Krisan tidak menyangka Vieria akan memutuskannya.
"What? No, Vieria. Aku janji akan berubah dan ini terakhir kalinya aku berhubungan dengannya."
Vieria menggeleng, "no, sorry. Kamu sama dia aja. Aku sudah kalah dan lelah."
Krisan memeluk Vieria dan menangis, "baby, please jangan begini. Kasih kesempatan buatku."
Sebelumnya mungkin Vieria akan luluh dengan taktik ini, tapi sekarang Vieria sudah muak, sudah basi!
Vieria melepaskan pelukan Krisan, "maaf, carilah orang lain. Kamu populer di antara para wanita, pasti banyak yang ingin bersamamu."
"Mereka tidak sebanding denganmu. We are made for each other. Come on, Vie! Aku memberimu kesempatan untuk tidak putus saat dulu kamu memohon padaku. Kenapa sekarang kamu nggak gitu padaku?"
"Terserah, Kris. Selamat tinggal!," ucap Vieria hendak pergi, namun Krisan menahan lengannya.
"Don't you dare go away from me!," ucap Krisan dengan marah sambil meremas lengan Vieria.
"Aw, sakit. Lepas, brengsek!"
"Jangan bicara kasar padaku!"
"Why not? You are a fucking loser!"
Plak! Krisan menampar Vieria dengan keras. Vieria memegang pipinya dan melotot pada Krisan. Mata Vieria mulai berkaca-kaca. Ini kedua kalinya Krisan main tangan, keputusannya untuk putus semakin bulat.
"Sorry jadi mukul, tapi kamu duluan yang berkata kasar," ucap Krisan membela diri.
Unbelieveable! Pikir Vieria. "Fuck you, Kris!"
Vieria hendak membuka pintu namun Krisan menendang pintunya hingga tertutup lagi. Krisan langsung mencekik Vieria dengan lengannya.
"Kamu milikku, Vie."
"Ohok.. ohok... Kris..le..paas," ucap Vieria tidak bisa bernafas. Ia memukul-mukul lengan Krisan. Namun tenaga Krisan jauh lebih kuat darinya.
Tangan Krisan satunya digunakan untuk mengerayangi payudara Vieria. Mata Vieria terpejam, ia tidak berdaya, mulai kehabisan nafas dan hampir hilang kesadaran.
"Krisan, hentikan!," teriak tante Elena berusaha melepas cekikan Krisan pada Vieria.
Adik laki-laki Krisan, Rizal turut membantu melerai mereka berdua, hingga akhirnya Vieria terlepas.
"Jangan sentuh dia, goblok!," teriak Krisan emosi melihat Vieria dipegang-pegang oleh adiknya.
"Gue nyelamatin dia dari lu, sinting!," teriak Rizal menyerahkan Vieria pada tante Elena. "Ma, bawa Vieria keluar."
Tante Elena pun memeluk Vieria dan membawanya keluar dari rumah. Langsung terdengar teriakan Krisan memanggil namanya.
"Vieriaaaa!!!"
Tante Elena memeluk tubuh Vieria yang lemas dan bergetar takut, "cepat pergilah, Vie. Tante akan menahan Krisan."
Vieria mengangguk, saat ini ia ingin berada sejauh mungkin dari Krisan. Ia segera berlari kabur menjauhi rumah. Sesekali melihat ke belakang, takut Krisan mengejarnya.
"Hosh, hosh, hosh," tarikan nafas Vieria sedang berlari. Ia terus berlari hingga terjatuh dan ada sebuah kaki berdiri di depannya. Ketika Vieria mendongak, ia melihat Krisan sedang menyeringai padanya.
"Noooo...," teriak Vieria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aryan dan Vieria
ChickLitAryan tidak ingin Ravina pergi. Aryan pun menahan keinginan Ravina untuk resign dan perlahan-lahan hatinya mulai tertarik pada wanita itu. Mereka berdua mulai sering bersama di luar jam kerja, membicarakan berbagai hal, bergandengan tangan dan berci...