Menyatu 🔞

344 2 0
                                    

"Ah, ah, ah," desah Vieria ketika Aryan mulai menghisap dan mempermainkan kedua payudaranya.

Kemudian ciuman Aryan turun hingga perut dan vagina. Vieria masih mengenakan celana dalam.

"Vieria, boleh?," bisik Aryan. Vieria pun mengangguk.

Aryan senang bukan main, ia langsung menurunkan celana dalam Vieria dan membuka lebar pahanya. Terlihat jelas vagina Vieria yang sudah basah, membuat Aryan sangat bernafsu.

"Ah, oh, oh, hmm, oh, oh... Ar... yan," desah Vieria ketika Aryan menjilati vaginanya.

Vieria menjambak rambut Aryan, matanya terpejam menikmati permainan lidah Aryan di vaginanya.

Oh, ini gila! Kapan Aryan belajar melakukan ini? Vieria bertanya-tanya. Apakah Ravina?

Aryan merasa Vieria segera mencapai orgasmenya, Aryan pun menghentikan kulumannya.

"Aah, kok stop?," tanya Vieria merasa tanggung.

Aryan menyeringai, "we should make a deal first."

"Sekarang? Kamu gila ya? What kind of deal?," tanya Vieria tak sabar, masalahnya vaginanya sudah berkedut-kedut.

"Aku mau kita baikan lagi. Kamu pulang ya. Kembali padaku, Vie."

"Dasar licik! Curang!," ucap Vieria.

"Sorry, kulakukan segalanya agar kamu jadi milikku lagi, Vieria. Walaupun harus memakai cara licik."

Kata-kata posesif Aryan malah membuat Vieria makin bergairah. Ditambah kecupan-kecupan ringan di leher Vieria dan gerakan seduktif Aryan dengan menggesekan penisnya pada bibir vagina Vieria. "Oh.. ng."

"So..?," tanya Aryan sambil berbisik di telinga Vieria.

"Yes... I'm coming home," jawab Vieria.

Aryan menyeringai senang. Ia segera bangkit dan membuka seluruh pakaiannya. Terlihat penisnya sudah berdiri tegak.

Melihat itu Vieria langsung merendahkan harga dirinya, "masukkin, please."

Tanpa lama, Aryan segera memasukkan penisnya ke vagina Vieria yang sudah sangat basah.

Slep, satu dorongan kuat membuat penis Aryan masuk seutuhnya membuat Vieria mendesah lagi, "aah.."

Aryan menggenjot Vieria berkali-kali. Hujaman demi hujaman membuat Vieria menutup mata saking nikmatnya.

"Ah, Aryan... it's so good, ah, ah!"

"Buka matamu, Vie."

Vieria pun menurut dan memandang sayu pada Aryan. Aryan balik tersenyum padanya. "Aku suka kamu memandangku saat menikmatinya, it's look so seductive, baby."

Aryan semakin semangat bergerak, penisnya keluar masuk vagina Vieria, berulang kali menusuk-nusuk titik rangsang Vieria.

Vieria merem melek, "oh, Aryan. Mau.. keluar."

Aryan semakin mempercepat gerakannya hingga...

"Oooooooh...", desah Vieria mencapai orgasme.

"Ah," desah Aryan menyemprot spermanya yang tertampung cukup lama, hingga banyak sekali.

"Sudah, Aryan?," tanya Vieria menunggu Aryan mengeluarkan seluruh sperma ke dalam tubuhnya.

Aryan mengangguk dan mencabut penisnya pelan-pelan.

"Ng..ah," desah Vieria merasa kosong.

Aryan berbaring di sebelah Vieria dan memandang istrinya dengan serius.

"Vieria, maaf. Percayalah, tidak ada lagi Ravina di antara kita. Kamu adalah permaisuri hatiku," ucap Aryan sambil mengecup tangan Vieria.

Vieria meleleh atas perlakuan Aryan, "boleh aku tanya sesuatu?"

Vieria meleleh atas perlakuan Aryan, "boleh aku tanya sesuatu?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aryan dan VieriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang