Vieria sudah bersiap-siap untuk tidur. Kedua orang tuanya sedang jalan-jalan ke luar kota. Orang tuanya sudah mengajaknya untuk ikut sekalian refreshing. Namun, Vieria menolak karena malas dan memastikan kedua orang tuanya agar tidak perlu mencemaskannya.
Velcro juga lembur hari ini, jadi Vieria sendirian di rumah. Begitu ia naik kasur, terdengar suara bel.
"Aduh, siapa sih malam-malam begini?," keluh Vieria kesal sambil berjalan ke arah pintu.
Namun betapa kagetnya ketika ia membuka pintu dan melihat sosok yang datang. "Ar.. Aryan?"
"Vieria," ucap Aryan langsung memeluk istrinya. Vieria terkejut.
"Ar... Aryan, get off me!"
Aryan langsung melepas Vieria, "sorry, I miss you like crazy, Vie."
"Well... I don't. Mau apa kemari?"
"Please, Vie. Kasih tahu apa yang harus kulakukan? Aku tak tahan tidak mendengar atau melihatmu sama sekali."
Dalam hati sebenarnya Vieria senang mendengar kata-kata Aryan.
Vieria juga sudah tahu kalau sekarang Ravina dicuekkin Aryan. Hal itu membuatnya girang.
Namun, Vieria masih gengsi dan memasang muka jutek. Ia tidak ingin semudah itu memaafkan Aryan.
"Sekarang udah lihat kan? Sana pulang!," ucap Vieria sambil menutup pintu rumahnya, namun ditahan Aryan dan dengan tak tahu malu langsung masuk.
"Aku masuk ya," ucap Aryan.
"Udah di dalam baru ngomong," balas Vieria.
"Mama dan papa kemana? Velcro?," tanya Aryan.
"Mereka ke luar kota. Velcro lembur."
Kesempatan! Pikir Aryan. Ia langsung mendekati Vieria dan menyudutkannya ke dinding. Kedua tangan Vieria dikunci Aryan di atas kepalanya.
"Aryan, apa yang... mmm?"
Vieria tidak menyangka Aryan menciumnya secara mendadak. Ia ingin memberontak, namun kedua tangannya ditahan satu tangan Aryan, sedangkan tangan Aryan satu lagi menahan pipi Vieria agar tidak bergerak-gerak.
"Mmm...mmm...mmm," desah Vieria. Aryan menciumnya menggebu-gebu. Mengecap dan memilin lidahnya.
Oh, tidak. Aku mulai basah, pikir Vieria.
Aryan melepas ciuman mereka untuk melihat reaksi Vieria. Vieria memandangnya sayu, membuat Aryan menyeringai.
Aryan langsung menggendong Vieria dan menuju ke kamar.
"Aaaah, kamu mau apa?," teriak Vieria.
Aryan merebahkan Vieria di kasur dan mengamatinya. Ia baru sadar Vieria mengenakan gaun tidur yang cukup seksi.
Shit! Aryan sudah tak tahan lagi, hasrat yang sudah ditahannya hampir dua minggu. Juga karena kejadian hari ini di kantornya.
"Hmm, ah, ah..ng," desah Vieria ketika Aryan menciumi dan mengecap lehernya dengan penuh gairah.
Vieria sendiri tidak menolak, karena jujur sebenarnya ia juga merindukan permainan ranjang Aryan.
Aryan memelorotkan gaun tidur Vieria, sehingga kini payudaranya terlihat jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aryan dan Vieria
ChickLitAryan tidak ingin Ravina pergi. Aryan pun menahan keinginan Ravina untuk resign dan perlahan-lahan hatinya mulai tertarik pada wanita itu. Mereka berdua mulai sering bersama di luar jam kerja, membicarakan berbagai hal, bergandengan tangan dan berci...