Sejak itu, Vieria jadi kecanduan masturbasi. Ia kadang melakukannya juga siang-siang di toilet kantor. Ia bertekad sebelum Aryan kembali ia sudah harus terbiasa dengan minimal tiga jari.
Dan entah kenapa, Vieria jadi ingin berpakaian lebih terbuka sekarang. Ia merasa lebih percaya diri dan memburu lingerie-lingerie seksi. Vieria bahkan mengirimkan beberapa fotonya memakai lingerie pada Aryan. Dikiranya Aryan akan suka, namun...
Aryan
Vie, jangan kirim foto-foto seksi saat jam kerja. I can't concentrate.Vieria mendengus sebal. Padahal dia sudah bersusah payah bergaya dan memilih pose terbaik. Ia tidak membalas pesan Aryan lagi hingga malam.
Setiap malam, mereka selalu video call.
Aryan calling... Vieria melihat layar ponselnya. Masih kesal, tapi ia rindu juga. Vieria pun mengangkat panggilannya.
"Hai, lagi ngapain? Sorry, baru telefon. So busy today," ucap Aryan di layar ponsel, ia terlihat habis mandi karena rambutnya basah.
"Oh... sorry for disturb you then," balas Vieria dengan nada menyindir.
"Barusan nggak dengar? I've been busy all day, Vie," ucap Aryan kaget mendengar nada tak enak dari istrinya.
Vieria memutar bola matanya, "sibuk atau malas ngabarin? Setahuku sesibuk-sibuknya pria, ia akan selalu mengabari wanita yang dicintainya."
"What do you think I'm doing now? Mama aja belum aku kabarin sejak kemarin. Aku kabarin kamu duluan."
"Okay, just call your mom now. Putusin aja telefonnya."
Aryan menghela nafas, "aku lelah, Vie. I don't want to fight, please."
Sayangnya, kibaran bendera putih Aryan malah disalahartikan oleh Vieria. "Oh, jadi telefon aku itu beban ya? Ok, noted! Aku juga lelah, mau tidur. Good night, Aryan! Besok baru kita bicara lagi."
Panggilan telefon terputus dan Aryan memandang tak percaya ke arah ponselnya. Vieria memutus sambungan? Fuck!
Aryan menghubungi kembali namun tidak diangkat-angkat. Aryan menghela nafas.
Sabar... Aryan, ucapnya pada diri sendiri. Ia pun memutuskan untuk meninggalkan pesan saja.
Aryan
I'm sorry for whatever I did that make you upset. Good night, Vieria. I love you.Hati Vieria agak terhibur membaca pesan dari Aryan. Tapi jujur, ia memang kecewa karena Aryan tidak menghargai usahanya. Aryan bahkan tidak mengungkit-ungkit sama sekali soal foto-fotonya saat memakai lingerie.
Vieria memutuskan mengetik pesan soal kekecewaannya kepada Aryan.
Aryan calling... Vieria langsung memutar bola matanya, suaminya ini memang lebih suka bicara langsung daripada lewat teks.
"Halo," ucap Vieria.
"Halo, sayang. Maksudku bukan begitu. Kamu terlihat sangat seksi, I swear. Btw, kamu lagi pakai lingerie sekarang?," tanya Aryan.
"Ya, look," ucap Vieria sambil menyenderkan ponselnya di kasur agar Aryan bisa melihat tubuh Vieria dalam balutan lingerie sedang menari-nari.
Aryan cukup kaget, tidak menyangka Vieria senakal ini. Namun melihat istrinya meliuk-liukkan tubuhnya, penis Aryan mengeras.
"Oh.. Vie," desah Aryan memcengkeram penisnya sendiri dan menggerakkan tangannya maju mundur.
"Oh, Aryan, please come home soon," desah Vieria sambil memajumundurkan jarinya ke lubang vagina sendiri ditonton oleh Aryan.
Shit! Darimana istrinya belajar masturbasi seperti itu? Aryan bertanya-tanya. Namun sekarang bukan waktu yang tepat. Ia dan Vieria sedang sama-sama terangsang.
Aryan semakin cepat mengocok penisnya sendiri di depan laptop sambil mengkhayal menyetubuhi Vieria. Begitu juga Vieria yang mengeluarmasukkan jarinya ke vagina mengkhayal Aryan menyetubuhinya.
"Ooh, ooh, Aryan. I'm gonna cum."
Desahan manja Vieria semakin membuat gila Aryan, ia juga hampir sampai, "ooh, bersama, Vie.."
"Oooooh..."
"Aaaah...""Hah, hah," mereka sama-sama orgasme dan saling tertawa, lupa kalau mereka habis bertengkar.
Baru juga dua hari pergi, istrinya berubah banyak. Pakai lingerie segala dan masturbasi dengan lancar. Aryan ingin bertanya tapi takut Vieria marah lagi. Lebih baik nanti saja ketika aku pulang, pikir Aryan.
"Thanks, baby," ucap Aryan.
Vieria merasa puas bisa membuat Aryan orgasme. Tidak sia-sia dia berlatih dua hari ini.
Man, I'm so dominant, pikir Vieria merasa jadi wonder woman.
Setelahnya Vieria dan Aryan mengobrol tentang kegiatan hari itu sampai sama-sama tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aryan dan Vieria
ChickLitAryan tidak ingin Ravina pergi. Aryan pun menahan keinginan Ravina untuk resign dan perlahan-lahan hatinya mulai tertarik pada wanita itu. Mereka berdua mulai sering bersama di luar jam kerja, membicarakan berbagai hal, bergandengan tangan dan berci...