Seminggu kemudian.
Vieria merasa ia sudah sangat siap untuk disetubuhi. Vieria merasa percaya diri setelah mengikuti saran dari Mischa.
Namun, sejak pulang dinas Aryan menjadi sangat sibuk. Hampir setiap hari, Aryan pulang malam. Kadang Vieria sudah tertidur ketika Aryan pulang. Kalaupun belum, kadang Vieria tidak tega mengajak Aryan untuk main, karena Aryan terlihat lelah.
Bahkan sekarang, Aryan terlihat menggunakan dua ponsel untuk pekerjaan dan pribadi. Sehingga kadang pesan-pesan dari Vieria suka lama tidak terbaca oleh sang suami.
Untunglah, di rumah ada ibu mertuanya, sehingga Vieria tidak terlalu kesepian. Ia dengan polosnya menceritakan kalau mereka belum berhasil melakukannya sampai sekarang.
Reaksi ibu mertuanya cukup kaget, namun ia tertawa dan menghibur Vieria, "nggak apa-apa, Vie. Nanti lama-lama bisa, kok. Jujur saja... mama juga dulu baru bisa menikmati hubungan intim dengan papanya Aryan setelah setahun nikah."
"Masa sih, ma?" Vieria tertawa mendengar cerita ibu mertuanya.
...
Sabtu siang.
Vieria sedang santai di kasur ketika Aryan memasuki kamar mereka.
"Hai," sapa Aryan.
"Aryan!" Vieria langsung memeluk suaminya. "Kangen."
Aryan pun memeluk Vieria singkat, "sorry ya, akhir-akhir ini sibuk banget."
Vieria memperhatikan Aryan yang terlihat tampan dengan kacamata dan jaket kemeja, yang baru saja dilepas hingga sekarang mengenakan kaosnya saja dan terlihat otot lengannya.
Aryan baru pulang dari kantor. Untung tidak seharian, siang hari Aryan sudah kembali ke rumah.
Vieria cemberut karena Aryan langsung berkutat lagi dengan laptop. Ia pun mendekati Aryan, menciumi leher dan telinganya.
"Ng..Vie, stop it," ucap Aryan.
"What? Why?," tanya Vieria dengan mata terluka. Aryan yang melihatnya jadi tak tega, "I.. I just don't want to hurt you, Vie."
"Jadi itu alasan kamu jarang sentuh aku sejak kembali dinas?," tanya Vieria.
"Itu salah satu alasan, sih, beside on my tight schedule," jawab Aryan.
"Tapi aku siap kok sekarang," ucap Vieria dengan senyum menggoda. Ia berdiri dan menari-nari sambil membuka kaos dan celananya sendiri, hingga terlihatlah lingerie seksi di tubuhnya.
Shit! Tubuh Aryan langsung bereaksi. Ia tidak menyangka Vieria bisa seperti ini, selama ini di matanya Vieria merupakan wanita yang manis dan polos. Ia jadi teringat hal yang ingin ia tanyakan.
"Vie, stop," ucap Aryan lembut sambil menyentuh bahu Vieria. Ia menuntun dan mendudukkan Vieria di kasur.
Kini Aryan berlutut di depan Vieria, berusaha mengabaikan tubuh seksi di depannya. "Kapan kamu mulai belajar semua hal ini, hmm?"
Deg, Vieria jadi berdebar-debar. Apa dia harus jujur pada Aryan semua hal yang dia lakukan beberapa hari ini?
"Aku... aku belajar dari internet," jawab Vieria berdusta, merasa Aryan tidak perlu tahu soal Mischa dan segala nasihatnya.
Aryan tersenyum, "Vie, please don't consume it too much. Itu tidak baik untukmu."
Vieria tidak tahu harus berkata apa, tapi hatinya terasa sedih.
"Kamu nggak suka ya?," tanya Vieria mulai berkaca. Aryan menarik rahangnya, merasa salah bicara lagi.
"Bukan gitu maksudku, Vie. I love it, I really do... but... this isn't you at all," ucap Aryan berusaha meredam kekecewaan istrinya.
Memang... Vieria sendiri juga tidak percaya ia bisa melakukan hal-hal seperti ini. Wajar saja Aryan kaget.
Vieria mengamati wajah Aryan yang tampan. Ia pun merangkul lehernya dan berbisik, "but this is me, Aryan. Aku mau melakukannya sekarang. Aku mau kamu menyentuhku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aryan dan Vieria
ChickLitAryan tidak ingin Ravina pergi. Aryan pun menahan keinginan Ravina untuk resign dan perlahan-lahan hatinya mulai tertarik pada wanita itu. Mereka berdua mulai sering bersama di luar jam kerja, membicarakan berbagai hal, bergandengan tangan dan berci...