"Aryan," panggil Vieria saat mereka mau tidur.
"Hmm?" Aryan menyahut tanpa menoleh, karena fokus ke ponselnya.
"Kurasa sekarang sudah waktunya."
"Waktu untuk apa?"
"Program hamil."
Aryan pun menoleh ke Vieria dengan pandangan yang tidak bisa diartikan. Sudah dua tahun ini, mereka menunda untuk punya anak sampai merasa keuangan mereka sudah stabil.
Namun, jadwal Aryan yang sangat sibuk membuat rencana Vieria berantakan. Sudah beberapa bulan ini, Aryan jarang menyetubuhinya.
Vieria berusaha memaklumi Aryan yang kelelahan dan tidak dalam suasana sedang bercinta. Jujur saja selain ingin punya anak, Vieria juga merindukan sentuhan Aryan.
"Maaf, Vie. Tapi aku lelah hari ini. Besok mungkin?"
Aryan selalu beralasan kalau dirinya lelah di hari-hari biasa. Kadang weekend juga batal karena ada kerjaan. Frekuensi bercinta mereka perlahan-lahan mulai berkurang.
Vieria ingin menangis dalam hati, sekarang sebulan mungkin mereka berhubungan hanya dua atau tiga kali.
Aryan menyadari Vieria yang jadi muram. Ia pun meletakkan ponselnya dan mengenggam tangan Vieria, "you know, Vie. Kita sudah bicarakan inikan? Ketika kita punya anak, kita sudah harus siap segalanya, bukan hanya keuangan, tapi juga mental."
Vieria masih terdiam, Aryan pun merangkulnya. "Are you okay, Vie?"
Vieria mengangguk, Aryan merasa lega. Diciumnya istrinya itu dan menyuruhnya tidur. Lampu kamar dimatikan. Vieria dan Aryan berada dalam pikirannya masing-masing.
Vieria sedih dan merasa alasan yang dikatakan Aryan terlalu dibuat-buat. Ia merasa Aryan mulai menjauh, enggan bercinta dan punya anak dengannya.
Sedangkan Aryan, sesungguhnya hatinya sedang terbagi dua di belakang Vieria. Beberapa bulan ini ia mulai ada rasa dengan Personal Assistant di perusahaannya. Wanita itu bernama Ravina.
Vieria dan Ravina punya pembawaan yang bertolak belakang. Vieria adalah wanita yang manja, manis dan lembut. Kebalikannya Ravina adalah wanita mandiri, kuat dan tangguh.
Aryan sudah mengenal Ravina selama dua tahun ketika perusahaannya baru mulai. Tidak dipungkiri, PT. VNA bisa berkembang pesat salah satunya karena campur tangan Ravina. Aryan merasa sangat terbantu karena Ravina bisa meringankan beban yang dipikul Aryan sendirian.
Awalnya Aryan biasa saja dan menganggap hubungan mereka sebatas hubungan profesional kerja. Hingga beberapa bulan lalu Aryan terkejut karena Ravina mengajukan pengunduran diri dan mengakui perasaannya selama ini pada Aryan. Ravina menyalahkan Aryan yang kurang peka.
Aryan tidak ingin Ravina pergi. Aryan pun menahan keinginan Ravina untuk resign dan perlahan-lahan hatinya mulai tertarik pada wanita itu. Mereka berdua mulai sering bersama di luar jam kerja, membicarakan berbagai hal, bergandengan tangan dan berciuman.
Aryan merasa jadi pria brengsek. Godaan untuk bersetubuh juga ada. Biar bagaimanapun, Aryan seorang pria dan Ravina seorang wanita. Namun, sejauh ini Aryan bisa menahannya karena teringat Vieria.
Vieria yang merasakan perubahan pada diri Aryan, diam-diam mengecek ponselnya ketika Aryan tidur.
Vieria melihat pesan-pesan, tidak ada yang aneh, kemudian di bagian gallery. Ada beberapa foto terbaru Aryan dan Ravina bersama. Entah kenapa saat melihat foto-foto itu, perasaan Vieria jadi tidak enak. Padahal Vieria tahu siapa Ravina.
Ravina adalah Personal Assistant di kantor Aryan. Vieria pernah bertanya pada Aryan soal dia. Terakhir kali bertemu setahun yang lalu. Saat itu penampilan Ravina masih berambut pendek dan agak gemuk. Namun sekarang, ia telah berubah. Rambutnya sudah panjang, disemir kecoklatan dan langsing.
Kenapa Ravina berubah jadi cantik begini? Vieria bertanya-tanya dalam hati. Seketika jantung Vieria langsung berdebar dan merasa terancam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aryan dan Vieria
ChickLitAryan tidak ingin Ravina pergi. Aryan pun menahan keinginan Ravina untuk resign dan perlahan-lahan hatinya mulai tertarik pada wanita itu. Mereka berdua mulai sering bersama di luar jam kerja, membicarakan berbagai hal, bergandengan tangan dan berci...