Krisan

152 2 0
                                    

Duh, perlu kasih tahu nggak ya? Pikir Vieria.

"Nothing, kita nggak cocok aja," jawab Vieria.

"Ooh, sorry if it's not work for you two," ucap Alvo iba.

"Iya, it's okay."

Mereka pun kembali berbaur ke teman-teman lain. Saat makan, tiba-tiba orang yang paling dihindari Vieria muncul.

"Hai, semuanya. Sorry telat. You know... work!" ucap Krisan pada orang-orang di meja.

Mereka semua pun menyambut Krisan dengan gembira, terutama para wanita. Wajar saja, karena Krisan terlihat tampan dengan pakaian kerjanya. Ia juga ramah dan pandai bicara.

Tapi Vieria tahu perangai asli Krisan hingga ia bisa mengabaikan kelebihannya. Hanya Vieria satu-satunya yang tidak terlihat gembira dan tidak menyambutnya.

"Lho, katanya lu nggak datang?," tanya seseorang.

"Tadinya sih, tapi ternyata meeting gue selesai lebih awal. Jadi buru-buru kesini," jawab Krisan. Ia mencari keberadaan Vieria, wanita itu memandangnya sesaat sebelum membuang muka. Krisan tersenyum dan membaur dengan yang lain.

Vieria jadi tidak berselera makan. Sejak Krisan datang, ia menjadi pusat perhatian orang-orang. Lebih mirip acara jumpa fans daripada reunian, sebaiknya aku pulang saja, pikir Vieria sebal.

"Guys, gue pamit duluan ya. Thanks for today," ucap Vieria.

"Lho, kok cepat banget?"
"Tanggung, nih. Habis dessert aja."

Beberapa dari mereka berusaha menahan Vieria. Vieria jadi merasa tidak enak.

"Let her go, guys. Udah malam, suaminya pasti nungguin. You know, newlyweds," ucap Krisan sambil tersenyum.

Orang-orang disana langsung tertawa dan meledek Vieria. Perasaan Vieria campur aduk, ia bersyukur bisa undur diri namun alasan yang dibuat Krisan cukup menyebalkan dan terkesan melecehkan. Entahlah, mungkin perasaan Vieria yang tersugesti karena ia benci Krisan.

Sebelum pulang, Vieria menyempatkan diri ke toilet. Namun, tak dia duga kalau Krisan menyusulnya.

"Vie, lama nggak ketemu," ucap Krisan tiba-tiba ketika Vieria keluar dari toilet.

"Gosh, ngapain, sih? Ngagetin tahu nggak?!," teriak Vieria, ia melirik ke sekelilingnya. Sepi, gawat. Toiletnya memang berada cukup jauh dari restoran.

"Kamu kelihatan gelisah," ucap Krisan.

"Eh, nggak, kok!," balas Vieria, dalam hati memang iya. Ia masih trauma pada Krisan.

"Jadi kamu sudah menikah sekarang?," tanya Krisan.

"Iya."

Krisan tersenyum, "I'm not saying I'm happy though, but still... selamat ya!"

Krisan mengulurkan tangannya, Vieria mematung. Hal terakhir yang ia inginkan adalah kontak fisik dengan pria di hadapannya ini.

Uluran tangannya tidak disambut, Krisan pun menarik tangannya dan menghela nafas. "Vieria, aku minta maaf atas hal-hal buruk yang kulakukan padamu dulu."

"Apolgy accepted. Ini bukan permintaan maaf untuk pertama kalinya juga," ucap Vieria memutar bola matanya, sudah bosan dengan permintaan maaf Krisan berkali-kali saat mereka putus sambung.

Vieria hendak pergi, namun Krisan menahan tangannya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aryan dan VieriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang