Cemburu

128 2 0
                                    

"Vieria... this time I really mean it. I was so childish before. Aku akui saat itu perbuatanku padamu sangat tidak dewasa dan bijak. Aku hanya ingin minta maaf sekarang, karena itu aku datang malam ini."

"Krisan, let go," ucap Vieria kesakitan.

Krisan menyadari genggamannya terlalu kencang dan langsung melepasnya, "sorry, Vie. Aku tidak bermaksud menyakitimu."

"Memangnya kamu tahu aku akan datang? Aku kan tidak bilang apa-apa," tanya Vieria.

"I saw one of our friend's story on social media dan aku segera datang begitu melihatmu," jawab Krisan tersenyum.

Okay, that is creepy as hell. He's stalking me? Pikir Vieria. Ia pun segera pamit, namun lagi-lagi Krisan menahannya.

"Aku mau kamu memaafkanku, Vie. Mama sudah meninggal. Di detik terakhir hidupnya ia menanyakanmu, ia rindu padamu," ucap Krisan dengan mata berkaca-kaca.

Vieria kaget, tak menyangka tante Elena sudah pergi. Dulu dia cukup dekat dengan tante Elena saat masih berpacaran dengan Krisan. Tante Elena yang tidak punya anak perempuan sangat menyukai Vieria dan menganggap anak sendiri.

"Apa? Tante sudah nggak ada? Sejak kapan?," tanya Vieria, sekarang ia juga jadi ikut menangis.

"Setahun yang lalu, aku ingin menghubungimu saat itu, tapi aku teringat dosa-dosaku hingga aku urung. Di saat aku ada keberanian, kamu sudah menikah."

Krisan menangis. Melihat itu, Vieria jadi iba, apalagi mengingat tante Elena. Dia jadi merasa bersalah tidak sempat bertemu dengannya di detik-detik terakhir. Tanpa sadar Vieria memeluk Krisan, "Ooh, Kris. Aku turut berduka."

"Thanks, Vie. Ini yang kubutuhkan, a hug from you," ucap Krisan membalas pelukan Vieria.

Tanpa diduga, Aryan datang menjemput Vieria. Ia mencari Vieria dan melotot mendapati istrinya sedang berpelukan dengan pria lain.

"Vieria," panggil Aryan. Vieria menoleh dan langsung melepas pelukannya. Krisan menarik rahangnya dan menatap tajam pada orang yang baru saja datang menganggu.

Aryan juga tak kalah menatap tajam pada Krisan.

"Aryan? Kok kamu bisa kesini?," tanya Vieria berjalan mendekati suaminya.

"Bisalah pakai mobil!," jawab Aryan agak ketus.

Duh, salah paham nih, pikir Vieria. Ia tidak tahu harus apa selain mengajak Aryan pulang. Untunglah, Aryan menurut. Kali ini Krisan yang melotot karena melihat Vieria merangkul lengan Aryan.

"Dia siapa?," tanya Aryan tanpa basa-basi begitu mereka berduaan.

"Namanya Krisan, teman kuliah. Mamanya baru saja meninggal setahun yang lalu, kasihan. Aku cukup dekat dengan mamanya," jawab Vieria.

Dekat? Otak Aryan berputar keras. Sepertinya bukan hubungan teman biasa. Apalagi pria tadi memandang tajam padanya dan melotot tak suka saat Vieria menghampiri dirinya.

Namun, Aryan tidak ingin seperti pria pecemburu. Ia memperhatikan jari manis Vieria yang masih mengenakan cincin nikah, seketika hatinya menghangat. "Gitu ya"

Vieria mengangguk dan kembali bergelayut manja pada Aryan, "kamu sudah makan malam?"

Aryan menggeleng, "belum. Nanti saja di rumah, aku ingin roti bakar buatanmu."

"Okay, but you're washing the dishes."

"Deal."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aryan dan VieriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang