Kegundahan hatinya pun ia curahkan ke Jenny, teman baiknya.
"Jen, gue rasa Aryan selingkuh deh," ucap Vieria di sebuah cafe.
"Hah, really? Kenapa lu bisa mikir gitu?," tanya Jenny kaget, dia sulit percaya karena selama ini Aryan terlihat seperti pria baik dan setia.
"Dia jarang sentuh gue, lu percaya nggak? Kita cuma berhubungan kira-kira dua atau tiga kali dalam sebulan?"
Jenny menutup mulutnya, cukup kaget seorang Aryan bisa begitu. Memang patut dipertanyakan, sih.
"Gue juga cek ponsel dia semalam dan gue melihat foto-fotonya dengan wanita ini, Personal Assistantnya."
"Kayak gimana fotonya?"
"Nothing weird actually, kayak kita aja sekarang duduk di meja yang sama. Tapi nggak tahu kenapa, perasaan gue nggak enak jadinya, Jen."
Jenny terdiam sebelum bertanya, "coba lihat fotonya?"
Vieria pun mengeluarkan ponsel dan menunjukkan pada Jenny. Semalam ia sempat memforward beberapa foto ke ponselnya dan menghapus histori agar Aryan tidak curiga.
"Hmm... I smell something's fishy, too. Mereka nggak kelihatan seperti CEO dan Personal Assistant tapi lebih ke sepasang kekasih."
"Ya, kan? Ya, kan? Gue kira cuma gue aja yang merasa gitu," ucap Vieria semangat karena Jenny juga berpikiran sama.
"Lu pernah ketemu tiket nonton bioskop gitu nggak?"
"Gue udah cek juga di dompet, kantong celana dan mobilnya. Nihil."
"Lu jangan nuduh Aryan tanpa bukti dulu, Vie. Nanti dia marah, lho."
"Iya, sih. Tapi tadi pagi gue sempat tanya dia."
"Tanya apa?"
"Ya, tentang foto-foto itu. Mereka lagi dimana? Kapan? Ngapain aja."
"Terus reaksinya?"
"Biasa aja, sih."
"Mungkin emang benar nggak ada apa-apa, Vie."
"Makanya itu, gue mau minta tolong."
Perasaan Jenny tidak enak, "tolong apaan?"
"Sabtu ini Aryan bilang dia ada meeting dengan klien di mall. Bertiga sama wanita itu. I'm planning to stalk them, lu temenin gue ya."
"Hah, serius?"
"100 % serius. Jadi ikut, Jen?"
"Hmm... fine, sekalian gue temanin Rainer deh. Dia bilang mau potong rambut disana," ucap Jenny memanfaatkan suaminya.
"Okay, deal."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aryan dan Vieria
ChickLitAryan tidak ingin Ravina pergi. Aryan pun menahan keinginan Ravina untuk resign dan perlahan-lahan hatinya mulai tertarik pada wanita itu. Mereka berdua mulai sering bersama di luar jam kerja, membicarakan berbagai hal, bergandengan tangan dan berci...