Tanpa menunggu, Vieria langsung mencium bibir Aryan. Suara desahan, wangi tubuh dan sentuhan Vieria membuat nafsu Aryan bangkit seketika. Ia pun merangkul Vieria dan membalas ciumannya.
"Mmm..mmm..mmm," desah Vieria merasakan Aryan yang mulai agresif melumat mulutnya.
Aryan kini menindih Vieria. Dibukanya lingerie Vieria sehingga kini Vieria sudah telanjang sepenuhnya.
"Oh, Aryan," desah Vieria ketika Aryan mengecapi seluruh tubuhnya. Dari leher, telinga, dada, payudara. Vieria sengaja mengangkat tangannya agar Aryan leluasa menjamah tubuhnya.
Setelah puas dengan bagian atas tubuh Vieria, Aryan mulai mengecap tubuh bagian bawah Vieria. Dibelainnya pinggul dan paha Vieria hingga ia mendesis, "oh... ssst."
Kedua kakinya sekarang dibuka lebar oleh Aryan dan terpampanglah vaginanya.
"Kamu sudah basah.." Aryan langsung membuka seluruh pakaiannya sendiri hingga Vieria bisa melihat penis Aryan.
Vieria masih agak takut, ia belum minum obat perangsang. Semoga kali ini bisa berhasil. Aryan bisa merasakan tubuh Vieria yang menegang.
"Masih mau lanjut? You are shaking," ucap Aryan.
Vieria mengangguk, "I'm fine."
Aryan senang sekaligus khawatir. Ia segera memposisikan penisnya di depan vagina Vieria yang sudah basah.
"Kamu bisa gigit atau cakar aku jika tidak tahan," ucap Aryan. Vieria mengangguk.
"Ah... ng, sst," desah Vieria merasakan penis Aryan pelan-pelan mulai memasuki dirinya.
Sudah setengah jalan. Tidak sia-sia ia berlatih selama ini, rasa sakitnya berkurang drastis, pikir Vieria.
"Lanjut, Ar," desah Vieria.
Aryan pun mendorong penisnya lagi hingga terasa sudah mentok. Vieria meringis.
Ini dia, pikir Aryan. Tanpa aba-aba, Aryan langsung menghentakkan penisnya menembus selaput dara Vieria.
"Aaaw... sakiit! Hiks."
"Sorry, baby, sorry...," ucap Aryan sambil menciumi bibir dan leher Vieria, memberi jeda agar Vieria terbiasa.
Bangke! Kupikir rasa sakitnya akan berkurang, ternyata masih sakit juga, pikir Vieria.
Aryan mulai bergerak pelan-pelan.
"Aw, sakit, hiks.."
"Tahan, Vie. Sebentar lagi akan nikmat," ucap Aryan, merasa tanggung. Di saat Vieria kesakitan, Aryan malah merasakan sebaliknya. Rasanya bagai surga dunia ketika penisnya memasuki lubang vagina Vieria yang sempit.
"Ar..Aryan, please stop," ucap Vieria menyerah. "Aku... nggak.. bisa..."
Kata-kata Vieria tidak digubris Aryan, ia tetap terus bergerak. Aryan merasa sangat egois, tapi perasaan ini terlalu nikmat dan ia tidak bisa berhenti. Maafkan aku, Vie.
"Ng..ah... ah," desah Vieria di tengah kepasrahan. Semakin lama rasa sakitnya berkurang, ia mulai bisa menerimanya.
Aryan menyeringai senang melihat Vieria mulai keenakan, "enak nggak? You want more?"
Tanpa sadar Vieria mengangguk, Aryan langsung membuka lebar kaki Vieria.
"Aaaaaah, Aryan," teriak Vieria. Posisi ini membuat penisnya terasa semakin dalam, begitu juga Aryan merasakan jepitan semakin kencang.
"Oooh, kau sangat nikmat, Vie," desah Aryan dengan mata terpejam.
"Oh, oh, oh, oh, ooh, enaak...oh" desah Vieria di setiap hujaman Aryan. "Ooh, terus.."
Vaginanya seperti bocor dan semakin basah, mengakibatkan keluar masuk penis Aryan semakin lancar. Titik rangsangnya dihujam berulang kali-kali hingga Vieria melolong.
"Ooooh... Aryaan," desah Vieria mencapai orgasmenya. Aryan tertawa senang karena berhasil memerawani Vieria.
Tak lama, Aryan mencabut penisnya pelan-pelan.
"Aw...ah," desah Vieria merasa kosong di vaginanya.
Aryan ikut berbaring di samping Vieria dan menyelimuti tubuh mereka berdua.
"Enak, Vie?," tanya Aryan. Ia sangat menyukai ekspresi Vieria mencapai orgasme, sangat cantik.
"Iya, thanks. It's so good. Kamu.. belum ya?," tanya Vieria.
"Udah, kok tadi. But you are too focus on your own orgasm," jawab Aryan tersenyum.
"Really?," Vieria jadi merasa malu.
"Capek ya? Sini..," ucap Aryan sambil membuka dadanya. Vieria langsung meringkuk ke dada bidang suaminya. Terasa hangat di cuaca hujan yang dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aryan dan Vieria
ChickLitAryan tidak ingin Ravina pergi. Aryan pun menahan keinginan Ravina untuk resign dan perlahan-lahan hatinya mulai tertarik pada wanita itu. Mereka berdua mulai sering bersama di luar jam kerja, membicarakan berbagai hal, bergandengan tangan dan berci...