Vieria menyesal mengucapkan kalimat tadi, apalagi melihat wajah kecewa Aryan. Sejujurnya, ia tidak ingin jadi istri yang tidak bersyukur seperti sekarang. Ia sadar banyak suami lain yang tidak bertanggung jawab. Sedangkan dia masih punya tempat tinggal dan makan yang cukup.
"Ada lagi yang mau kamu ungkapkan?," tanya Aryan.
Vieria merasa bersalah sudah marah-marah, "ng... no."
"Listen, Vie. Aku tidak tahu kenapa kamu berpikir begitu, tapi aku benar-benar bekerja keras saat ini."
"Iya, aku tahu."
Melihat Vieria yang sudah tenang, Aryan pun mendekati dan memeluknya. Berada dalam dekapan Aryan membuat Vierai menangis, "maafkan aku."
"Ssh, it's okay. Semuanya akan membaik. Tidurlah, besok baru kita bicarakan lagi," ucap Aryan sambil memeluk dan mencium kening Vieria.
Aryan benar-benar berusaha lebih keras setelah mendengar pernyataan Vieria dan dia terpaksa menggunakan dana cadangan untuk Vieria kembali sekolah baking.
Setidaknya kesibukan tidak akan membuat Vieria berpikir macam-macam, pikir Aryan.
...
Dua tahun kemudian.
Terlihatlah sebuah motor sport merk BMW memasuki gedung perkantoran. Semua orang memandang kagum pada pengendara itu.
"Wuih, siapa tuh?"
"Nggak tahu, yang pasti orang kaya sekali."
"Kalian masa enggak kenal? Dia itu Aryan Ibrahim, CEO muda PT. VNA di lantai 12."
Mereka lebih kagum lagi ketika pengendara itu melepas helmnya, terlihat sangat tampan. Aryan merapikan rambut dan jasnya sambil berjalan masuk gedung. Para pria memandang iri dan para wanita memandang kagum.
Ponsel di saku Aryan berbunyi, "halo, Vie. Ada apa?"
"Kamu sudah sampai kantor? Aku sudah sampai Braten," ucap Vieria.
"Ya, baru saja."
"Sorry mendadak pinjam mobilmu. Aku nggak tahu punyaku kenapa."
"It's okay. Nanti aku suruh mas Farel bawa ke bengkel untuk dicek."
"Thanks... dan jangan lupa untuk pulang lebih cepat, Aryan. Mama masak shabu-shabu hari ini."
"Oke."
Panggilan pun berhenti. Dua tahun sudah berlalu. Sekarang Aryan sudah menjadi pengusaha yang sukses. Perusahaannya berkembang pesat dalam dua tahun terakhir dan sudah mendapat profit dalam ratusan milliar.
Hal pertama yang Aryan lakukan adalah segera membeli rumah dan membawa istri dan ibunya tinggal bersama seperti dulu lagi.
Ibunya sangat senang bisa berkumpul lagi dengan anak dan menantunya.
Vieria juga dihadiahkan sebuah bakery oleh Aryan di hari ulang tahunnya. Vieria sampai tidak percaya dan menangis terharu.
"You deserve it, Vieria. Terima kasih sudah menunggu dan mendukungku selama ini."
Vieria merasa tidak melakukan apa-apa untuk menolong Aryan, tapi kata Aryan, she means a lot.
Kehidupan Vieria dan Aryan pun akhirnya bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aryan dan Vieria
ChickLitAryan tidak ingin Ravina pergi. Aryan pun menahan keinginan Ravina untuk resign dan perlahan-lahan hatinya mulai tertarik pada wanita itu. Mereka berdua mulai sering bersama di luar jam kerja, membicarakan berbagai hal, bergandengan tangan dan berci...