"Vie... nanti mama tinggal bersama kita setelah kita nikah ya," ucap Aryan suatu hari saat mereka sedang cuddling di kamar Aryan.
"Hmm... yah, boleh saja," jawab Vieria agak ragu. Dia sering mendengar cerita buruk mengenai mertua dan menantu yang tinggal serumah. Membayangkannya jadi seram.
"What's wrong?," tanya Aryan menyadari kekasihnya terlihat muram. "Do you mind?"
"No... but I'm just afraid. You know, aku sering mendengar dan membaca cerita mengenai mertua dan menantu yang cekcok saat serumah. Gimana kalau kejadian ke aku?"
"It won't, trust me. Mamaku tipe yang jarang membenci orang," ucap Aryan tertawa.
"Okay," ucap Vieria agak lega. Memang selama ini tante Natasha tidak pernah terlihat marah dan selalu lemah lembut padanya.
"Tapi kalau kamu keberatan, aku tidak akan memaksa. I can find a house for just the two of us," ucap Aryan lembut. Vieria jadi terharu.
"It's fine. Kasihan mamamu nanti ditinggal anak kesayangannya," balas Vieria.
Aryan tersenyum dan langsung mencium bibir pacarnya ini karena merasa gemas.
"Hmm...mmm..mmm," desah Vieria dicium mendadak, tapi ia menikmatinya.
Sekarang tubuhnya sudah ditindih Aryan di kasur dengan posisi mereka masih berciuman.
Aryan mengecap dan lidahnya menari-nari di dalam mulut Vieria. Hal itu membuat Vieria terangsang.
"Mmm..mmm," Vieria mendesah lagi. Aryan melepas ciumannya dan menatap Vieria yang terlihat pasrah di bawahnya.
Aryan berdiri, mengunci pintu, menutup jendela. Vieria berdebar karena ia sudah menebak apa yang akan dilakukan Aryan. Untung tante Natasha sedang tidak di rumah.
Aryan mendekati Vieria dan berbisik, "wanna do it now?"
Vieria melihat pupil mata Aryan yang menggelap dan terlihat semakin tampan. Vieria pun reflek mengangguk.
Mendapat lampu hijau, Aryan langsung membuka pakaiannya sendiri dan hanya menyisakan boxer.
"Aaah," teriak Vieria merasa malu dan menutupi wajahnya. Namun tangannya malah pelan-pelan ditarik Aryan. "Buka matamu, Vie."
Vieria terpesona pada tubuh sixpack Aryan. Sudah 6 bulan mereka berpacaran, baru kali ini ia melihat tubuh sixpack pacarnya.
"Gimana? You like it?," tanya Aryan menggoda.
"Can... can I touch it?," tanya Vieria malu-malu.
"Sure."
Vieria pun pelan-pelan menyentuh sixpack Aryan. "Wow, it's hard," ucap Vieria. Aryan pun tertawa mendengar komen Vieria. Aryan kembali menindih pacarnya.
"Can I undress you now?," bisik Aryan.
"I..iya."
Aryan tersenyum dan mulai membuka satu-persatu kancing blus Vieria. Jantung Vieria sudah berdebar hebat.
Kini blus Vieria sudah terbuka, begitu juga celananya. Vieria sekarang hanya mengenakan bra dan celana dalam. Mata Aryan melotot. "Wow, Vie!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aryan dan Vieria
ChickLitAryan tidak ingin Ravina pergi. Aryan pun menahan keinginan Ravina untuk resign dan perlahan-lahan hatinya mulai tertarik pada wanita itu. Mereka berdua mulai sering bersama di luar jam kerja, membicarakan berbagai hal, bergandengan tangan dan berci...