Di restoran.
Aryan tiba lebih dulu dan menunggu Vieria. Tidak lama kemudian Vieria datang dengan memakai dress merah ketat yang menonjolkan lekuk tubuhnya. Aryan terpukau dan tidak berhenti memandanginya. Ia reflek berdiri dan menyambut wanita itu.
"Hai," ucap Aryan.
"Halo," balas Vieria. "Langsung makan, yuk. Aku lapar."
"Pesan saja. Biar kutraktir," ucap Aryan.
Vieria tersenyum mendapat lampu hijau dari Aryan. Hihi, mudah sekali, pikir Vieria.
"Ehem, Aryan... aku mau minta maaf," ucap Vieria sambil mereka menunggu makanan datang.
"Untuk apa?"
"You know... dari awal aku merespon pesanmu singkat, padat, jelas seperti tidak tertarik. Well, sorry. Actually I'm happy, but I was too scared to make a relationship. Masih trauma dengan hubungan yang sebelumnya. I hope you understand," ucap Vieria panjang lebar.
Aryan diam sesaat mencerna kalimat Vieria, "trauma? What he had done to you?"
Vieria berpikir sejenak, apa dia harus jujur pada Aryan? Bahkan orang tuanya pun tidak tahu hal ini. Saat kuliah ia pernah berpacaran, namun pria itu melecehkan dirinya. Vieria yang saat itu masih polos menurut saja keinginan pacarnya untuk disentuh-sentuh dan memuaskan pacarnya. Untungnya ia masih perawan dan keburu sadar kalau itu perbuatan tercela.
"He cheated on me," jawab Vieria memutuskan untuk berbohong. Ia tidak mau mengambil resiko Aryan mengadu pada ibunya lagi.
"Jadi, kita mulai dari awal, ya?," tanya Vieria dengan puppy eyesnya.
Aryan tersenyum melihat Vieria seperti itu, semakin terlihat imut. Mana mungkin dia bisa menolaknya?
"Well, oke kalau maumu begitu," jawab Aryan. Memang ini keinginan Aryan dari pertama kali bertemu Vieria.
...
Sejak saat itu, Vieria dan Aryan semakin dekat. Mereka sering jalan-jalan bersama saat weekend. Di tempat kerja pun mereka juga sering terlihat pergi dan pulang bersama. Tentu saja membuat orang-orang heboh.
"Wah, lu yakin, Vie mau kayak gitu?," tanya Jenny, teman baiknya di kantor.
Jenny tentu saja salah satu yang antusias melihat kedekatan temannya dengan Aryan, salah satu pria tampan di gedung. Pasalnya, selama ini setiap Jenny cerita soal pria itu, Vieria terlihat tidak tertarik. Siapa sangka, mereka malah dijodohkan.
Tapi begitu dikonfirmasi, Vieria malah cerita tentang rencana jahatnya. Jenny tertegun.
"Ya udah, terserah lu aja. Ngeselin juga sih dia, pakai ngadu-ngadu segala," ucap Jenny mendengar seluruh cerita Vieria.
"Ya kan? Ya kan? Tunggu nanti pembalasan gue," ucap Vieria.
"Gue dukung lu aja," balas Jenny tersenyum, sepertinya akan seru nih.
...
Sementara itu di pihak Aryan.
"Wah, sang pujangga akhirnya berlabuh ke labuan hati," ucap Jefry, teman baik Aryan.
"Apa, sih lu?," balas Aryan merasa malu karena tertangkap basah sedang memandangi foto Vieria.
"Cantik ya, seandainya punya pacar kayak gini. Betapa bahagianya gue...," ucap Jefry ikut nimbrung melihat foto Vieria di ponsel Aryan.
Aryan langsung menatap tajam pada Jefry, "I'm gonna kick your ass if you do that."
"Just kidding, bro," jawab Jefry. "Btw, temannya boleh juga tuh, sama-sama cantik. Kenalin ke gue, donk."
Aryan yang malas mendengar ocehan temannya langsung beranjak pergi, "urus diri lu sendiri."
"Yah, katanya setia kawan. Ada rezeki nggak bagi-bagi," balas Jefry mengekori Aryan.
Aryan tidak membalas lagi. Ia sendiri sedang pusing memikirkan cara menyatakan cintanya pada Vieria dan meresmikan hubungan mereka. Sejauh ini, dari tindakan dan ucapan-ucapan Vieria, sepertinya wanita itu memberinya lampu hijau.
Akhirnya Aryan memutuskan memakai cara klasik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aryan dan Vieria
ChickLitAryan tidak ingin Ravina pergi. Aryan pun menahan keinginan Ravina untuk resign dan perlahan-lahan hatinya mulai tertarik pada wanita itu. Mereka berdua mulai sering bersama di luar jam kerja, membicarakan berbagai hal, bergandengan tangan dan berci...