Vieria.

Wah, ibunya benar-benar licik. Vieria yang memang sudah lapar pun terpaksa kembali duduk karena ngiler membayangkan steak wagyu yang berasap-asap itu.

Untuk penjelasan, Vieria memang dijodohkan oleh ibunya dengan anak temannya. Namun Vieria tidak mau, karena menurutnya ia bisa cari sendiri. Rasanya seperti tidak laku saja kalau dijodoh-jodohkan seperti itu.

Tak berapa lama kemudian, datang seorang wanita paruh baya bersama dengan anak laki-lakinya.

Vieria tercengang, ternyata pria tersebut kerja di gedung yang sama dengannya. Mereka sering berpapasan dan kadang menyapa sekedarnya.

"Lho, kamu?," ucap mereka bersamaan.

"Kalian kenal?," tanya wanita paruh baya itu.

"Kami satu gedung kerjaan, ma," jawab pria itu sambil tersenyum pada semuanya dan juga Vieria. "Hai, kamu Vieria kan?"

Mata Vieria membulat karena pria ini tahu namanya. "Iya, kamu... Alan kan?," tanya Vieria berusaha mengingat-ingat nama pria itu.

Pria itu tertawa, "hah, Alan?"

Wanita di sebelahnya inisiatif memperkenalkan anaknya pada Vieria, "bukan Alan, tapi Aryan."

"Oh," jawab Vieria merasa malu. Jujur saja, Aryan ini termasuk pria tampan dan cukup populer di gedung. Banyak wanita yang membicarakannya, sehingga sedikit banyak namanya terdengar ke telinga Vieria. Namun, ia sendiri tidak tertarik.

"It's okay, salah sedikit. Masih dimaafin," ucap Aryan sambil tersenyum pada Vieria.

Ibunya pun lanjut memperkenalkan mereka pada yang lain. Ibunda Aryan yang dipanggil tante Natasha menyapa semuanya. Mereka semua pun duduk semeja bersama. Ibunya sengaja menempatkan Vieria dan Aryan duduk bersebelahan.

Lebih banyak Aryan yang membuka pembicaraan dengan Vieria. Bertanya-tanya hal umum. Sedangkan Vieria lebih banyak diam dan pasif. Sesekali tertawa mendengar guyonan Aryan.

Ibunya dan tante Natasha sangat bahagia melihat anak-anaknya cepat akrab. "Kalau kayak gini kelihatannya kalian sudah kenal lama, lho," ucap ibunya.

Vieria melirik ke arah ibunya dan tante Natasha, terlihat mata mereka berbinar-binar penuh harap padanya. Menyebalkan! Pikir Vieria langsung merasa canggung.

"Jadi sebenarnya... kalian sudah saling kenal atau belum, sih?," tanya tante Natasha.

"Udah," jawab Aryan.
"Belum," jawab Vieria.
Mereka jawab bersamaan.

Velcro memicing curiga pada mereka, "jadi yang benar yang mana?"

"Memang enggak kenal!," jawab Vieria. Aryan kelihatan bingung, bisa-bisanya Vieria bilang tidak kenal padahal jelas-jelas di awal mereka saling tahu nama masing-masing... yah, walau salah sebut nama sih.

"Kok Aryan bilang udah?," tanya Victor.

"Tauk," jawab Vieria mengangkat bahu.

"Kok bisa tahu nama masing-masing?," tanya ibunya menambahi.

"Aku kan cuma tahu bukan kenal, itu beda ya!"

"Bedanya?," tanya Aryan.

"Yah.. kalau tahu ya berarti tahu aja, tahu nama doang. Tapi kalau ditanya ini itu yah enggak tahu karena enggak kenal, gitu lho..."

Mereka semua terdiam sesaat, kemudian tertawa terbahak-bahak. "Hahaha, kok lu bisa mikir gitu, sih!," ucap Victor.

Vieria yang ditertawai langsung merasa malu. Ia kembali menunduk dan memasang raut wajah kesal.

 Ia kembali menunduk dan memasang raut wajah kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aryan dan VieriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang