Sudah seminggu, Vieria merasa bersalah karena ia dan Aryan belum berhasil melakukannya karena Vieria yang selalu kesakitan. Untunglah, suaminya berjiwa besar. Selama ini mereka saling memuaskan dengan cara lain.
Sekarang Aryan sedang dinas ke luar kota selama 5 hari. Vieria cukup sedih mengantar Aryan dengan status masih perjaka, padahal mereka sudah menikah. Vieria ingin jadi yang pertama untuk Aryan dan takut suaminya melampiaskannya pada wanita lain.
"Gimana donk, Jen?," tanya Vieria menceritakan permasalahan ranjangnya.
"Lha, kenapa tanya gue? I'm still a pathetic virgin huhu..," balas Jenny.
"You aren't pathetic just because of virgin, Jen," balas Vieria sambil memutar bola matanya. Temannya ini benar-benar berlebihan.
"Tapi penasaran gue, emang punya Aryan gede banget ya?," tanya Jenny.
"It's hella huge! Yah, nggak tahu juga sih. Dibandingin mantan gue, dia punya jauh lebih besar."
"Udah pernah diukur?"
Vieria memandang malas pada Jenny, "ya kali gue kerajinan ukur-ukur pake penggaris gitu?"
"Pake meteran kan bisa," balas Jenny. Vieria langsung menjitak kepala temannya.
"Stop talking nonsense. Kasih solusi, donk!," ucap Vierie.
Jenny terdiam sesaat lalu berkata, "coba tanya Mischa aja."
Mata Vieria langsung berbinar begitu nama Mischa disebut. Mischa ini salah satu kenalan mereka yang ditemukan ketika mereka sedang clubbing. Saat itu Vieria dan Jenny merasa cocok dengan Mischa yang supel. Sejak itu pun mereka berteman.
Dari tata bahasanya yang vulgar, pakaiannya yang seksi dan pekerjaannya di klub malam, rasanya besar kemungkinan Mischa sudah berpengalaman urusan seks.
"Wah, bener juga lu! Good idea!," ucap Vieria.
"Ya udah, lu hubungi dia deh. Coba tanya-tanya," ucap Jenny.
...
Dan sekarang Vieria, Jenny dan Mischa duduk semeja di sebuah cafe dekat kantor mereka.
Vieria senang karena Mischa tidak berubah, masih suka mengenakan pakaian seksi seperti biasa. Dia benar-benar magnet para pria. Sudah dari tadi banyak pria yang melirik ke arah mereka gara-gara Mischa.
"Lagi butuh masukan nih, Cha," ucap Vieria.
"Apa? Cerita aja! Lama nggak kontakan tahu-tahu lu udah nikah aja. Congrats, ya!," ucap Mischa.
"Thank you, Cha!"
Mereka pun berbasa-basi sebentar soal kehidupan masing-masing sebelum masuk ke intinya.
Mischa mendengarkan dengan seksama cerita dari si pengantin baru. Ia pun berdecak. "Ck, itu sih gampang. Mau tahu caranya?"
Vieria mengangguk, begitu juga dengan Jenny yang sangat penasaran dengan ide Mischa.
"Pertama, lu harus rajin-rajin latihan masturbasi deh. Coba tiap hari lu melatih diri dengan masukkan jari lu sendiri ke vagina. Lu ngelakuinnya pas lagi mandi aja, Vie. Anggap aja lagi bersihin vagina. Lu juga bisa cari tahu dimana titik rangsang lu. Lu cobain pakai satu jari dulu, kalau udah nyaman boleh ditambah dua, tiga jari dan seterusnya," ucap Mischa panjang lebar.
Vieria dan Jenny melongo mendengar penjelasan Mischa.
Mischa tanpa rasa malu pun melanjutkan, "kedua...." ia menyeringai dan mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Sebuah botol plastik kecil berisi cairan.
"You gotta need this. Obat perangsang. Ini gue kasih samplenya dulu," ucap Mischa.
Vieria terkejut, "kok lu bawa-bawa gituan di tas?"
"Emang selalu gue bawa. Ini bisnis gue sekarang, barengan sama pacar gue. Tenang, udah lewat bpom dan ada sertifikat halalnya juga," lanjut Mischa tersenyum. "Lu mau juga, Jen?"
"Hah, nggak usah hehe...," jawab Jenny canggung dan malu.
...
Kini Vieria berada di kamar mandi dan tegang mengikuti saran Mischa. Tapi, demi Aryan ia akan berusaha.
Vieria membasahi tangannya dengan sabun agar licin dan mulai memasukkan jari telunjuknya ke lubang vaginanya sendiri.
"Aw, hiks." Vieria merasa sakit, namun ia berusaha menahannya, hingga akhirnya jarinya masuk seluruhnya. Setelah terbiasa, ia mulai menggerakan jarinya naik turun. Memejamkan mata sambil membayangkan Aryan menyetubuhinya.
Lama-lama Vieria mulai bisa menikmati permainannya sendiri. "Oh, oh, oh, ng.. Aryan."
"Ooooooh...," desah Vieria mencapai orgasmenya. Ia senang dan puas karena percobaan pertamanya langsung berhasil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aryan dan Vieria
ChickLitAryan tidak ingin Ravina pergi. Aryan pun menahan keinginan Ravina untuk resign dan perlahan-lahan hatinya mulai tertarik pada wanita itu. Mereka berdua mulai sering bersama di luar jam kerja, membicarakan berbagai hal, bergandengan tangan dan berci...